Fakta terbaru terkait pneumonia ‘misterius’, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menerima laporan anak yang terinfeksi bakteri mycoplasma pneumoniae berdasarkan tes polymerase chain reaction (PCR). Bakteri tersebut diketahui merupakan si ‘biang kerok’ dari kasus lonjakan pneumonia misterius yang menyerang anak-anak di China, Parents.
Namun, laporan ini baru disampaikan secara lisan dari DKI Jakarta. Jadi, belum ada catatan pasti dan Dinkes DKI Jakarta masih melakukan verifikasi.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi.
Menurutnya, pemerintah masih akan melakukan pemeriksaan epidemologi dan mendata gejala pasien terlebih dulu. Ia juga berpesan agar tidak perlu khawatir karena mycoplasma pneumoniae sendiri bukanlah jenis bakteri baru.
“Pneumonia mycoplasma bukan penyakit baru seperti COVID-19. Penyakit ini sebelumnya sudah ada dan sudah ada obatnya,” jelasnya mengutip laman Kontan.
Meski begitu, sebagai orang tua mungkin kita tetap merasa khawatir akan hal ini. Namun, jangan panik, kita bisa belajar memahami apa itu mycoplasma pneumoniae sebagai salah satu upaya pencegahaan penyakit ini agar tidak menyerang si kecil, kok.
Melansir berbagai sumber, yuk simak bersama fakta seputar mycoplasma pneumoniae berikut ini, Parents!
Fakta Tentang Mycoplasma Pneumoniae
1. Mycoplasma Pneumoniae adalah Bakteri
Mycoplasma Pneumoniae adalah jenis bakteri yang menyebabkan infeksi ringan pada sistem pernapasan. Bakteri ini termasuk ke dalam genus mycoplasma.
Meski sebagian besar bakteri ini sebabkan infeksi ringan, tetapi dalam beberapa kasus, mycoplasma juga bisa sebabkan infeksi paru yang lebih serius sehingga pasien butuh perawatan di rumah sakit.
2. Bisa Menular
Melansir laman Center for Disease and Prevention Control (CDC), bakteri Mycoplasma pneumoniae bersifat menular dengan masa inkubasi sekitar 1-4 minggu. Jadi, penularannya cenderung lama. Hal inilah yang sebabkan bakteri ini mendapat julukan ‘walking pneumonia’.
Untuk pesebarannya, mycoplasma pneumoniae bisa menyebar melalui droplet atau tetesan air liur. Artinya, pada saat penderita bersin atau batuk, tetesan air liur mereka bisa menularkan bakteri ini pada orang lain.
Maka itu, penularannya juga bisa ditimbulkan dari orang-orang terdekat seperti keluarga yang tinggal satu rumah serta berbagi alat makan.
3. Lebih Banyak Menyerang Anak-anak
Di China dan beberapa negara terdampak, bakteri satu ini lebih sering menyerang anak-anak.
Rata-rata kasus pneumonia misterius di China menyerang anak berusia 8 tahun, melansir The Global Times. Sementara itu, Daily Mail melaporkan kasus pneumonia mycoplasma menyerang rata-rata anak usia 3-14 tahun. Hal serupa juga dilaporkan Dinkes DKI Jakarta, kasus mycoplasma pneumonia ini ditemukan pada pasien anak. Kira-kira, mengapa anak-anak begitu rentan terinfeksi bakteri ini, ya?
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI Imran Pambudi menjelaskan, ini bisa terjadi karena saluran napas pada anak cenderung pendek. Hal ini sebabkan bakteri lebih mudah masuk ke jaringan paru, terutama pada saat masa pancaroba atau perubahan musim.
“Saluran napas pendek. Jadi, bakteri penyebab ISPA lebih mudah masuk ke jaringan paru karena ia pendek,” ungkapnya seperti dikutip dari konferensi pers yang disiarkan di Youtube Kemenkes.
Artikel Terkait: ISPA Bisa Berkembang Menjadi Pneumonia yang Mematikan, Kenali Gejalanya Sekarang!
4. Akan Lebih Berbahaya di Daerah Tinggi Polusi
Selanjutnya, Imran juga menjelaskan jika bakteri ini akan lebih bahaya di daerah tinggi polusi. Pasalnya, polusi akan membuat paru-paru semakin sensitif yang bisa memicu berbagai masalah pernapasan lain juga.
Selain itu, silia atau rambut halus di saluran pernapasan akan cenderung rontok di daerah tinggi polusi. Ini akan sebabkan bakteri dan patogen lain lebih mudah masuk ke saluran pernapasan.
“Silia kan fungsinya menangkap kotoran, debu, bakteri, atau virus. Kerontokan silia bisa membuat jalur pernapasan tidak punya penyaring dan membuat patogen masuk (termasuk mycoplasma pneumoniae),” jelasnya.
5. Gejala yang Perlu Diwaspadai
Terkait gejala, dokter spesialis paru Erlina Burhan juga menjelaskan dalam konferensi pers, anak yang memiliki riwayat asma atau alergi kemungkinan berisiko mengalami penyempitan saluran napas saat terinfeski mycloplasma pneumoniae. Sehingga, salah satu gejala yang dirasakan bisa berupa sesak napas.
Lebih lanjut, beberapa gejala infeksi pneumonia mycoplasma lain yang bisa terjadi pada anak-anak di antaranya:
- Bersin-bersin
- Hidung tersumbat
- Sakit tenggorokan
- Mata berair
- Wheezing
- Jika batuk berlebih terkadang muncul diare
Artikel Terkait: Cara Mencegah Pneumonia pada Bayi dan Balita, Cek Parents!
6. Upaya Pencegahan Pneumonia yang Bisa Dilakukan
Di peralihan musim seperti sekarang, kekebalan tubuh terutama anak cenderung menurun. Maka itu, kita sebagai orang tua perlu menerapkan upaya pencegahan agar si kecil tidak berisiko terinfeksi bakteri ini.
Mengingat infeksi bakteri ini menular melalui droplet, maka itu upaya pencegahan yang utama adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Ajarkan anak untuk selalu mencuci tangan sebelum dan setelah makan, sebelum menyentuh area wajah, serta sehabis dari kamar mandi. Ajak anak cuci tangan dengan sabun setidaknya selama 20 detik.
- Gunakanlah masker saat keluar dan ketika sedang sakit
- Jika Parents atau anggota keluarga ada yang sakit terutama sudah menunjukkan gejala flu, hindari kontak langsung dengan anak sementara waktu
- Terapkan pola hidup sehat seperti makan makanan bergizi, rajin olahraga, dan istirahat yang cukup.
Artikel Terkait: Menyerang Organ Paru-Paru, Kenali Perbedaan Pneumonia dengan Tuberkulosis
Parents, itulah sejumlah fakta terkait bakteri mycoplasma pneumoniae yang tengah dibicarakan karena menjadi penyebab kasus pneumonia misterius yang melonjak di China dan beberapa negara, termasuk Indonesia. Semoga bermanfaat dan tetap jaga kesehatan diri juga keluarga terutama si kecil, ya!
***
Baca Juga:
Penyakit Pneumonia pada Anak Meningkat, Simak Penjelasan Dokter Apin!
Vaksin Pneumonia: Manfaat, Jenis, dan Efek Sampingnya
Pneumonia pada Bayi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Cara Mencegah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.