Meski pihak sekolah sudah memberikan larangan, bahkan tindak pencegahan agar tidak terjadi bullying di sekolah, namun para pelaku bullying selalu menemukan cara untuk melakukan aksinya. Diam-diam di belakang guru, dan mengancam korban bullying agar tidak melapor ke guru.
Suka atau tidak suka, anak kita tidak akan terhindar dari bullying, selain jadi korban, dia juga bisa menjadi pelaku. Pola asuh dan cara orangtua mendidik anak sangat memengaruhi hal ini. Lalu, apa yang harus kita lakukan jika anak menjadi korban bullying?
Tips bagi orangtua saat anak menjadi korban bullying
1. Jangan panik saat mengetahui anak jadi korban bullying
Mengetahui anak kita menjadi korban bullying di sekolah tentunya bukan perasaan yang menyenangkan. Anda bisa merasa marah dan kesal. Namun, dalam situasi seperti ini, orangtua perlu tenang agar bisa berpikir jernih agar bisa mengambil tindakan terbaik dalam menghadapi pelaku bullying.
2. Lapor ke pihak berwenang
Hal pertama yang harus dilakukan adalah melapor ke guru, itu tindakan awal yang bisa Anda lakukan sebelum melapor ke polisi atau KPAI.
Guru yang mengetahui terjadinya bullying di sekolah tentu bisa memberikan pengawasan lebih ketat dan bimbingan disiplin pada anak yang terlibat. Hal ini agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Akan tetapi, jika apa yang dilakukan para guru belum cukup menghentikan terjadinya bullying, Anda bisa melakukan langkah selanjutnya. Seperti menuntut sekolah menindak tegas untuk pelaku bullying, atau mengeluarkannnya dari sekolah.
Memberitahu orangtua anak yang melakukan bullying juga bisa menjadi pilihan, agar mereka meminta anaknya untuk menghentikan kebiasaan mem-bully teman-teman sebayanya.
3. Menghindari pelaku bullying
Bila semua cara sudah dilakukan, namun bullying yang dialami anak Anda masih terjadi. Maka minta anak Anda untuk menghindari pelaku sebisa mungkin, juga ajarkan dia untuk membela diri agar tidak jadi bulan-bulanan anak yang suka mem-bully.
Bila hal ini tidak berhasil juga, pindah sekolah mungkin menjadi pilihan terbaik.
4. Dukung si buah hati
Bullying adalah masalah serius dan tidak bisa diremehkan, karena bisa memengaruhi tumbuh kembang mental dan emosi anak. Bahkan bisa memicu depresi pada anak, atau luka fisik. Ajarkan anak untuk berteman dengan banyak orang, agar dia lebih percaya diri untuk bisa membela diri.
5. Memahami pelaku bullying
Mungkin ini hal yang sulit dilakukan, namun dengan memahami alasan mengapa anak itu menjadi pelaku bullying, bisa membantu Anda memikirkan langkah terbaik menghadapinya.
Bila dia suka mem-bully karena kesepian atau mengalami kesulitan di sekolah, Anda bisa mendorong anak untuk berteman dengannya. Siapa tahu pelaku bullying bisa berubah.
Akan tetapi, apabila pelaku bullying melakukan hal tersebut karena memang dia suka menindas, sebaiknya dihindari. Jangan sampai anak terpengaruh perilaku buruknya dan malah berubah dari korban menjadi pelaku.
***
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Anak Alami Bullying di Sekolah, Ini Cara Menyikapinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.