Parents, daging gelonggongan adalah daging yang sudah dicampur atau disuntik dengan banyak air. Praktik gelonggongan dilakukan dengan memasukkan air dengan arus cukup tinggi melalui mulut sapi atau ayam secara paksa lewat selang. Hal ini bertujuan agar bobot daging meningkat. Tak hanya mencurangi timbangan dan menyiksa hewan, daging gelonggongan bisa berbahaya untuk tubuh jika menggunakan air kotor yang terkontaminasi bakteri. Maka itu, ciri daging gelonggongan wajib Parents ketahui.
Apa saja sih ciri daging sapi dan ayam gelongongan? Simak bersama di sini
Ciri Daging Gelonggongan yang Patut Diwaspadai
1. Ciri Daging Sapi Gelonggongan
Dilansir dari liputan6 (10/05/21), ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengetahui ciri daging gelonggongan.
Warna
Karakteristik utama daging sapi segar dapat dilihat dari warnanya. Daging sapi segar memiliki warna yang merah tua yang menonjol. Sementara itu, daging sapi gelonggongan memiliki warna yang cenderung pucat.
Sapi gelombongan umumnya tidak dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), melainkan dipotong secara illegal. Karena sebelum dipotong, sapi akan dipaksa minum air dari kran air mengalir hingga sapi tersebut kembung.
Artikel terkait: Ingin makan sate saat hamil? ini yang harus Bunda perhatikan
Aroma
Daging sapi memiliki aroma sapi yang khas. Beraroma khas tidak masam atau tidak busuk. Kalau Parents biasa membeli daging sapi, aroma daging sapi akan mudah dikenali.
Daging sapi gelonggongan memiliki aroma sapi yang samar dan kurang khas seperti bau sapi biasanya. Jika daging sudah disimpan terlalu lama, aroma daging bisa seperti bau busuk.
Tekstur
Ciri daging sapi gelonggongan selanjutnya dapat dilihat dari teksturnya. Daging gelonggongan terasa lembek dan berair. Jika ditekan, daging bisa mengeluarkan air. Sebaliknya, daging sapi segar memiliki tekstur yang padat dan solid.
Daging sapi tidak mudah direnggangkan dan cenderung kencang dan kaku. Pastikan Parents tidak lupa untuk meraba permukaan daging untuk mengenali karakteristik daging ini. Selain itu,jika daging direbus, daging gelonggongan akan menyusut dan menjadi lebih kecil.
Cara Menjual
Daging sapi segar di pasar biasaya dijual dengan cara digantung. Sementara daging sapi gelonggongan lebih sering dijual dengan tidak digantung atau diletakkan pada meja atau wadah.
Cara ini dilakukan untuk mencegah agar air yang digelonggong pada daging tidak terlihat menetes. Jadi, saat Parents memilih daging, pastikan untuk memilih daging yang dijual dengan cara digantung.
Artikel terkait: Sejarah dan Resep Sop Konro, Kuliner Tradisional Khas Makassar
2. Ciri Daging Ayam Gelonggongan
Selain daging sapi, rupanya daging ayam juga sering digelonggong. Supaya daging terlihat lebih gemuk dan besar, pedagang daging ayam menyuntiknya dengan air. Saat ditimbang daging ayam akan jadi lebih berat. Berikut ciri daging ayam gelonggongan:
1. Daging ayam terlihat lebih basah
2. Tekstur lebih lembek karena adanya air di bawah lapisan kulit
3. Bila daging diangkat maka akan meneteskan air
4. Bila daging diiris secara melintang dapat mengeluarkan air.
Artikel terkait: Makan Daging Kambing Bisa Sebabkan Darah Tinggi, Mitos atau Fakta?
Bahaya Daging Gelonggongan
Melalui proses yang berbahaya, daging sapi glonggongan berpotensi mengandung berbagai bakteri. Selain dari bakteri dari daging sapi sendiri, juga dari bakteri air yang dimasukkan paksa pada hewan yang akan disembelih.
Mengutip Jurnal Inovasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni dari Universitas Negerti Yogyakarta (2011), daging glonggongan dinyatakan tercemar oleh bakteri Salmonella, Clostridium, dan Listeria yang dapat menyebabkan keracunan dan diare bagi yang menkonsumsinya.
“Biasanya efek yang sering dirasakan akibat mengonsumsi daging sapi glonggongan adalah diare,” jelas Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian (Disperta) Ngawi, Dr. Tri Wahyu Setiani pada BANGSAONLINE.com, Jumat (03/08/2018).
Bakteri tersebut bisa menyebabkan cepat busuk. Tentunya, juga dapat mengakibatkan efek berbahaya di tubuh manusia. Tidak hanya diare dan keracunan, tetapi bisa juga kematian.
“Dan apabila yang mengonsumsi tidak dapat memasaknya, terus mengidap infeksi sekunder dapat berakhir dengan kematian,” lanjut Mbak lis, sapaan dokter hewan yang bertugas di Disperta Ngawi ini.
Itulah beberapa ciri daging sapi dan ayam gelonggongan yang patut diwaspadai. Semoga bisa menambah ilmu Parents dalam memilah makanan sehat.
Baca juga:
id.theasianparent.com/cara-menyimpan-daging
id.theasianparent.com/cara-memilih-daging-berkualitas
Cara tepat mengolah daging sapi untuk MPASI bayi, Bunda perlu tahu nih!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.