Di Indonesia, penyakit jantung bahkan menjadi penyebab kematian nomor dua setelah penyakit stroke. Ada 15 dari 1.000 orang di Indonesia yang menderita penyakit kardiovaskular pada 2018. Itulah alasan pentingnya melakukan deteksi dini penyakit jantung untuk mencegah terjadinya kematian.
Seperti diketahui, jantung merupakan organ vital yang harus dijaga kesehatannya. Tidak semua gangguan jantung terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan kematian mendadak. Sebagian kejadian gangguan jantung menunjukkan tanda-tanda yang bila dicermati bisa segera diatasi untuk mencegahnya menjadi semakin parah.
Waspadai Gejalanya untuk Deteksi Dini Penyakit Jantung
Sumber: Pexels
Banyak orang yang menganggap bahwa penyakit jantung merupakan penyakit yang tidak bisa dideteksi dini. Anggapan tersebut terjadi lantaran banyak kejadian di mana seseorang yang terlihat sehat dalam kehidupan sehari-harinya, lalu tiba-tiba meninggal akibat serangan jantung.
Padahal hal tersebut terjadi lantaran gejala penyakit jantung kerap tidak disadari oleh penderitanya. Apalagi bila penderitanya masih berusia muda dan produktif. Menurut Dr. dr. Antonia Anna Lukito, Sp. JP (K), Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah Siloam Hospitals Lippo Village, serangan jantung akan menunjukkan gejala peringatan.
“Kebanyakan pasien menyangkal bahwa mereka mengalami gejala awal peringatan serangan jantung, sampai akhirnya penyakit jantung sudah parah dan serangan jantung benar-benar terjadi,” ucap dr. Antonia, yang ditemui dalam virtual media briefing pada Kamis (18/11).
Adapun beberapa gejala peringatan serangan jantung adalah:
- Pusing
- Kliyengan
- Rasa ingin pingsan
- Mual, kembung, atau mau muntah
- Napas tak lega
- Keringat dingin atau keringat deras
Sementara itu, sebanyak lebih dari 50% pasien penyakit jantung meninggal mendadak tanpa gejala peringatan sama sekali.
Artikel Terkait: 6 Tanda penyakit jantung pada wanita yang tidak disadari, salah satunya sakit perut
Cara Deteksi Dini Penyakit Jantung
Deteksi dini adalah cara terbaik untuk mencegah kematian akibat penyakit jantung. Saat penyakit jantung terdeteksi dini, maka pasien bisa segera mendapat perawatan sehingga mereka bisa terhindar dari risiko kematian.
Dengan kemajuan teknologi kedokteran saat ini, ada beberapa cara untuk mendeteksi dini penyakit jantung, yaitu:
1. Biomarker
Cara deteksi dini penyakit jantung yang pertama adalah dengan Biomarker Troponin T dan NT pro-BNP dalam tes darah. Akurasi Biomarker telah diakui di seluruh dunia.
Bukan hanya dapat mendeteksi dini jantung, Biomarker juga dapat mencari tahu tingkat keparahan kondisi pasien. Sehingga pasien dapat merencanakan pengobatan yang efektif sesuai kondisinya tersebut.
Biomarker juga dapat digunakan oleh pasien penyakit jantung yang sedang menjalani pengobatan. Fungsinya adalah untuk mengetahui efektivitas pengobatan yang dijalani
2. Ekokardiografi
Disebut juga sebagai USG jantung, ekokardiografi bekerja dengan menggunakan gelombang suara yang dapat menangkap struktur jantung. Dengan menggunakan ekokardiografi, pasien dapat diperiksakan apabila ada kelainan pada struktur jantung.
Selain itu juga dapat mengetahui apabila ada kelainan aliran darah, pembuluh darah, serta fungsi otot jantung untuk memompa darah.
3. CT Scan/MRI Jantung
Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran terkait organ jantung, khususnya arteri jantung. Dengan begitu, bisa diketahui bila ada penumpukan plak pada pembuluh arteri yang sering menjadi penyebab terjadinya serangan jantung. Selain itu, CT Scan juga bisa digunakan untuk mendeteksi masalah pada katup jantung serta kemampuan otot jantung untuk memompa darah.
Artikel Terkait: Suami Mendengkur, Waspadai Penyakit Jantung
Gaya Hidup Pasif Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Di masa pandemi, tingkat mortalitas di rumah sakit akibat serangan jantung meningkat sebanyak 23%. Hal tersebut tentu saja bukan hal yang menggembirakan.
“Bahkan 16,3% pasien yang dirawat di ruang isolasi COVID-19 ternyata telah mempunyai penyakit bawaan kardiovaskular,“ ucap Ahmed Hassan, Director, Country Manager Diagnostic, Roche Indonesia, yang ditemui dalam acara yang sama.
Penambahan jumlah tersebut disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik selama pandemi. Penetapan pembatasan aktivitas dan diberlakukannya skema work from home memang membuat masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk di depan laptop tanpa adanya aktivitas fisik. Padahal aktivitas fisik sangat penting untuk mencegah penyakit jantung.
Artikel Terkait: Cegah Penyakit Jantung, Ini 5 Manfaat Polifenol Bagi Kesehatan
Faktor Risiko Lainnya yang Menyebabkan Penyakit Jantung
Beberapa faktor risiko penyakit jantung adalah:
1. Merokok
Rokok memiliki banyak kandungan yang dapat menurunkan kinerja jantung. Selain itu, rokok juga memiliki zat yang dapat mengurangi pasokan oksigen ke dalam jantung dan membuat jantung berdetak lebih cepat.
2. Kolesterol Tinggi
Kolesterol dapat menyebabkan terjadinya penumpukan lemak di dinding pembuluh darah. Hal tersebut kemudian membuat aliran darah ke jantung menjadi terhambat. Inilah yang kemudian menjadi penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular.
3. Obesitas
Obesitas juga diketahui dapat menyebabkan terjadinya kolesterol tinggi dan penumpukan lemak di dinding pembuluh darah, yang akhirnya menyebabkan penyakit jantung.
4. Hipertensi
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang berakhir dengan penyakit jantung. Itulah yang menyebabkan seorang penderita hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup untuk mengontrol tekanan darahnya agar terhindar dari penyakit kardiovaskular.
5. Diabetes
Diabetes adalah kondisi meningkatnya kadar gula di dalam darah. Selanjutnya kadar gula darah yang tinggi juga dapat merusak pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung.
6. Gaya Hidup Pasif
Kurangnya aktivitas fisik lama-kelamaan dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi yang kemudian berakhir pada penyakit jantung.
5 Cara Mencegah Penyakit Jantung
Banyaknya jumlah penyakit jantung dan risikonya terhadap kematian, membuat kita perlu mencegahnya. Menurut dr. Antonia ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit jantung, yaitu:
1. Aktif Bergerak
Siapa pun wajib bergerak aktif, namun bukan asal bergerak. Dokter Antonia menyarankan untuk berolahraga setiap hari dengan jenis olahraga aerobik minimal selama 30 menit.
Anda bisa melakukan jalan kaki atau naik sepeda, tapi lakukan secara non stop minimal 30 menit tanpa ada gangguan. Kebanyakan ibu rumah tangga merasa sudah bergerak setiap hari saat melakukan pekerjaan rumah.
Padahal kenyataannya gerakan yang dilakukan hanyalah gerakan minimal tanpa aerobik yang tidak berpengaruh apa-apa terhadap kesehatan.
2. Diet Plant and Fish Based
Makanan yang bersumber dari nabati dan ikan diketahui rendah lemak jahat dan tinggi lemak baik. Hal tersebut tentu saja baik untuk mencegah terjadinya diabetes dan kolesterol tinggi.
3. Diet Menu Serat Tinggi
Bukan hanya baik untuk kesehatan pencernaan, makanan tinggi serat juga dapat menjaga kadar gula dalam darah dan membuat kenyang lebih lama sehingga Anda tidak tergoda untuk mengonsumsi camilan yang tidak sehat.
4. Menghindari Makanan Kemasan dan Tinggi Gula
Makanan kemasan diketahui banyak yang mengandung kalori kosong dan minim gizi. Bukan hanya tidak memberikan manfaat, makanan kemasan dan tinggi gula juga dapat menyebabkan terjadinya obesitas, hipertensi, dan diabetes, yang dapat menjadi penyebab penyakit jantung.
5. Mengelola Pikiran
Menjaga pikiran tetap tenang dapat menghindarkan Anda dari stres yang menjadi salah satu penyebab terbanyak terjadinya penyakit jantung. Sebab, stres dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah atau hipertensi.
Nah itulah informasi terkai pentingnya deteksi dini penyakit jantung. Karena sering terjadi tanpa disadari, dr. Antonia juga menyarankan agar setiap orang rutin melakukan medical check up untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuhnya secara menyeluruh, termasuk kondisi jantung.
****
Baca juga:
Cegah risiko penyakit jantung dengan membatasi 9 jenis makanan ini!
6 Artis Meninggal karena Penyakit Jantung di Usia Muda, Cecep Reza hingga Hanna Kirana
Penelitian: Ibu punya banyak anak lebih berisiko mengalami sakit jantung
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.