X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Deteksi Dini Degenerasi Makula, Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Usia Lanjut

Bacaan 6 menit
Deteksi Dini Degenerasi Makula, Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Usia Lanjut

Degenerasi Makula yang terlambat ditangani bisa menyebabkan kebutaan.

Degenerasi Makula (DM) merupakan penyakit mata yang dapat memburuk dari waktu ke waktu jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat. Parahnya lagi, penyakit ini bisa membuat seseorang kehilangan penglihatan. 

Mata adalah salah satu pancaindra yang sangat penting untuk kelangsungan hidup seseorang. Maka dari itu kesehatan mata perlu dijaga dengan baik. Sayangnya, Indonesia menjadi salah satu dari lima negara dengan jumlah penduduk yang mengalami gangguan penglihatan terbanyak. Itulah mengapa edukasi mengenai kesehatan mata sangat penting untuk dilakukan.

Apa Itu Degenerasi Makula?

degenerasi makula

Sumber: Pexels

Degenerasi Makula adalah salah satu gangguan kesehatan mata yang terjadi ketika bagian tengah kecil retina yang disebut makula, menjadi melemah atau rusak. Retina sendiri merupakan jaringan saraf pengindraan cahaya di bagian belakang mata. 

Penyakit mata ini akan memengaruhi penglihatan sentral seseorang. Akibatnya pasien tidak dapat membaca, menulis, bahkan melihat wajah orang di hadapannya. Penyakit yang satu ini juga menjadi penyebab hilangnya penglihatan atau kebutaan pada masyarakat lanjut usia di negara berkembang.

Dari seluruh lansia yang ada di Indonesia, lansia berusia 60-69 tahun penderita degenerasi makula mendominasi dengan angka 64,29 persen. Selanjutnya usia 70-79 tahun dengan angka 27,23 persen, sedangkan usia di atas  80 tahun mencapai 8,49 persen. Jumlah tersebut tentu saja bukan jumlah yang sedikit, mengingat jumlah lansia di Indonesia akan meningkat setiap tahunnya.

Artikel terkait: Mata sering belekan, berbahayakah? Ini penjelasannya!

Jenis-Jenis Degenerasi Makula

degenerasi makula

Sumber: Pexels

 Ada 2 jenis penyakit DM, yang diklasifikasikan dalam:

1. DM Tipe Kering

Pada DM tipe kering, kerusakan makula terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun. Sel retina mati dan tidak mengalami regenerasi, 10-15 persen kasus DM tipe kering akan berkembang menjadi DM tipe basah.

Orang dengan DM tipe kering mungkin memiliki endapan kuning yang disebut drusen di makula mereka. Beberapa persen kecil mungkin tidak memengaruhi penglihatan.

Akan tetapi, ketika menjadi besar dan banyak, drusen bisa jadi meredupkan atau mendistorsi penglihatan, terutama ketika membaca. Ketika kondisinya semakin parah, sel-sel peka cahaya di makula menjadi lebih tipis dan akhirnya mati.

2. DM Tipe Basah

DM tipe basah adalah kondisi di mana pembuluh darah tumbuh dari bawah makula. Pembuluh darah ini bocor dan mengalirkan darah serta cairan ke retina. Akibatnya penglihatan menjadi terdistorsi sehingga garis lurus terlihat bergelombang.

Kemudian timbul juga bintik buta dan kehilangan penglihatan sentral. Pendarahan pembuluh darah itu akhirnya membentuk bekas luka, yang kemudian bisa menimbulkan hilangnya penglihatan sentral secara permanen. Bila dibiarkan, kebutaan akibat DM tipe basah akan lebih cepat terjadi daripada DM tipe kering.

Artikel terkait: Mata Bintitan, Kenali Penyebab, Pencegahan dan Cara Mengatasinya

Lalu Apa Faktor Risiko Degenerasi Makula?

degenerasi makula

Sumber: Pexels

Meski jarang disadari, ada sejumlah faktor risiko DM yang harus diwaspadai, yaitu:

1. Usia

MD merupakan penyakit yang menyerang lanjut usia. Sepertiga orang di atas 75 tahun mengalami penyakit mata yang satu ini.

2. Merokok

Merokok meningkatkan risiko seseorang terkena DM sebanyak 2-5 kali lipat. Sebab, retina memiliki tingkat konsumsi oksigen yang tinggi, apa pun yang memengaruhi pengiriman oksigen ke retina dapat memengaruhi penglihatan.

Merokok dapat menyebabkan kerusakan oksidatif yang dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit ini.

3. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga menjadi faktor risiko DM yang sulit dihindari. Seseorang yang di dalam keluarganya memiliki riwayat DM turut berisiko untuk mengalaminya.

4. Jenis Kelamin

Perempuan lebih berisiko untuk mengalami DM daripada laki-laki. Hal ini mungkin terjadi karena perempuan memiliki usia harapan hidup yang lebih lama daripada laki-laki.

5. Ras

Ras kaukasia lebih berisiko untuk mengalami DM daripada ras lain. Faktor ini mungkin berkaitan dengan perbedaan latar belakang genetik atau pigmentasi.

Artikel terkait: 8 Warna Mata yang ada di Seluruh Dunia, yang Paling Umum hingga Paling Langka

6. Paparan Sinar Matahari Berkepanjangan

penyakit mata

Sumber: Pexels

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sinar UV dapat merusak retina dan meningkatkan risiko DM.

Cerita mitra kami
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini

7. Diet

Orang yang diet tinggi lemak, kolesterol, makanan indeks glikemik tinggi, rendah antioksidan, dan sayuran berdaun hijau lebih berisiko untuk mengalami DM.

8. Obesitas

Inilah mengapa penting untuk mengelola berat badan sejak masa muda hingga lanjut usia.

9. Tekanan Darah Tinggi

penyakit mata

Sumber: Pexels

Hipertensi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang memberi nutrisi pada retina, sehingga membatasi aliran oksigen.

10. Warna Mata

Orang dengan mata berwarna terang lebih mungkin mengalami DM tipe kering. Hal ini mungkin karena mata berpigmen cahaya menawarkan perlindungan yang lebih sedikit dari sinar UV.

11. Tidak Aktif Bergerak

Olahraga meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan dapat membantu mencegah DM. Sebaliknya, tidak aktif bergerak membuat retina tidak menerima oksigen yang cukup, sehingga menyebabkan kematian sel di makula.

Gejala Degenerasi Makula

penyakit mata

Sumber: Pexels

Banyak penderita DM yang tidak menyadari bahwa dirinya telah mengidap gangguan mata ini. Sebab pada tahap awal, biasanya DM tidak bergejala. Sementara pada tahap selanjutnya, DM akan menimbulkan keluhan berupa:

  • Garis lurus menjadi melengkung (metamorfopsia)
  • Penglihatan buram
  • Penglihatan tengah mata berwarna hitam (skotoma)
  • Distorsi penglihatan kronis
  • Penglihatan mendadak terhalang
  • Peningkatan kekaburan kata-kata yang tercetak
  • Penurunan intensitas atau kecerahan warna
  • Kesulitan mengenali wajah
  • Titik buram atau titik buta yang jelas di penglihatan

Hilangnya penglihatan sentral menyebabkan penurunan aktivitas hidup sehari-hari, masalah mobilitas dan peningkatan risiko jatuh, patah tulang, dan depresi pada orang tua.

“Maka penting untuk memeriksakan kesehatan mata secara berkala dan teratur untuk mendeteksi dini bila ada masalah penglihatan yang dialami,” ucap dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K), Dokter Spesialis Mata RSCM – FKUI, dalam Virtual Media Briefing World Sight Day 2021, pada Kamis (14/10).

Cara Mengobati Degenerasi Makula

penyakit mata

Sumber: Pexels

Pada DM kering, yang tidak menyebabkan hilangnya penglihatan total, adaptasi gaya hidup dapat mengatasi kehilangan penglihatan dan memaksimalkan penglihatan yang tersisa seperti menggunakan lensa pembantu. Namun bagi penderita DM basah, pengobatan perlu diperhatikan sebab berpotensi mengalami komplikasi hingga kebutaan jika tidak ditangani dengan tepat.

Beberapa perawatan dapat menghentikan perkembangan DM basah, tetapi harus segera dilakukan agar lebih efektif. Penglihatan yang sudah hilang total akan sangat sulit untuk didapatkan kembali. Salah satu yang menjadi kunci pengobatan adalah obat anti-VEGF. 

Anti-VEGF adalah bahan kimia yang berkontribusi pada pembentukan pembuluh darah baru di mata penderita DM basah. Obat anti-VEGF memblokir bahan kimia ini sehingga tidak dapat menghasilkan pembuluh darah lagi. 

Pemberian obat ini dilakukan dengan cara anestesi, kemudian dokter menyuntikkan obat ke mata dengan jarum yang sangat halus. Pengobatan ini harus dilakukan secara rutin dalam waktu tertentu.

Dalam beberapa kasus, anti-VEGF dapat memulihkan beberapa penglihatan. Namun tergantung pada gejala dan tingkat keparahan yang dialami. Perawatan ini umumnya tidak menimbulkan efek samping, tetapi rasa sakit, bengkak, kemerahan, dan penglihatan kabur dapat terjadi setelah suntikan.

Pentingnya Deteksi Dini pada Degenerasi Makula

Sekecil apa pun perubahan yang terjadi secara tiba-tiba pada penglihatan Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter. Deteksi dini degenerasi makula basah sangat penting untuk menyelamatkan penglihatan.

Semakin dini diagnosis dan pengobatannya, maka akan semakin besar penglihatan dapat diselamatkan. Pengobatan yang tertunda dapat meningkatkan risiko terjadinya kebutaan.

“Jadi jangan tunda ada gejala dulu baru berobat, kesehatan mata memang sebaiknya diperiksakan secara teratur agar dapat segera diatasi bila memang ada gangguan,” tutup dr. Gita.

Itu dia informasi mengenai degenerasi makula yang banyak menyerang orang lanjut usia. Parents sebaiknya menjaga kesehatan sejak masih muda dan memeriksakan kesehatan mata secara berkala untuk mendeteksi dini gangguan yang mungkin terjadi.

Baca juga:

5 Rekomendasi Klinik dan Rumah Sakit Mata di Jakarta yang Bisa Dipilih

4 Penyakit kronis yang bisa diungkap lewat pemeriksaan mata, Parents wajib tahu!

7 Rekomendasi Obat Tetes Mata Sesuai Keluhannya, Jangan Sampai Salah Pilih

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Ruhaeni Intan

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Deteksi Dini Degenerasi Makula, Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Usia Lanjut
Bagikan:
  • Sindrom Asperger pada Anak: Penyebab, Gejala, Perawatan

    Sindrom Asperger pada Anak: Penyebab, Gejala, Perawatan

  • Radang Tenggorokan pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Pertolongan Pertama

    Radang Tenggorokan pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Pertolongan Pertama

  • Selulitis Orbita pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

    Selulitis Orbita pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

  • Sindrom Asperger pada Anak: Penyebab, Gejala, Perawatan

    Sindrom Asperger pada Anak: Penyebab, Gejala, Perawatan

  • Radang Tenggorokan pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Pertolongan Pertama

    Radang Tenggorokan pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Pertolongan Pertama

  • Selulitis Orbita pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

    Selulitis Orbita pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.