10 Film Kartun Yang Terlarang Untuk Anak
Semua anak pasti suka film kartun. Tapi jangan biarkan mereka menontonnya seorang diri. Atau, jauhkan mereka sama sekali dari film kartun berikut ini.

Tidak semua film kartun baik untuk anak
Meski formatnya animasi atau kartun, tidak semua film kartun dibuat untuk penonton berusia muda.
Jangan biarkan anak menonton film kartun berikut ini, karena materi ceritanya terlalu dewasa untuk penonton berusia dini.

1. Crayon Shinchan
Di negara asalnya, Shinchan mendapat peringatan keras oleh PTA Jepang berdasarkan sebuah survei yang menempatkan Crayon Shinchan di peringkat ketiga sebagai film yang menurut para orang tua di Jepang tidak pantas ditonton anak-anaknya.

2. Tom & Jerry
Film kartun karya William Hanna dan Joseph Barbera ini masuk ke Indonesia sejak tahun 1990-an dan masih ditayangkan di beberapa stasiun televisi sampai sekarang.
Dari segi cerita, Tom & Jerry tak pernah berkembang. Kisah si kucing Tom yang ingin menangkap si tikus Jerry adalah satu-satunya cerita, dan adegan slapstick di dalamnya bisa berbahaya kalau ditiru anak-anak.

3. Bleach
Film ini berkisah tentang seorang siswa SMA bernama Ichigo Kurosaki yang bisa melihat dan berkelahi dengan roh halus.
Dengan melihat tokoh dan alur ceritanya yang penuh adegan perkelahian, Anda pasti setuju kalau Bleach sangat terlarang untuk anak di bawah usia 15 tahun. Cara berpakaian para karakter perempuan dalam Bleach juga terlalu seksi dan anak balita Anda harus menunggu beberapa tahun lagi untuk bisa menonton film ini.

4. Chhota Bheem (Bima Sakti)
Film produksi oleh Green Gold Animation ini terinspirasi oleh karakter Bheem (Bima) dalam epik Mahabharata, berkisah tentang seorang anak berusia 9 tahun yang pemberani, kuat dan pandai.
Meski demikian KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) berpendapat penyelesaian masalah dengan cara kekerasan yang dilakukan oleh Bima kecil bisa berdampak buruk bagi anak-anak.
Secara pribadi, saya kurang setuju dengan pendapat KPI karena adegan kekerasan dalam Chhota Bheem sebenarnya tidak terlalu berdarah-darah. Chhota Bheem juga memuat filosofi kehidupan yang bermanfaat untuk anak. Jika anak Anda masih menonton film kartun ini melalui DVD atau YouTube, dampingilah ia dan berilah penjelasan dengan bahasa sederhana mengapa Bima kecil terpaksa menggunakan kekerasan.

5. Detective Conan
Shinichi Kudo adalah seorang anak SMA yang sangat cerdas dan hobinya adalah memecahkan kasus-kasus misterius yang tak bisa diselesaikan Kepolisian. Kemampuannya memecahkan masalah ternyata ada hubungannya dengan keajaiban fisik yang dimilikinya untuk mengubah tubuhnya menjadi tubuh seorang anak berumur 7 tahun.
Film kartun dengan tema detektif seperti Detective Conan cukup jarang dijumpai, dan seharusnya kelebihan ini membuatnya lebih dapat diterima oleh khalayak.
Namun sebuah blog anime mengatakan beberapa kasus pembunuhan yang harus dipecahkan oleh Shinichi termasuk sadis. Keahlian Shinichi mengecilkan tubuh dan menyelinap juga bisa menginspirasi seorang anak untuk menjadi pencuri.

6. Death Note
Dari judulnya saja kita sudah tahu bahwa anime yang satu ini pasti nggak jauh-jauh dari tema kematian.Rasanya bukan ide bagus membiarkan seorang anak balita atau anak yang masih SD menonton film tentang kematian seorang diri.
Death Note mengisahkan tentang kehidupan Light Yagami, seorang anak SMA yang terobsesi membersihkan dunia dari orang-orang jahat. Meski cita-citanya mulia, tapi ia melakukannya dengan cara yang salah. Yaitu dengan menuliskan nama penjahat atau kriminal dalam sebuah buku catatan kematian (Death Note) milik malaikat kematian bernama Ryuk. Orang-orang jahat itu kemudian akan mati dengan cara yang tragis dan terlalu sadis untuk anak-anak.

7. Little Krishna
Film anime 3D yang ditayangkan oleh Nickelodeon ini mengisahkan tentang masa kecil Basudewa Krisna, salah satu karakter utama lainnya dalam epik Mahabharata.
Meski mengandung ajaran tentang kehidupan, KPI berpendapat anak-anak Indonesia tidak akan dapat memahaminya. KPI juga menuding sebuah adegan penyiksaan terhadap binatang yang dilakukan Krisna kecil di salah satu episode juga tidak layak ditonton anak-anak.
Kalau anak Anda sudah terlanjur menyukai Krisna si Kulit Biru dan masih menontonnya dari DVD atau YouTube, jangan lupa untuk menemani mereka ya, Bunda.

8. Naruto
Kisah Uzumaki Naruto berjuang menjadi ninja terhebat dan berilmu tinggi mungkin menarik buat remaja dan orang dewasa (termasuk saya!). Akan tetapi, Naruto harus mengalahkan banyak musuh untuk mencapai tujuannya. Ia harus berkelahi habis-habisan supaya menang.
Seorang anak di Jepang, negara asal Naruto, dilaporkan tewas ketika mencoba mempraktekkan adegan berbahaya dalam film ini. Ini sudah cukup menjadi alasan mengapa hanya anak-anak berusia 15 tahun ke atas sajalah yang boleh menonton Naruto.

9. One Piece
Sama seperti beberapa anime Jepang sebelumnya, One Piece dianggap tak pantas untuk anak-anak karena menyuguhkan banyak adegan kekerasan dan pakaian karakter cewek yang kelewat seksi.
Kisah Luffy dan teman-temannya yang bercita-cita ingin menjadi bajak laut terhebat di dunia masih memiliki sisi baik dalam beberapa hal, misalnya persahabatan dan semangat pantang menyerah. Tapi rasanya hanya anak-anak ABG dan orang dewasa saja yang bisa memahaminya.

10. Spongebob Squarepants
Di negara asalnya, AS, Spongebob Squarepants memang bukan film kartun untuk anak-anak balita/ pra sekolah. Anda mungkin akan mengalami masalah serius jika balita Anda sudah mulai menirukan tingkah laku Spongebob.
Spongebob Squarepants dimasukkan dalam daftar film kartun yang terlarang untuk anak versi KPI karena sering menampilkan adegan yang tak sopan dan, kadang, menjijikkan.
Meski Spongebob cukup jauh dari adegan kekerasan, jangan lupa menemani anak waktu mereka menonton film ini. Saya sangat berterima kasih pada Spongebob karena anak bungsu saya berhasil memahami mengapa ia tidak boleh mengucapkan kata makian, berkat sebuah episode yang menceritakan saat Spongebob dan Patrick dihukum Mr. Krabb karena mengucapkan kata-kata makian saat restoran Krusty Krabb sedang penuh orang.
Saran saya, luangkanlah waktu untuk menonton film kartun kesukaan anak bersamanya agar Anda bisa menilai tepat atau tidakkah film kartun itu untuk anak. Anda bisa melakukan ini di akhir pekan atau hari libur, jika Anda bekerja di luar rumah. Anak pun pasti akan sangat senang karena tahu ibu/ayahnya mau mencoba memahami dirinya dengan menyukai hal-hal yang mereka sukai.