Penyakit stroke bisa menyerang anak-anak. Sama halnya dengan orang dewasa, ciri-ciri stroke pada anak perlu diketahui dan dipahami sejak dini, khususnya oleh orang tua.
Biar bagaimana pun, stroke yang dialami oleh si Kecil juga merupakan kondisi serius dan harus segera ditangani.
Tidak sedikit pertanyaan muncul terkait dengan penyakit stroke pada anak. Mengapa bisa terjadi? Apakah penyebab dan gejalanya sama dengan stroke yang dialami orang dewasa?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, theAsianparent telah mewawancarai Dr. dr. Dwi Putro Widodo, Sp.A (K), MMed (Clin Neurosci). Ia merupakan Dokter Spesialis Anak Konsultan Saraf Anak dari Rumah Sakit Pondok Indah, Pondok Indah, Jakarta.
Artikel terkait: Penyebab Kematian Nomor 1 di Indonesia, Kenali Gejala dan Faktor Risiko Stroke
Daftar isi
Penyebab Stroke pada Anak
Stroke pada anak atau pediatric stroke termasuk ke dalam kelainan serebrovaskular. Ini merupakan sekelompok kondisi penyakit dan gangguan yang memengaruhi pembuluh darah dan suplai darah ke otak.
Berbeda dengan orang dewasa, stroke yang terjadi pada anak jarang terjadi, sekitar 2 – 4 kasus per tahunnya. Meski terbilang langka, tetapi stroke termasuk ke dalam 10 penyebab utama kematian pada anak-anak. Maka, kondisi ini pun tetap membutuhkan penanganan medis yang cepat dan tepat.
Selain itu, Dokter Dwi Putro pun menjelaskan, stroke bisa dipicu atau disebabkan oleh beberapa hal. Beberapa di antaranya adalah hipertensi, komplikasi diabetes melitus, hingga kondisi arteriosklerosis atau pembuluh darah arteri yang membawa darah dari jantung untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Namun, penyebab tersebut biasanya jarang terjadi pada anak.
“Tidak seperti orang dewasa, stroke pada anak juga jarang disebabkan oleh ketiga kondisi tersebut. Tetapi oleh sebab lain seperti genetik,” jelasnya.
Dilihat dari penyebabnya, stroke pada anak juga terbagi menjadi 2 jenis.
Pertama adalah stroke iskemik, yakni kondisi stroke yang terjadi saat aliran darah ke otak terhambat karena ada penyumbatan pada pembuluh darah otak pada anak. Kedua adalah stroke hemoragik, disebabkan oleh adanya ruptur pembuluh darah disertai dengan pendarahan atau pecahnya pembuluh darah di otak anak.
Meski begitu, seperti yang dijelaskan dokter Dwi, jenis stroke yang biasanya paling banyak menyerang anak adalah yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak.
“Kebanyakan stroke pada anak ini disebabkan oleh gangguan aliran darah otak karena trombosis atau emoboli, kondisi pemblokiran tiba-tiba pada bagian arteri,” tuturnya.
Lebih lanjut, dokter Dwi juga menjelaskan bahwa ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan anak mengalami stroke. Beberapa faktor risiko tersebut di antaranya adalah:
- Kelainan jantung
- Adanya infeksi berat
- Anak mengalami trauma
- Memiliki riwayat penyakit sistemik
- Status epileptikus atau keadaan kejang yang berlangsung lama dan bisa menyebabkan penderitanya mengalami penuruan kesadaran
- Kelainan pada pembuluh darah otak seperti arteriovena serebri
- Kelainan darah
- Dehidrasi
- Kelaianan genetik
Gejala dan Ciri-ciri Stroke pada Anak
Ciri-ciri atau gejala stroke pada anak biasanya muncul tiba-tiba. Beberapa tanda atau ciri yang muncul meliputi:
- Separuh anggota tubuh melemah
- Timbulnya gangguan bicara
- Jalan tidak imbang atau jadi sulit berjalan
- Adanya masalah penglihatan seperti pandangan buram
- Gangguan kesadaran
- Anak merasa mengantuk mendadak
- Kejang
- Kesulitan menelan
- Perubahan perilaku atau suasanan hati
- Sulit memahami ucapan orang lain
Artikel terkait: Bayi baru lahir juga bisa terserang stroke! Bisakah dihindari?
Diagnosis dan Penanganan Stroke pada Anak
Jika si Kecil mengalami gejala atau ciri stroke yang telah disebutkan, hal yang perlu dilakukan adalah segera membawanya ke unit gawat darurat terdekat. Hal ini karena, kondisi stroke pada anak membutuhkan penanganan yang cepat agar masalah jangka panjang atau risiko terjadinya komplikasi bisa dihindari.
Ada pun untuk mendiagnosis, dokter anak atau ahli saraf biasanya melakukan evaluasi dan pemeriksaan menyeluruh. Beberapa di antaranya adalah melakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI), CT Scan, Ekokardiogram atau USG jantung, tes darah, dan sebagainya.
Si Kecil yang mengalami stroke juga biasanya membutuhkan perawatan intensif di ruang ICU khusus anak untuk proses penyembuhan. Tak hanya itu, setelah mendapat penanganan di rumah sakit, anak juga dianjurkan untuk melakukan perawatan lanjutan berupa terapi seperti:
- Terapi wicara
- Fisioterapi
- Evaluasi berkala pada tumbuh kembangnya
- Terapi medis lanjutan seperti pemberian obat-obatan sesuai anjuran dokter
Beberapa anak mungkin akan mengalami kesulitan berjalan, melihat, atau pun berbicara tergantung di bagian otak mana stroke terjadi. Oleh karena itu, terapi atau perawatan lanjutan sangatlah penting dilakukan agar kondisi anak bisa kembali stabil.
Secara keseluruhan, otak anak yang sedang tumbuh atau berkembang pun memiliki peluang lebih baik untuk pulih dari stroke dibandingkan dengan orang dewasa. Maka, diagnosis dan pengobatan yang cepat dan tepat dapat mencegah terjadinya risiko komplikasi dan membantu memaksimalkan waktu pemulihan si Kecil dari kondisi ini.
Bisakah Stroke pada Anak Dicegah?
Dokter Dwi menjawab, “Terjadinya stroke ini dapat dicegah. Pemeriksaan yang dilakukan dapat dengan mengetahui secara pasti faktor predisposisi atau kecenderungan ke arah sesuatu dan penyebabnya.
“Obat-obatan penunjangnya dapat berupa obat kejang dan lain-lain. Penyembuhan pada anak juga relatif lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa. Gejala sisa atau setelah perawatan yang timbul pun terbilang lebih sedikit,” pungkasnya.
Artikel terkait: Waspadai gejala sepsis pada bayi, infeksi yang lebih berbahaya dari stroke
Itulah penjelasan mengenai kondisi stroke yang terjadi pada anak-anak. Apabila si Kecil menunjukkan ciri-ciri atau indikasi stroke pada anak, maka segera periksakan ia ke rumah sakit terdekat, ya. Penanganan cepat dan tepat diperlukan agar kondisi ini tidak berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius. Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Baca juga:
Mengenal Delirium, Gejala Baru Pasien COVID-19 yang Patut Diwaspadai!
Waspada Penyakit Serangan Jantung, Ini Penyebab, Gejala, dan Pencegahan