Pandemi Corona di Indonesia masih terus mengalami peningkatan angka kejadian per harinya di berbagai daerah, salah satunya Salatiga. Berdasarkan laporan terbaru, kasus Corona di Salatiga kembali meningkat. Kali ini kasus terjadi pada anak-anak, Parents.
Baru-baru ini juga memang klaster keluarga diserap disebut sebagai salah satu klaster penularan yang menyumbang angka korban yang tinggi. Terkait dengan kondisi ini, pihak Dinas Kesehatan Salatiga pun angkat bicara.
Kasus Corona di Salatiga Terjadi pada Anak-anak
Kasus Corona di kota Salatiga diketahui semakin meningkat pada September 2020 ini.
Siti Zurida, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa berhati-hati. Ia meminta pada setiap orangtua untuk terus melindungi anak-anak dan anggota keluarga.
Bukan tanpa alasan, klaster keluarga menjadi salah satu ancaman serius terjangkitnya virus Corona pada anak. Terlebih hingga saat ini, sudah ada 20 orang anak yang terkonfirmasi positif virus Corona. Rentang usia anak beragam mulai dari 0 hingga 15 tahun.
“Kasihan anak-anak jika sampai tertular. Kita semua harus disiplin dan bertanggungjawab dalam menjalankan protokol kesehatan agar keluarga di rumah terlindungi,” jelasnya, Selasa (15/9/2020), dilansir dari Kompas.com.
Artikel Terkait : Waspada! Infeksi Virus Corona pada anak berkaitan dengan gejala penyakit kawasaki
Beberapa Pasien Terkonfirmasi sebagai Satu Keluarga
Dalam beberapa kasus, terkonfirmasi bahwa pasien positif berasal dari klaster keluarga.
Ya, dalam pengumumannya Siti mengungkapkan pada Selasa ada sekitar 5 orang yang terkonfirmasi terjangkit virus Corona. Beberapa anak di antaranya rupanya masih dalam satu keluarga.
“Dari lima orang tersebut, tiga orang di antaranya adalah keluarga. Mereka warga Kelurahan Blotongan yang menjadi kontak erat dari pasien positif di kabupaten,” ujar Siti lagi.
Tak hanya sang anak, beberapa anggota keluarga lain pun turut terkonfirmasi positif. Beberapa pasien tersebut antara lain pasien ke-190 perempuan berusia 42 tahun, pasien ke-191 laki-laki berusia sembilan tahun dan pasien ke-192 perempuan berusia enam tahun.
Artikel Terkait : Ada jadwal imunisasi anak saat pandemi corona? Ini yang wajib Parents tahu!
Kasus Corona di Salatiga Meningkat, Sekolah Tatap Muka Akan Ditinjau Ulang
Terkait dengan kasus ini, pemerintah Salatiga akan kembali meninjau ulang putusan sekolah tatap muka.
Terkait dengan meningkatnya angka kejadian COVID-19 ini, Wali Kota Salatiga yakni Yuliyanto membahas mengenai sekolah tatap muka. Berdasarkan acuan dari pemerintah pusat, daerah yang masuk ke dalam zona yang cukup aman bisa kembali membuka sekolah secara tatap muka.
Mulanya, sekolah akan kembali dibuka dan dilakukan tatap muka pada September 2020 ini. Namun, melihat kondisi yang terjadi ia pun mengungkapkan akan mengkaji lebih lanjut mengenai keputusan tersebut. Yuliyanto tak ingin anak-anak bisa semakin banyak tertular virus ini.
“Karena kondisi saat ini, maka sekolah tatap muka kita tunda dulu. Kita tidak mau anak-anak menjadi korban penularan Covid-19. Saya harap gugus tugas tingkat RW kembali bertugas secara maksimal,” kata Yuliyanto.
Artikel Terkait : Kisah pasien positif corona melahirkan saat koma, “Aku mendapat keajaiban”
Virus Corona Bisa Bertahan 3 Minggu di tubuh anak
Berdasarkan penelitian, virus Corona pada anak bisa bertahan lebih lama di tubuh dibandingkan orang dewasa.
Penelitian terbaru yang dilakukan ilmuwan Korea menungkapkan bahwa virus Corona bisa bertahan lebih lama pada anak dibandingkan orang dewasa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, virus mampu bertahan bahkan selama 3 minggu lamanya dalam tubuh anak.
Dalam penelitian disebutkan bahwa anak-anak kerap tidak menunjukkan gejala umum seperti yang dirasakan orangtua. Oleh karena itu, anak-anak bisa saja berpotensi sebagai carrier atau pembawa virus pada anggota keluarga lainnya di rumah.
Fakta ini hendaknya menjadi salah satu imbauan untuk kita selaku orangtua agar senantiasa melindungi anak serta anggota keluarga lainnya. Belum lagi, akhir-akhir ini klaster keluarga semakin bertambah jumlahnya.
Mari tetap selalu memerhatikan protokol kesehatan di mana pun kita berada. Sosialisasikan terus menerus mengenai protokol tersebut pada anak.
Artikel Terkait : 3 Cara pencegahan virus corona pada anak-anak menurut WHO, wajib tahu!
Tentunya kita berharap agar angka kejadian Corona ini tidak lagi bertambah, khususnya angka kejadian pada anak di Indonesia maupun di belahan bumi lainnya. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat, Parents.
Baca Juga :
Tak perlu panik, ini cara tepat menjelaskan wabah corona terhadap anak!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.