Beragam cara dilakukan orang untuk bisa tampil seksi. Ada yang suntik putih, berolahraga membentuk badan, atau melakukan cara instan membesarkan payudara dengan filler payudara.
Ya, treatment membesarkan payudara ini belakangan banyak dilakukan beberapa perempuan, salah satunya selebgram Meicha Lee dan model Monica Indah. Tapi bukannya mendapatkan payudara impian, di media sosialnya, mereka justru bercerita mengalami malpraktek dari treatment filler payudara yang diikutinya. Duh, kok bisa, ya?
Hati-hati Filler Payudara, Lebih Banyak Dampak Negatifnya!
Berikut ini penjelasan mengenai proses dan dampaknya bagi kesehatan Anda!
Filler Payudara, Jangan Pernah Melakukannya
Di Instagram pribadinya @meicha_lee04, Meicha Lee menceritakan apa yang dialaminya seputar filler payudara melalui sebuah video, Selasa (16/3/2021). Di video tersebut ia menunjukkan payudaranya yang bengkak dan mengeluarkan nanah pasca-filler (konten sudah di-block pihak Instagram). Sedangkan, Monica Indah merasakan benjolan, nyeri, dan kulit payudaranya memerah, juga demam.
Awalnya mereka melakukan itu lantaran tergiur harganya yang murah. Namun tak disangka, harapannya jauh dari ekspektasi. Jaringan di dalam payudara ‘rusak’ dan mereka harus menjalani operasi guna menyembuhkan payudaranya.
Berbahaya Secara Medis
Menanggapi kasus-kasus tersebut, pakar kecantikan dan antiaging Cyn Clinic dr. Cynthia Jayanto, M.Biomed (AAM) menjelaskan bahayanya filler payudara di akun Instagram @chynthia_dr, Sabtu (20/3/2021). Dan ia menegaskan agar para perempuan tidak melakukan treatment sekali pun harganya sangat murah.
Dalam videonya, dr. Chynthia menuliskan 3 hal mengapa filler payudara tidak boleh dilakukan:
- Sudah dilarang di negara Eropa dan Amerika.
- Efek samping jika tidak dilakukan dengan tepat adalah pembengkakan dikarenakan infeksi hingga terjadi penyumbatan pembuluh darah ke jantung dan otak, yang mengakibatkan kematian.
- Mengganggu pemeriksaan penunjang USG payudara saat dilakukan screening untuk melihat ‘apabila ada tumor’.
Tidak Disetujui FDA
Mengenai poin No. 1 di atas, hal ini senada dengan yang dituliskan Healthline dalam lamannya.
“Perawatan injeksi filler tidak disetujui Food Drug and Administration (FDA) di Amerika Serikat dan Eropa. Meski dampaknya tidak invasif, filler kosmetik tidak dianggap sebagai perawatan yang tepat untuk area payudara, itu juga karena studi jangka panjang mengenai hal ini belum diketahui kemanjurannya.”
“Perlu diketahui bahwa bahan baku material filler untuk payudara masih non-available dan non-registrasi di Indonesia. Biayanya yang rasanya mungkin masih terjangkau dibandingkan implan dan fat grafting payudara tidak sebanding dengan masalah di kemudian hari dan tidak sebanding dengan nyawa yang Anda pertaruhkan. Seorang dokter ahli saja bisa melakukan kesalahan apalagi seorang dokter yang notabenenya bukan ahlinya,” terang dr. Chyntia lagi.
Bagaimana Filler Payudara Dilakukan?
Suntikan filler sebelumnya banyak digunakan untuk wajah, baru belakangan dipertimbangkan diberikan pada area payudara. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk memperbesar volume payudara.
Healthline menulis bagaimana proses ‘pengisian’ payudara dilakukan. Caranya adalah dengan mengisi dermal (jaringan lunak) pada payudara dengan bahan berbasis asam hialuronat atau hyaluronic acid (HA), seperti Juvéderm dan Restylane. Pengisi kulit yang paling umum digunakan adalah Sculptra, yaitu sejenis asam laktat poli-L.
Proses penyuntikan dilakukan selama beberapa kali dalam beberapa bulan. Tujuannya adalah untuk merangsang tubuh menghasilkan kolagen baru di area yang disasar. Dalam hal ini payudara.
Efek Sampingnya Menurut Penelitian
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, belum ada studi jangka panjang yang meneliti bahwa perawatan ini baik untuk payudara dan sel-sel yang ada di dalamnya.
Belum lagi banyak klinik kecantikan yang menyatakan bahwa treatment ini berdampak negatif bagi kesehatan tubuh. Satu di antaranya seperti yang ditulis Ultimoclinic.com pada artikel berjudul Breast Fillers Injection Don’t Try Before Your Read It. Di situ dikatakan, suntik filler berpotensi menimbulkan banyak efek samping karena payudara memiliki konstruksi pembuluh darah yang sangat kompleks.
“Di antaranya pembengkakan akibat infeksi pada pembuluh darah yang tersumbat yang dapat menyebabkan kematian,” ujar pemilik Klinik Ultimo dr. Enrina Diah,
Sp.BP-RE, KKF. Dr. Enrina menyarankan, kalaupun terpaksa, filler harus dilakukan oleh tenaga profesional yang bersertifikat dan berpengalaman.
Jadi, apa Bunda masih tertarik untuk melakukan filler payudara?
Baca juga:
id.theasianparent.com/saat-menyusui-kanker-payudara-stadium-3
Cara Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI); Penting Dilakukan oleh Setiap Wanita
Adakah pengaruh ukuran payudara dengan kemampuan menyusui? Ini jawabannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.