Belum lama ini kabar viral mengenai kelainan sesksual fetish kembali terungkap. Korban dari fetish mukena yang berkedok foto katalog online shop di Malang mulai buka suara di media sosial.
Melansir dari Detik.com, Kasatreskrim Polresta Malang Kota Kompol Tinton Yudha Riambodo mengungkap agar korban sebaiknya segera melapor. Pihaknya pun kini tengah melakukan penyelidikan agar korban tak semakin berjatuhan.
Kasus Fetish Mukena di Malang, Ini Kata Pihak Kepolisian
Sumber gambar: Twitter @jeehantz.
Kabar mengenai hal ini semakin bermunculan setelah para korban buka suara di media sosial. Sayangnya, belum ada yang melaporkan ke pihak kepolisian.
“Kami sudah mengetahui, terkait posting-an tersebut. Kami mengimbau korban segera lapor, agar bisa kita tindaklanjuti,” ujar Tinton, melansir Detik.com.
Mengatasi hal ini, pihaknya akan bekerja sama dengan Tim Cyber Polda Jawa Timur. Hal ini dilakukan untuk melacak keberadaan dari pemilik akun fetish tersebut.
“Nantinya kami juga akan berkoordinasi dengan Tim Cyber Polda Jawa Timur, guna melacak akun fetish tersebut,” ujarnya lagi.
Ia pun menegaskan bahwa sebaiknya para korban terbuka dengan pihak kepolisian untuk membantu penyelidikan. “Karena sampai saat ini, kami belum menerima laporan. Untuk itu, kami minta korban segera melapor, agar pelaku juga bisa terungkap,” ujarnya lagi.
Artikel Terkait: 56 Bentuk Fetish Selain Kain Jarik, Mulai dari Serangga hingga Kentut
Salah Satu Korban Ingin Melaporkan
Source: detik.com.
Sebelumnya, memang kasus ini ramai diperbincangkan di media sosial. Pemiliki akun @jeehantz di Twitter buka suara mengenai kasus pelecehan fetish yang berkedok online shop. Thread yang dibuatnya itu banyak dikomentari dan di-retweet oleh para pengguna lainnya.
Sang predator disebut sebagai seorang pemilik online shop mukena di Malang. Ia mengaku mengalami banyak keganjalan hingga akhirnya kedok sang pelaku pun terbongkar.
“Thread ini aku buat enggak untuk menjatuhkan siapa-siapa, ya, pure bertujuan untuk memberikan peringatan buat teman-teman semua. Utamanya para model, untuk lebih berhati-hati dan teliti ketika memutuskan collab dengan produk tertentu,” tulis akun tersebut.
Sementara itu, salah seorang korban yakni JT (20) mengaku memiliki keinginan untuk melaporkan kasus kepada pihak yang berwajib. Namun, dirinya tak ingin melakukan seorang diri karena ada korban-korban lain yang juga mengalami nasib serupa.
“Rencananya melaporkan ke polisi bersama teman-teman lain, yang juga menjadi korban. Kami juga masih bingung bagaimana bisa melaporkan kasus ini,” ujar JT.
Artikel Terkait: Viral Fetish Foto Mata Perempuan Diperban, Begini Cara Cegah Anak Jadi Korban
Apa Kata Psikolog?
Saat seseorang mengalami ketertarikan seksual pada objek yang bukan objek seksual, gangguan ini disebut juga parafilia. Dr. Baby Jim Aditya M.Psi., seorang psikolog sekaligus seksolog mengungkapkan hal ini, melansir Kompas.com.
Menurutnya parafilia di masyasrakat kerap juga disebut dengan fetish. Dampaknya bisa beragam pada seseorang. Namun, hal yang sebaiknya dititikberatkan ialah persetujuan.
Baby mengatakan bahwa sebetulnya fetish tidak akan menjadi masalah bila dilakukan berdasarkan persetujuan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan ialah keselamatan jiwa maupun kenyamanan orang-orang yang terlibat.
“Kalau misalnya masih dalam batas-batas yang enggak menyakiti, mengancam nyawa, ya oke-oke saja. Consent dulu nomor satu, baru safety,” ungkap Baby.
Artikel Terkait: Waspada! Penguntit dengan Fetish Kaki dan Sepatu Incar Anak Sekolah
Walau bagaimana pun, bila kasusnya tidak berdasarkan persetujuan seperti yang baru saja terjadi, memang jadi satu hal yang tak dibenarkan.
Itulah perkembangan kasus fetish mukena yang ramai diperbincangkan belum lama ini. Besar harapan agar kasus ini bisa menemukan titik terang. Kejadian serupa maupun pelecehan seksual lainnya tidak terjadi lagi kapan pun dan pada siapa pun.
****
Baca Juga:
Awas! Kelainan seks bisa dialami suami maupun istri, kenali gejalanya berikut ini!
Viral Predator Seksual dengan Fetish Kain Jarik, Ini Hal yang Bisa Parents Pelajari
Viral Perempuan Dibungkus Kain, Psikolog:"Itu Gangguan Parafilia"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.