X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Festival Dugderan: Asal Muasal dan Makna Tradisinya Jelang Ramadan

Bacaan 5 menit
Festival Dugderan: Asal Muasal dan Makna Tradisinya Jelang Ramadan

Satu minggu jelang ramadan, warga Kota Semarang mengadakan dugderan. Yuk, cari tahu apa itu dugderan dan makna dari acara ini.

Dugderan, apa Parents tahu apa artinya? Bagi Anda yang berasal dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, kata dugderan pasti sudah tak asing lagi. Ini adalah istilah daerah yang digunakan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Yuk, cari tahu makna dari acara ini serta asal muasal acara ini ada.

Asal Muasal dan Makna Tradisi Dugderan

Apa Itu Dugderan?

Festival Dugderan: Asal Muasal dan Makna Tradisinya Jelang Ramadan

Image: Menpan.go.id

“Dug adalah suara bedug dipukul, sementara der adalah suara meriam atau mercon sebagai penanda telah memasuki bulan puasa,” demikian kata salah seorang warga Semarang menjawab pertanyaan Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), mengenai apa arti dugderan.

“Bedug dan meriam dibunyikan oleh Wali Kota Semarang ketika itu setelah menerima hasil rapat para kiai atau ulama. Karena Semarang ini luas dan ketika itu belum ada speaker, maka dipilih suara yang bisa didengar seluruh warga,” kata warga itu lagi saat mendatangi persiapan dugderan tahun 2019 lalu di kawasan Masjid Agung Jateng (MAJT) melansir laman Jatengprov.

Melengkapi penjelasan tadi, dugderan adalah festival khas Kota Semarang yang diadakan tiap tahun –tepatnya setiap bulan Sya’ban dalam penanggalan Islam- untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Ini semacam pesta rakyat yang dihadiri oleh masyarakat dari berbagai lapisan usia, gender, dan kelompok etnis. Dalam acara ini, masyarakat akan melihat banyak pertunjukkan budaya juga kuliner daerah.

Artikel terkait: Mengulas Sejarah dan Makna di Balik Kesenian Reog Ponorogo untuk Diajarkan pada Anak

Sejarah Awal

dugderan

Image: Times Indonesia

Dugderan diperkirakan diadakan pertama kali antara tahun 1881-1987 dan berpusat di kawasan Simpang Lima Semarang –berdasarkan dua buku berjudul Riwajat Semarang (Nio Joe Lan, 1936) dan Semarang Sepanjang Jalan Kenangan (Amen Budiman, 1976).

Waktu itu yang membuka acara adalah Bupati setempat, R.M Tumenggung Ario Purbaningrat, dengan tanda penyalaan mercon dan kembang api. Setelah itu dimulailah arak-arakan kirab budaya dari kawasan Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman di Kawasan Johar.

Ada prosesi yang harus dilakukan sebelum acara dimulai. Yaitu, bupati dan beberapa pejabat setempat harus melakukan halaqah atau diskusi dengan ulama Masjid Kauman untuk menetapkan awal pelaksanaan ibadah puasa.

Kemudian hasil diskusi diarak oleh Tumenggung Aryo Purboningrat dan warga Semarang dari Masjid Kauman menuju Masjid Agung Jawa Tengah untuk diserahkan kepada walikota. Nanti si walikota –bukan bupati lagi- yang mewartakan kepada masyarakat mengenai penanda tibanya bulan Suci Ramadan.

Dalam warta tersebut, walikota juga menyerukan agar masyarakan menjalankan ibadah puasa dengan baik. Ia lalu menutup seruannya dengan memukul bedug berkali-kali diikuti dengan bunyi petasan dan mercon.

Kini, dugderan diadakan seminggu sebelum ramadan tiba dan berlangsung selama seminggu hingga H-1 puasa pertama.

Artikel terkait: 5 Fakta Tari Topeng Cirebon, Media Dakwah yang Berkembang Jadi Kesenian Daerah

Kirab Budaya Sambut Ramadan

Festival Dugderan: Asal Muasal dan Makna Tradisinya Jelang Ramadan

Image: Tribun Jateng

Dari tahun ke tahun masyarakat Semarang tidak pernah ketinggalan memeriahkan acara ini. Mereka datang ke jalanan dan memadati kawasan masjid untuk bisa menyaksikan ragam kesenian Semarang mulai dari tari-tarian hingga warak ngendhog.

Kirab budaya diikuti dari berbagai kalangan, seperti sekolah, TNI, organisasi masyarakat, dan masih banyak lagi. Mereka menampilkan tari-tarian, drumband, pasukan merah-putih, atraksi bela diri dan hiburan lainnya, pertunjukan kostum, kesenian lainnya, dan juga arak-arakan warak ngendhog, yaitu maskot dugderan, hewan imajiner khas Semarang yang melambangkan kerukunan antaretnis di kota tersebut.

Warak Ngendhog dipanggul sejumlah orang dan tampil bersama penari dalam pembukaan Festival Dugderan.

Selesai arak-arakan di siang hari, malamnya pusat Kota Semarang diramaikan dengan pasar malam dugderan. Lokasi pasnya ada di kawasan sekitar Pasar Johar. Ada banyak macam hal yang dijual di pasar malam, seperti aneka makanan atau jajanan, pakaian, hingga mainan tradisional anak.

Artikel terkait: Ludruk, Kesenian Rakyat Jelata yang Jadi Hiburan Utama Masyarakat Jatim

Makna Filosofis Warak Ngendhog

dugderan

Image: Antara

Wikipeda menjelaskan warak ngendhog sebagai berikut:

  • Warak: Berasal dari bahasa Jawa artinya ‘badak’, atau bahasa Arab yang artinya ‘suci’.
  • Ngendhog: Artinya bertelur. Makna dari kata ini adalah pahala seseorang yang didapat setelah menjalani proses suci.
  • Warak Ngendhog: Siapa saja yang menjaga kesucian di bulan ramadan kelak akan menerima pahala yang besar.

Di Kota Semarang, sejak dulu warak ngendhog sejak dulu dikenal sebagai mainan anak-anak yang seringkali dijual saat Festival Dugderan.

Warak Ngendhog merupakan hewan mitologi berwujud makhluk rekaan hasil akulturasi atau persatuan berbagai golongan etnis di Semarang seperti Cina, Arab dan Jawa. Hewan mitologi ini digambarkan dengan kepala naga (kebudayaan etnis Cina), badan unta (kebudayaan etnis Arab) dan kaki kambing (kebudayaan etnis Jawa).

Cerita mitra kami
Latihan Meraih dan Menggenggam untuk Tingkatkan Koordinasi Tangan dan Mata
Latihan Meraih dan Menggenggam untuk Tingkatkan Koordinasi Tangan dan Mata
Rayakan Hari Ibu, Sudahkah Kita Menjadi Ibu yang Hebat?
Rayakan Hari Ibu, Sudahkah Kita Menjadi Ibu yang Hebat?
Pastikan MPASI Si Kecil Dapat Penuhi Kebutuhan Nutrisi Hariannya
Pastikan MPASI Si Kecil Dapat Penuhi Kebutuhan Nutrisi Hariannya
Pemilihan Nutrisi Tepat Cegah Dermatitis Atopik pada Si Kecil
Pemilihan Nutrisi Tepat Cegah Dermatitis Atopik pada Si Kecil

Dari penggambaran ini, secara filosofis warak ngendhog dimaknai sebagai berikut:

  • Fisik warak yang tegap menggambarkan citra warga Semarang yang terbuka, lurus, dan berbicara apa adanya.
  • Bagian tubuh yang berbeda –dari kepala, badan, hingga kaki- melambangkan keharmonisan dalam keberagaman.
  • Telur melambangkan kehidupan baru bagi warga Kota Semarang.

Semoga tradisi daerah ini bisa terus ada setiap tahunnya dan tetap lestari. Untuk tahu lebih banyak mengenai Festival Dugderan, yuk rencanakan liburan keluarga menjelang bulan puasa tahun depan, Parents!

Baca juga:  

Ini 7 Fakta Tentang Rampak Gendang, Kesenian Khas Jawa Barat yang Energik dan Dinamis

3 Jenis Pakaian Adat Bali: Ciri Khas dan Makna Filosofisnya

16 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Mendunia, Sudah Tahu?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Ester Sondang

Diedit oleh:

Fitriyani

  • Halaman Depan
  • /
  • Warisan Budaya
  • /
  • Festival Dugderan: Asal Muasal dan Makna Tradisinya Jelang Ramadan
Bagikan:
  • 10 Ragam Pakaian Adat Kalimantan Timur yang Megah dan Menawan! 

    10 Ragam Pakaian Adat Kalimantan Timur yang Megah dan Menawan! 

  • Ragam Pakaian Adat Riau yang Kental Dominasi Budaya Melayu

    Ragam Pakaian Adat Riau yang Kental Dominasi Budaya Melayu

  • Penasaran Ada Berapa Jenis Kebaya yang Ada di Indonesia? Cek di Sini!

    Penasaran Ada Berapa Jenis Kebaya yang Ada di Indonesia? Cek di Sini!

  • 10 Ragam Pakaian Adat Kalimantan Timur yang Megah dan Menawan! 

    10 Ragam Pakaian Adat Kalimantan Timur yang Megah dan Menawan! 

  • Ragam Pakaian Adat Riau yang Kental Dominasi Budaya Melayu

    Ragam Pakaian Adat Riau yang Kental Dominasi Budaya Melayu

  • Penasaran Ada Berapa Jenis Kebaya yang Ada di Indonesia? Cek di Sini!

    Penasaran Ada Berapa Jenis Kebaya yang Ada di Indonesia? Cek di Sini!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.