Bullying merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang menyakiti, mempermalukan, dan seseorang. Tindakan bullying juga sering dilakukan secara berulang-ulang (dari waktu ke waktu) dengan tujuan untuk membuat korban menderita dan merasa tidak berdaya. Lalu, apa sih faktor penyebab dan dampak bullying pada anak ini terjadi? berikut penjelasan psikolog!
Faktor Penyebab Bullying Pada Anak Terjadi
Jane Cindy Linardi, M.Psi, CGA, Psikolog RS Pondok Indah, Bintaro Jaya ditemui dalam acara gathering Rumah Sakit Pondok Indah di Jakarta (19/07), menjelaskan mengenai faktor penyebab bullying pada anak.
“Ada 4 faktor penyebab bullying pada anak, diantaranya yaitu faktor keluarga, sekolah, pertemanan dan tontonan anak,” jelasnya.
-
Keluarga
Orangtua yang kerap melakukan kekerasan fisik (memukul, menampar, meninju, dsb) maupun kekerasan verbal (komunikasi kasar, penuh makian) kepada anak bisa menyebabkan anak menjadi pelaku bullying.
Selain itu, situasi rumah penuh agresi, konflik, dan permusuhan (antara ayah-ibu, maupun orang tua-anak), KDRT yang terjadi dalam keluarga, serta tidak adanya attachment yang positif antara orang tua-anak juga bisa memicu anak tumbuh menjad seorang pelaku bullying.
Artikel terkait: Ini bahayanya jika Anda punya kebiasaan memukul anak. Hentikan sekarang juga!
-
Sekolah
Kejadian bullying bisa saja berkembang akibat pihak sekolah yang kerap mengabaikan tindakan bullying, kurang ketegasan, dan minimnya konsekuensi atas tindakan bullying.
Akibatnya, pelaku tidak jera dan berani mengulangi tindakan bullying. Selain itu, kurangnya pengawasan dari pihak sekolah pada kegiatan seperti Masa Orientasi Siswa (MOS) dan camping juga bisa menjadi pemicunya.
-
Pertemanan
Membuktikan diri “kuat” agar tidak dianggap lemah oleh teman-temannya bisa membuat anak melakukan tindakan penindasan.
- Tontonan atau tayangan televisi
Sejumlah 56,9% anak meniru adegan film yang ditontonnya. Mereka meniru gerakan yang diperlihatkan (sebesar 64%) dan kalimat atau kata-kata yang diucapkan dalam dialog film (sebesar 43%).
Dampak Bullying Pada Anak
Dampak jangka pendek bullying pada korbannya:
- Syok
- Cedera fisik (jika terkena bullying fisik) Takut dan merasa tidak aman untuk datang ke tempat terjadinya bullying atau menghindari tempat tersebut
- Cemas saat harus berpapasan atau berinteraksi dengan pelaku
Dampak bullying jangka panjang yang bisa terjadi pada korban:
- Konsep diri menjadi negatif
- Penurunan nilai akademis, berkurangnya motivasi belajar dan bersekolah
- Kecemasan, takut dengan suasana baru
- Menutup diri dari pergaulan
- Depresi
- Bunuh diri
- Menjadi pelaku bullying (tidak semua).
Artikel terkait: Bila anak jadi korban bullying, ini 5 hal yang harus dilakukan orangtua
Cara Mengatasi Bullying (untuk pelaku dan korban)
- Memberi edukasi mengenai konsep bullying pada anak
- Pola asuh orang tua tidak melibatkan kekerasan verbal dan fisik, namun bukan berarti permissive
- Mengekspresikan kasih sayang (verbal, gestur tindakan) dan penerimaan kepada anak
- Menjalin komunikasi terbuka, luangkan waktu rutin untuk melakukan sharing session
- Menjadi pendengar yang baik dengan hadir 100%, jangan memotong atau menganggap cerita anak tidak penting
- Untuk pelaku, pastikan mereka mengetahui bahwa perilaku mereka yang tidak dapat diterima.
- Bangun kedekatan emosional melalui aktivitas yang dilakukan bersama (interaktif dan komunikatif)
- Menanamkan rasa empati pada anak & melatih problem solving skill anak
- Buatlah suasana rumah dan sekolah sebagai lingkungan yang aman dan nyaman
- Sekolah aktif memberikan edukasi mengenai bullying dan contoh positif dari guru
- Orangtua membangun relasi yang baik dengan pihak sekolah
- Memberi edukasi kepada anak dalam menggunakan media sosial secara bertanggung jawab.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
****
Anda bisa bergabung dengan jutaan ibu lainnya di aplikasi theAsianparent untuk berinteraksi dan saling berbagi informasi terkait kehamilan, menyusui, dan perkembangan bayi dengan cara klik gambar di bawah ini.