Baru-baru ini, media sosial diramaikan oleh kasus seorang anak lelaki yang mencuri celana dalam wanita di Karanganyar, Jawa Tengah. Menurut psikolog, tindakan anak itu kemungkinan disebabkan oleh fetishistic disorder atau biasa disebut dengan fetish. Fetish pun memiliki beragam jenis yang berbeda-beda.
Arrundina Puspita Dewi, MPsi, seorang psikolog dari Recoverme menjelaskan bahwa fetishistic disorder merupakan gangguan psikologis yang terkait dengan daya tarik seksual pada benda mati atau bagian tubuh yang secara tradisional tidak dipandang bisa membangkitkan gairah secara seksual.
Objek fetish bisa berupa barang yang dipakai seperti pakaian dalam, sepatu wanita, atau lingerie. Fetish dapat menggantikan aktivitas seksual dengan pasangan atau dilibatkan ketika melakukan aktivitas seksual dengan pasangan yang bersedia.
Arrundina menjelaskan pengidap fetishistic disorder biasanya memiliki gangguan dalam kehidupan sosial hingga pekerjaan yang dapat mengganggu aktivitas kesehariannya. Seseorang yang memiliki fetishistic disorder minimal selama 6 bulan merasakan gejala gangguan psikologis secara berulang.
“Salah satu gejala gangguan ini adalah selama setidaknya 6 bulan si individu ini memiliki gairah seksual yang berulang dan intens melalui fantasi dan dorongan untuk berperilaku seksual dengan menggunakan benda mati, atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh tertentu nongenital,” tutur Arrundina dilansir Detikcom (16/4/2020).
Hubungan Gangguan Fetishistik dan Aktivitas Seksual
Orang dengan gangguan fetishistik mungkin tidak dapat berfungsi secara seksual tanpa fetish mereka. Fetish dapat menggantikan aktivitas seksual khas dengan pasangan atau dapat diintegrasikan ke dalam aktivitas seksual dengan pasangan yang bersedia.
Kebutuhan akan fetish dapat begitu kuat dan kompulsif sehingga merusak kehidupan seseorang. Akan tetapi pada kebanyakan orang yang memiliki fetish, mereka tidak menunjukkan perilaku yang memenuhi kriteria mengalami kelainan. Pasalnya, gangguan itu tidak menyebabkan pengidapnya tertekan secara signifikan, mengganggu kehidupan sehari-hari, atau membahayakan orang lain.
Pengobatan gangguan fetishistik terbatas keefektifannya namun psikoterapi dan obat-obatan seperti jenis antidepresan yang disebut selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs) mungkin dapat membantu.
Berikut 7 Jenis Fetish yang Umum
Sebenarnya ada sekitar 46 macam jenis fetish yang diketahui, namun ada 7 macam yang paling umum di antaranya adalah berikut:
1. Pedofilia
Orang dengan pedofilia memiliki fantasi, dorongan, atau perilaku yang melibatkan aktivitas seksual ilegal dengan anak-anak yang umumnya berusia 13 tahun ke bawah.
Beberapa pedofil, yang dikenal sebagai pedofil eksklusif, hanya tertarik secara seksual kepada anak-anak dan tidak tertarik pada orang dewasa. Aktivitas pedofil merupakan pemerkosaan dan merupakan tindak pidana berat yang dapat dihukum penjara.
2. Frotteurism
Fetish ini merupakan dorongan seksual seseorang untuk menyentuh atau menggosok alat kelaminnya pada tubuh orang lain atau orang asing tanpa persetujuan.
Dalam kebanyakan kasus frotteurism, seorang pria menggosok-gosok genitalnya terhadap wanita, seringkali di lokasi umum yang ramai seperti di KRL yang padat atau di pusat perbelanjaan. Perilaku semacam ini ilegal dan termasuk pelecehan. Pelaku bisa diperkarakan jika korban melapor.
3. Transvestitisme
Transvestitisme, atau fetishisme transvestik, adalah ketika laki-laki heteroseksual mengenakan pakaian perempuan untuk meningkatkan gairah seksual.
Ini biasanya tidak melibatkan pasangan tetapi berfantasi dengan pasangan wanita. Beberapa pria hanya mengenakan satu pakaian khusus wanita, seperti pakaian dalam. Namun ada juga yang sepenuhnya berpakaian seperti perempuan, termasuk gaya rambut dan make-up.
4. Parafilia
Beberapa gangguan ini dikaitkan dengan perilaku agresif dan ilegal, namun ada juga yang tidak agresif atau berbahaya. Parafilia lebih umum terjadi pada pria daripada wanita, perbandingannya 20 kali lipat. Dalam kebanyakan kasus, orang dengan paraphilia mengalami kesulitan mengembangkan hubungan pribadi dan seksual dengan orang lain.
Sayangnya, sampai saat ini masih belum diketahui penyebab pasti yang menyebabkan parafilia. Beberapa ahli meyakini itu disebabkan oleh trauma masa kecil, seperti pelecehan seksual. Ahli yang lain berpendapat bahwa objek atau situasi dapat menjadi gairah seksual jika mereka sering dikaitkan dengan aktivitas seksual yang menyenangkan.
5. Voyeurisme
Orang yang memiliki fetish jenis voyeurisme akan mencapai gairah seksual dengan memata-matai atau mengintip orang lain yang telanjang atau sedang melakukan aktivitas seksual. Orang yang diintip kebanyakan tidak sadar dan tidak menaruh curiga. Voyeur tidak menginginkan kontak seksual dengan orang yang mereka intip.
6. Masokisme
Masokisme seksual adalah tindakan dihina, dipukuli, atau dibuat menderita untuk mencapai kesenangan dan klimaks seksual. Tindakan-tindakan ini mungkin terbatas pada penghinaan verbal, atau mungkin melibatkan dipukuli, diikat, atau disiksa.
Masokis dapat dilakukan dengan fantasi seseorang pada dirinya sendiri dengan memotong atau menusuk kulit atau membakar diri sendiri. Pengidap masokisme bisa juga mencari pasangan yang suka menyakiti atau menghina orang lain.
7. Sadomasokis
Fantasi Sadomasochistic tidak biasa di antara orang dewasa pada umumnya. Dalam sebagian besar kasus ini, penghinaan dan pelecehan dilakukan dalam fantasi. Para pelaku sadar bahwa perilaku itu hanyalah “permainan” dan menghindari rasa sakit dan cedera.
Inila 7 jenis fetish yang paling sering dialami dan ditemui di tengah masyarakat. Jika mengalaminya, tak ada salahnya untuk segera melakukan konsultasi dengan psikolog atau pun psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga:
5 Tips Melakukan Seks Romantis yang Perlu Anda Coba
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.