Kata depresi tentunya bukan lagi istilah yang asing di telinga kita. Faktanya, data menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kejadian depresi pada remaja meningkat secara signifikan.
Akan tetapi, sebelum membahasnya lebih jauh, Parents perlu memahami terlebih dahulu seperti apa kondisi depresi. Semua orang tentu pernah merasa sedih, murung, atau sederhananya mood yang buruk.
Perasaan seperti itu sebenarnya bukan fenomena baru. Dikatakan depresi ketika seseorang mengalami gangguan mood berkepanjangan.
Artikel Terkait: Waspada Kepribadian Ganda pada Remaja, Kenali Penyebab dan Gejalanya!
Kondisi ini ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli. Lebih jauh, seseorang akan dinyatakan tengah depresi jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga.
Nah, pengalaman semacam ini semakin banyak dialami remaja dan tentunya hal ini membuat para orangtua khawatir. Maka untuk mengantisipasi depresi dialami putra-putri di rumah, Parents perlu mengenali penyebab, gejala, dan cara mencegahnya.
5 Penyebab Depresi pada Remaja Meningkat Signifikan
Menurut psikiater dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ, sebagaimana melansir dari Hellosehat.com, setidaknya ada 5 faktor yang menyebabkan terjadi peningkatan angka depresi di kalangan remaja. Apa saja? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.
1. A Modern-day Diagnosis
Sebelum tahun 1980, para profesional kesehatan jiwa ragu dalam menegakkan diagnosis depresi pada remaja. Sebab, saat itu perubahan mood pada usia remaja masih dianggap hal yang wajar. Sehingga memungkinkan remaja yang sebetulnya mengalami depresi jadi tidak tertangani dengan baik karena dianggap mengalami perubahan suasana hati yang wajar.
Saat ini, para profesional kesehatan jiwa sudah memiliki kriteria yang lebih jelas untuk menegakkan diagnosis depresi pada remaja. Perkembangan ilmu ini yang membuat catatan angka kejadian meningkat.
2. Depresi pada Remaja Meningkat karena Media Sosial
Remaja era milenium terhubung dengan internet dan media sosial hampir setiap saat. Interaksi dengan internet dapat menimbulkan beberapa efek negatif pada kondisi psikologis anak remaja.
Salah satu yang paling terlihat adalah pemikiran yang menganggap dirinya berharga berdasarkan komentar dan jumlah like yang mereka dapatkan di media sosial.
Artikel Terkait: Anak juga bisa alami depresi, kenali gejalanya dan cara tepat menghadapinya
3. Ketidakpastian Masa Depan
Salah satu faktor stres yang dihadapi generasi masa kini adalah mereka tumbuh dalam ketidakpastian atau waktu yang tidak menentu. Tak cuma ketidakpastian akan masa depan, tetapi juga ketakutan dan perasaan tidak aman.
Mereka merasa kapan pun dapat terjadi hal buruk seperti perundungan (bullying), kecelakaan, kasus perampokan, pemanasan global, dan lainnya. Kondisi seperti ini sangat memengaruhi kondisi depresi pada remaja.
Belum lagi pandemi COVID-19 yang juga dapat memberi kesan bahwa dunia bukanlah tempat yang aman bagi mereka dan masa depannya. Kondisi saat ini semakin meningkatkan kecemasan mereka yang sudah tinggi.
4. Kurang Tidur, Penyebab Meningkatnya Depresi pada Remaja
Kurangnya kuantitas dan kualitas tidur banyak dialami oleh remaja saat ini. Penyebabnya adalah banyaknya tugas dan aktivitas berselancar di internet yang tidak bisa dikendalikan.
Tidur yang kurang akan berdampak pada kondisi fisik dan psikologis remaja.
5. Kurangnya Dukungan Komunitas
Hidup di zaman yang serba cepat dan penuh stres tentunya tidak mudah. Sayangnya saat ini kurang komunitas positif dan suportif untuk perkembangan kesehatan jiwa remaja.
Kondisi kurangnya komunitas pendukung ini berdampak pada mudahnya depresi terjadi terutama bagi mereka yang kurang memiliki dukungan dari orang-orang terdekat seperti orang tua, keluarga, dan guru.
Kenali Gejala Depresi pada Remaja
Mengenali gejala depresi akan membantu orangtua untuk melakukan pencegahan maupun deteksi dini. Dengan begitu, anak remaja dapat diberi penanganan yang tepat sesegera mungkin.
Masih menurut dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ, berdasarkan buku manual diagnosis kesehatan jiwa DSM 5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), depresi pada anak remaja memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
- Suasana hati yang sedih atau mudah tersinggung (baper)
- Minat yang menurun, sulit menikmati keseharian
- Penurunan konsentrasi dan sulit membuat keputusan (lemot)
- Kualitas dan kuantitas waktu tidur tidak sesuai, insomnia (sulit tidur) atau hipersomnia (terlalu banyak tidur)
- Perubahan nafsu makan atau perubahan berat badan
- Kelelahan yang berlebihan, mudah capek, energi berkurang
- Memiliki perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan
- Pikiran berulang tentang kematian atau keinginan bunuh diri
- Agitasi psikomotor (gelisah) atau malas bergerak (mager)
Seorang remaja bisa dikatakan mengalami depresi jika mengalami gejala-gejala di atas yang berlangsung selama setidaknya 2 minggu berturut turut. Semua gejala tersebut dapat mengganggu kehidupan sehari hari di sekolah, lingkungan sosial, dan keluarga.
Artikel Terkait: Suami mengalami depresi? Lakukan 5 cara ini untuk membantunya!
Tips Cegah Meningkatnya Depresi di Kalangan Remaja
Depresi pada anak remaja dapat dicegah dengan melakukan pola asuh yang tepat untuk mendukung kondisi mental anak. Beberapa langkah berikut ini bisa dilakukan orangtua.
1. Cinta Kasih
Berikan cinta kasih dan perhatian pada anak dan pastikan anak tahu bahwa kita, orangtuanya, selalu ada untuk mereka.
2. Komunikasi, Tips Penting Atasi Meningkatnya Depresi pada Remaja
Dorong anak untuk mau bercerita tentang apa yang dialaminya, buat suasana yang membuat mereka nyaman dan bebas bercerita.
3. Mendengarkan, Bukan Menghakimi
Pastikan kita mendengarkan apa yang anak ceritakan. Ya, mendengarkan, bukan langsung menasihati apalagi menghakimi.
4. Kenali Perubahan Perilaku
Kenali kemunculan tanda dan gejala depresi yang telah diuraikan di atas. Waspada terhadap berbagai perubahan perilaku yang ditunjukkan anak.
5. Sabar
Penting bagi para orangtua untuk sabar dalam menghadapi anak remaja. Hindari juga memberi tekanan yang berat baginya.
6. Bantu Anak Beradaptasi
Bantu anak dalam memelajari keterampilan atau adaptasi yang efektif dalam menghadapi stres, misalnya dengan relaksasi. Jika anak sedang menghadapi masalah, tak ada salahnya orangtua membantunya menemukan jalan keluar yang efektif dan realistis.
7. Beri Dukungan
Selalu berikan dukungan, motivasi dan pujian bagi anak. Sampaikan kepadanya bahwa kita bangga padanya, hal ini penting untuk membangun harga diri dan rasa percaya dirinya.
8. Istirahat yang Cukup
Pastikan anak memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas. Jika anak memiliki kebiasaan bermain gadget sebelum tidur, sebaiknya orangtua mulai membatasinya. Sebab kebiasaan ini dapat mengembangkan insomnia.
9. Lingkungan yang Sehat, Tips Atasi Meningkatnya Depresi pada Remaja
Berikan anak lingkungan yang kondusif dan suportif untuk perkembangan mentalnya. Tak luput, pastikan anak melakukan olahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan fisik dan jiwanya tetap baik.
Parents, itulah sederet fakta tentang kondisi depresi pada remaja yang makin meningkat. Semoga saat ini semakin banyak orangtua yang memerhatikan kesehatan mental anak-anaknya, ya.
Baca Juga:
Sering Dilakukan, 7 Kebiasaan Ini Bisa Buat Remaja Gampang Jerawatan
7 Alasan Anak Tidak Suka Ikut Acara Keluarga, Parents Wajib Tahu!
"Aku depresi pasca melahirkan, tapi tak menyadarinya…" curahan seorang ibu