13 Cara Mendidik Anak yang Bandel, Tak Selalu Harus Memarahinya

Sebelum mengetahui caranya, ketahui terlebih dahulu alasan anak bisa berperilaku kurang baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pusing dengan perilaku anak yang nakal, sulit dimengerti, dan sulit diatur? Jika iya, Parents bisa mencoba cara yang tepat untuk mendidik anak yang bandel. Kira-kira apa saja yang harus dilakukan?

Sebelum itu, Parents harus mengetahui terlebih dahulu penyebab anak berperilaku kurang baik. Temukan akar masalahnya terlebih dahulu, baru menentukan gaya parenting yang tepat untuk sang buah hati. Lengkapnya, simak ulasan berikut ini.

Artikel Terkait: 4 Cara efektif mendidik anak supaya mau mendengar perintah Anda

Mengapa Anak Menjadi Bandel?

Sumber: xFrame

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan seorang anak mengalami tantrum, ledakan emosi, dan perilaku umum yang umumnya dicap sebagai perilaku yang ‘buruk’ atau tidak terduga.

Alasannya beragam, mulai dari biologis seperti lapar atau lelah, masalah komunikasi yang terkait dengan tantangan belajar, alasan emosional, seperti tidak mampu mengatasi atau menggambarkan perasaan mereka, hingga lingkungan mereka .

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat berkontribusi dalam perilaku buruk anak.

1. Perubahan dalam Kehidupan

Anak-anak berkembang dengan rutinitas. Ketika perubahan hidup terjadi, misalnya memiliki adik, mulai masuk sekolah, hingga kematian kerabat, dapat membuat anak menunjukkan perilaku negatif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengapa ini terjadi? Ketidakmampuan untuk mengungkapkan emosi anak atau ketakutan akan hal yang tidak diketahui dapat menyebabkan anak berperilaku buruk. Seorang anak bisa saja menjadi keras, agresif, menantang, atau tidak patuh karena tidak mengerti cara mengungkapkan emosi atau ketakutannya.

2. Bullying atau Kekerasan

Seorang anak yang diintimidasi atau dilecehkan mungkin terlalu takut untuk memberi tahu orang tua atau orang dewasa tepercaya lainnya tentang apa yang mereka alami. Alih-alih memberi tahu orang tua, anak dapat bertindak dengan cara yang tegas secara verbal atau fisik. Beberapa korban kekerasan lainnya mungkin menjadi menarik diri atau menunjukkan ketakutannya melalui cara licik dan manipulatif.

3. Kemampuan Belajar yang Rendah (Learning Disability)

Anak bisa saja mengalami kesulitan dalam belajar, misalnya membaca atau berhitung tanpa orang tuanya menyadari ia memiliki ketidakmampuan untuk belajar.

Sampai kecacatannya diketahui dan didiagnosis, anak mungkin bertindak negatif atau agresif karena perasaan tidak mampu yang dirasakannya. Seorang anak juga mungkin menentang dan tidak patuh dalam menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan rumah karena ia tidak mampu untuk menyelesaikannya.

4. Masalah Kesehatan Mental

Kombinasi masalah genetik atau lingkungan dapat menyebabkan seorang anak dapat mengembangkan masalah kesehatan mental yang memengaruhi kemampuannya untuk berfungsi dengan baik di dalam keluarga, sekolah, dan lingkungannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Misalnya, menurut American Academy of Child & Adolescent Psychiatry anak mungkin akan berperilaku gelisah dan mengambil keputusan yang kurang tepat karena berada dalam fase manik bipolar.

5. Kurang Tidur

Tidur sangat penting untuk meregenerasi tubuh anak. Faktanya, dua dari tiga anak diketahui tidak cukup tidur. Kurang tidur dapat mengganggu kinerja anak, baik secara mental maupun fisik, dan membuat mereka melakukan perilaku buruk.

6. Waktu Bermain yang Terbatas

Anak-anak bisa jadi terlalu sibuk karena sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, les, bersosialisasi, dan itu semua membatasi waktu bermain mereka.

Hal ini pada gilirannya akan menghambat perkembangan emosional dan mental mereka. Kurangnya keterampilan sosial bisa jadi menyebabkan perilaku buruk di kalangan anak-anak.

7. Parenting

Orang tua yang kurang pengetahuan mengenai parenting bisa jadi menerapkan aturan dan konsekuensi yang konsisten sehingga menciptakan anak-anak yang berperilaku buruk.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut Colorado State University, beberapa masalah pengasuhan yang menciptakan amarah pada anak-anak termasuk disiplin yang tidak konsisten, terlalu banyak mengkritik, terlalu protektif atau malah lalai.

Kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak juga dapat menyebabkan perilaku buruk pada anak. Jika anak dan orang tua gagal berkomunikasi dengan baik, anak tidak akan pernah bisa berinteraksi dan mengungkapkan perasaan mereka secara vokal sehingga mengganggu perkembangan jangka panjang mereka.

Artikel Terkait: Balita Berebut Mainan? Inilah Cara Mendidik Anak Agar Mau Berbagi

13 Cara Mendidik Anak yang Bandel

Sumber: xFrame

1. Hindari Memukul

Pukulan dapat menghentikan seorang anak melakukan apa yang mereka lakukan pada saat itu, tetapi sayangnya itu tidak memiliki efek positif yang bertahan lama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak-anak belajar dengan melihat contoh, terutama dari orang tuanya. Jika Parents memukul anak, itu berarti memberi tahu kepada mereka bahwa mereka ‘boleh’ melakukan hal yang sama.

Menurut penelitian, anak-anak yang diperlakukan secara agresif oleh orang tuanya lebih cenderung mengembangkan kepribadian yang agresif pula. Oleh karena itu, lebih baik memberi contoh yang baik sebagai gantinya.

2. Jangan Melampiaskan Kemarahan pada Anak

Wajar saja jika Parents merasa lelah karena anak tidak mau menurut atau tidak berperilaku baik. Namun, jika Parents dalam suasana hati yang buruk, sebaiknya jangan melampiaskannya pada anak.

Meneriaki anak justru akan memberikannya emosi negatif dan ia juga bisa saja menirunya di kemudian hari.
Apabila terjadi seperti ini, hal terbaik adalah tarik napas, tenangkan diri Parents dan tangani situasi dengan sabar sebaik yang Parents bisa.

Anak-anak adalah individu mudah dipengaruhi, perilaku tenang dari orang tuanya saat marah akan diperhatikan oleh anak dan dia akan belajar untuk tetap tenang di saat-saat marah hanya dengan mengamati orang tuanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Berikan Anak Perhatian

Terkadang anak-anak menunjukkan perilaku nakal karena mereka ingin perhatian dari orang tuanya.

Oleh karena itu, belajarlah untuk mendengarkan anak dengan tenang. Tanyakan mengapa dia melakukan sesuatu (khususnya yang Parents anggap perilaku kurang baik) dan apa yang dapat Parents lakukan untuk menghentikannya. Anak akan merespons dengan baik perhatian dari orang tuanya.

4. Hindari Reaksi yang Berlebihan

Jika anak berperilaku ‘nakal’, misalnya dengan sengaja membanting atau merusak barang, sebaiknya hindari reaksi yang berlebihan misalnya berteriak.

Memang ini sulit untuk dilakukan, terutama jika anak melakukan sesuatu yang menjengkelkan dari waktu ke waktu, serta kemarahan dan frustrasi kian menumpuk.

Terkadang tidak mungkin untuk tidak menunjukkan kejengkelan Anda, tetapi cobalah untuk tetap tenang. Sesegera mungkin alihkan perhatian ke hal-hal yang menyenangkan atau menenangkan. Temukan cara lain untuk mengatasi rasa frustrasi Parents, seperti berbicara (curhat) dengan orang tua lainnya.

5. Tetapkan Batasan

Jangan menerima semua yang dikatakan dan dilakukan anak bulat-bulat. Penting untuk menetapkan batasan dan jangan letakkan tanggung jawab untuk memutuskan apa yang dia butuhkan dan tidak perlukan sepenuhnya padanya.

Cara mendidik anak yang bandel adalah bersikaplah tegas, tetapi lembut jika anak membuat ulah, lalu katakan padanya bahwa dia tidak akan mendapatkan apa yang dia inginkan dengan perilaku seperti itu.

6. Berikan Anak Kemandirian

Jangan mendikte setiap hal yang harus dilakukan anak. Beri dia sedikit kebebasan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam memilih pakaiannya sendiri atau mengeluarkan mainannya sendiri.

Sumber: xFrame

Artikel Terkait: 9 Cara Mendidik Anak Balita yang Sering Melempar Barang

7. Tawarkan Hadiah

Parents dapat membantu anak dengan memberi mereka penghargaan atas perilaku yang baik. Misalnya, berikan pujian atau beri mereka makanan camilan favorit mereka.

Jika anak berperilaku baik, beri tahu mereka betapa senangnya Anda. Jadilah spesifik dengan mengatakan sesuatu seperti, “Terima kasih sudah mengembalikan mainan ke dalam tempatnya tanpa disuruh” atau “Hebat sekali kamu sudah merapikan kembali mainan.”

Jangan beri anak hadiah sebelum mereka melakukan apa yang diminta, karena itu termasuk ke dalam menyuap, bukan memberi hadiah.

8. Tentukan Konsekuensi

Kebalikan dari memberi hadiah saat anak berperilaku baik, beri tahu anak tentang konsekuensi dari perilaku nakalnya.

Dia perlu tahu bahwa dia akan mendapatkan hukuman, misalnya time out jika dia mengamuk atau berteriak tanpa alasan. Katakan padanya bahwa perilaku semacam tersebut tidak baik.

9. Bersikaplah Positif tentang Hal-Hal yang Baik

Ketika anak menunjukkan perilaku yang tidak baik, hal-hal yang mereka lakukan dengan baik dapat dengan mudah terabaikan. Sebagai contoh, misalnya Parents akan marah karena anak berteriak-teriak tanpa alasan, padahal sebelumnya ia sudah mau bermain dengan baik dan berbagi dengan saudaranya.

Beri tahu anak ketika Parents senang dengan sesuatu yang telah mereka lakukan. Parents dapat memberi tahu anak saat Anda senang dengan memberi mereka perhatian, pelukan, atau senyuman.

10. Tetapkan Rutinitas

Saat anak libur sekolah, tetapkan jadwal rutin untuknya. Misalnya jam berapa harus bangun, waktu makan, waktu bermain, screen time, dan lain sebagainya.

Rutinitas akan menetapkan hukum dan aturan untuk dijalani, dan anak tidak akan merasa terdorong untuk berperilaku buruk karena ia akan memiliki rutinitas yang solid untuk diikuti. Tetapkan juga rutinitas tidur dan makan yang tetap.

11. Batasi Screen Time

Menurut penelitian, menonton kartun terus-menerus tanpa batasan dapat meningkatkan agitasi pada anak, membuat mereka terlalu bersemangat (overstimulasi) dan rentan terhadap perilaku yang kurang baik. Jadi, tetapkan batas berapa lama anak dapat menonton TV atau bermain game di gadget mereka.

12. Konsisten

Anak butuh konsistensi. Jika Parents bereaksi terhadap perilaku anak dengan satu cara di suatu hari dan dengan cara yang berbeda di hari berikutnya, itu akan membingungkan mereka. Tetapkan hukuman dan hadiah yang akan mereka dapatkan dan tetap konsisten pada aturan yang sudah dibuat.

Penting juga bahwa setiap orang yang dekat dengan anak menangani perilaku mereka dengan cara yang sama, misalnya kakek dan nenek, pengasuh, kerabat, dan lain sebagainya.

13. Jangan Menyerah

Setelah Parents memutuskan untuk melakukan sesuatu, teruslah melakukannya. Solusi membutuhkan waktu untuk bekerja. Dapatkan dukungan dari pasangan, keluarga, teman, dan orang tua lain. Ada baiknya memiliki seseorang untuk diajak bicara tentang apa yang dilakukan.

***
Memang tidak mudah mengatasi perilaku nakal pada anak, dan cara mendidik anak yang bandel tidak akan secara ajaib berhasil dalam satu hari saja. Teruslah bersabar dan semangat dalam menghadapi anak.

Baca Juga:

Inilah 10 Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun yang Sering Berulah

3 Cara Mendidik Anak Laki-laki Agar Ia Lebih Berperasaan

Cara Mendidik Anak Agar Tidak Egois, Parents Harus Tahu!