Kolera adalah penyakit diare akut yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae. Kasus kejadian kolera ini di seluruh dunia mencapai 2,9 juta kasus hingga 95.000 kasus kematian per tahunnya.
Penyakit ini bisa dialami oleh segala usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Akibat yang ditimbulkan bisa berbahaya sebab penderita bisa sampai mengalami dehidrasi parah. Inilah yang membuat kolera bisa berdampak fatal karena bisa sampai menyebabkan kematian.
Kondisi ini biasanya juga terjadi di daerah yang penduduknya padat. Selain itu, lingkungan yang kotor atau tidak higienis bisa menjadi faktor lain yang meningkatkan risiko seseorang terkena kolera.
Kolera: Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati
Gejala Kolera
Kolera ditandai dengan kondisi diare parah. Diare biasanya bertekstur cair dan warnanya pucat keputihan seperti air cucian beras atau susu.
Selain diare, penderita kolera juga merasakan berbagai gejala lainnya:
- Perut terasa keram
- Muntah
- Mual
- Dehidrasi karena diare yang parah
Dibandingkan orang dewasa, gejala kolera pada anak bisa jauh lebih parah. Selain gejala-gejala di atas, anak-anak biasanya juga akan lebih rentan mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah rendah. Hal ini bisa menyebabkan mereka mengalami kejang hingga kesadarannya menurun.
Pada anak, segera bawa ke dokter bila mengalami berbagai gejala berikut ini:
- Demam tinggi di atas 39 C
- Mengalami diare yang tak kunjung sembuh selama 24 jam
- Popok bayi tidak basah selama 3-4 jam setelah diganti
- Terlihat sangat lemas dan selalu mengantuk
- Mulut atau lidah terlihat kering
- Perut, pipi, dan matanya terlihat cekung
- Warna tinja kehitaman atau mengandung darah
Artikel Terkait: Diare pada Anak: Perbedaan Diare karena Bakteri dan Diare Rotavirus
Penyebab Kolera
Kolera disebabkan oleh infeksi dari bakteri Vibrio cholerae. Jenis bakteri ini hidup di alam bebas di berbagai ekosistem yang seringnya berair seperti sumur, danau, hingga sungai.
Bekteri ini bisa berpindah dan menginfeksi tubuh manusia lewat air maupun makanan yang terkontaminasi bakteri kolera. Misalnya saja makanan maupun minuman yang proses pembersihannya kurang sebelum dikonsumsi.
Beberapa makanan yang kerap terkontaminasi bakteri ini bila tak dibersihkan dan dimasak dengan benar, antara lain makanan laut seperti ikan dan kerang-kerangan, biji-bijian, serta sayuran maupun buah-buahan.
Namun, sebaiknya Parents tidak terlalu banyak khawatir. Sebab, makanan dan minuman dalam keseharian kita tidak akan bisa langsung menyebabkan kolera. Jumlah bakteri yang terdapat dalam makanan dan minuman bisa menyebabkan kolera bila jumlahnya banyak.
Bila itu terjadi, bakteri akan berkembang biak di dalam usus kecil. Prosesnya ini bisa mengganggu pencernaan tubuh manusia dengan mengganggu penyerapan sejumlah air maupun mineral. Inilah yang bisa menyebabkan seseorang mengalami diare yang menjadi tanda utama penyakit ini.
Ada beberapa faktor risiko lain seseorang bisa terjangkit bakteri kolera, beberapa di antaranya misalnya:
- Tinggal satu rumah dengan penderita meskipun tak menular secara langsung dari orang ke orang, hanya bisa melalui makanan atau air.
- Hidup di tempat tinggal dan lingkungan yang kotor
Artikel Terkait: Si Kecil Diare, Bun? Inilah 5 Rekomendasi Obat untuk Mengatasinya
Komplikasi yang Bisa Dialami
Penyakit ini tidak bisa dibiarkan begitu saja saat sudah terjadi. Kehilangan cairan hingga dehidrasi bisa berakibat fatal bagi tubuh kita.
Ada beberapa komplikasi yang bisa dialami seseorang setelah terinfeksi kolera, di antaranya:
- Hipoglikemia atau kondisi gula darah yang rendah
- Hipokalemia atau kekurangan kalium
- Gagal Ginjal
Penanganan yang Bisa Dilakukan
Bagi penderita, agar dehidrasi tidak semakin parah terjadi sebaiknya barengi dengan penggantian cairan dan elektrolit. Buatlah oralit berupa campuran gula dan garam yang dilarutkan dengan air. Berikan pada penderita sesuai dengan kondisi keparahan dehidrasi.
Namun bila dehidrasi lebih parah, dianjurkan untuk segera membawa penderita ke rumah sakit terdekat. Pada kasus yang berat, cairan digantikan dengan cairan infus melalui vena. Dengan penanganan yang tepat ini, kasus kematian akibat penyakit ini akan lebih menurun kemungkinannya.
Artikel Terkait: 8 Obat Diare yang Efektif dan Bisa Dibeli di Apotek, Apa Saja?
Itulah berbagai gejala, penyebab, komplikasi hingga penanganan kolera. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
****
Baca Juga:
Alergi makanan pada anak bisa mengancam jiwa, waspadai gejalanya!
Anak diare, ini hal yang perlu Parents ketahui dan lakukan
Makanan untuk diare, ini daftar yang dianjurkan dan perlu dihindari
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.