Anak trantrum merupakan sebuah situasi yang wajar terjadi, untuk itu Parents perlu mengetahui hal penting tentang anak tantrum.
“Aduh, anak saya sekarang sering marah-marah kalau keinginannya tidak dipenuhi. Bahkan tidak jarang sampai uring-uringin sampai nangis. Bagaimana, ya, menghadapinya? Apa iya, apa yang dia inginkan harus dipenuhi?”
Parents pernah merasakan kegundaan seperti ini? Atau memang saat ini masih mengalaminya?
Umumnya, saat anak mulai memasuki usia 2 sampai 3 tahun, memang akan melewati fase tantrum. Mulai dari nangis, ngambek, marah, menjerit-jerit, hingga guling-gulingan di lantai karena keinginannya tak dipenuhi atau kesulitan mengekspresikan perasaannya.
Banyak orangtua yang tak tahu harus berbuat apa ketika anak tantrum sehingga mereka kebingungan bagaimana membuat anak tenang.
Tantrum, fase umum yang akan dialami anak
Perlu dipahami lebih dulu, temper tantrum merupakan kondisi di mana seorang anak kesulitan untuk mengontrol emosinya sehingga tampil dalam perilaku seperti menangis berlebihan, hingga memperlihatkan perilaku yang menyakiti diri sendiri.
Para pakar psikolog memang mengatakan bahwa fase tantrum ini biasanya terjadi pada usia 2 sampai 3 tahun ketika anak-anak membentuk kesadaran diri.
Namun fase tantrum pada anak ini biasanya akan mulai menurun pada usia 4 tahun. Mereka biasanya mengalami ini dalam waktu satu tahun. 23 sampai 83 persen dari anak usia 2 hingga 4 tahun pernah mengalami temper tantrum.
Tantrum ini sebenarnya merupakan hasil atau bentuk dari energi tinggi yang dimiliki anak. Namun mereka memang belum mampu mengungkapkan keinginan atau kebutuhannya lewat kata-kata. Hal inilah yang kemudian memunculkan beragam emosi yang diperlihatkan oleh anak.
Hal penting tentang anak tantrum yang harus diketahui semua orangtua.
1. Komentar ‘Saya juga mengalaminya’ tidak akan membantu
Ya, saat menghadapi anak tantrus, Parents memang tidak membutuhkan kalimat di atas karena memang tidak membantu menenangkan anak tantrum.
2. Anak tantrum akan memengaruhi semua kegiatan keluarga.
Rencana yang sudah Bunda susun dengan rapi untuk hari ini bisa menjadi berantakan dan tidak bisa dilakukan sama sekali ketika anak tantrum. Sebab itu, orangtua harus tahu prioritas utama, apakah kegiatan tersebut penting atau bisa dilakukan hari lain.
Dan yang tak kalah penting, orangtua juga harus belajar menjadi fleksibel.
3. Orangtua akan menjadi ahli dalam menghindari anak tantrum.
Setelah berulangkali menghadapi tantrum, Parents akan tahu hal apa yang bisa mencegah anak menjadi tantrum. Hal penting tentang anak tantrum yang perlu diperhatikan dan dikenalkan pada anak sedini mungkin adalah dengan membuat kesepakatan terlebih dahulu.
Sebagai contoh, saat Parents ingin jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, jangan lupa untuk menjelaskan tujuan pada anak. Misalnya, hanya untuk belanja bulanan, beli buku dan makan. Sementara, membeli mainan tidak bisa dilakukan karena memang belum waktu. Dengan begitu, anak akan ingat.
Saat anak mulai merengek, menangis meminta mainan, ingatkan ia akan kesepatakan yang telah dibuat. Kuncinya, perlu konsiten dalam melakukannya.
Salah satu hal penting tentang anak tantrum yang harus diketahui orangtua, Parents akan menjadi ahli dalam mencegah tantrum terjadi.
4. Tidak ada obat mujarab untuk mengatasi tantrum.
Tentu semua orangtua ingin agar anaknya tidak pernah tantrum atau menghilangkan kebiasaan tantrum mereka selamanya. Akan tetapi, sayangnya tidak ada obat seperti itu.
Yang ada hanyalah beberapa trik untuk membuat anak tantrum merasa lebih baik atau mencegahnya terjadi.
5. Tidak mengapa meninggalkan anak yang sedang tantrum
Seringkali menenangkan anak tantrum dengan mengajaknya bicara atau tetap berada di sampingnya tidak akan bekerja. Anak butuh media untuk meluapkan emosi, dan tantrum adalah pilihannya.
Jika Parents merasa bahwa tantrum anak tidak akan hilang dengan mengajaknya bicara atau menghiburnya, meninggalkan dan membiarkannya tantrum hingga ia kelelahan sendiri mungkin bisa jadi jalan yang terbaik.
Setelah anak tenang, barulah Parents bisa mengajaknya bicara.
6. Orangtua akan sedih melihat anak tantrum
Hal penting tentang anak tantrum lainnya ialah orangtua tidak akan bisa menahan diri untuk merasa sedih. Kadang marah dan frustasi karena tidak tahu cara menenangkannya, juga malu ketika anak tantrum di depan umum.
Tetapi, lebih daripada itu orangtua akan merasa sedih melihat anak tantrum. Karena orangtua memahami, betapa beratnya bagi balita untuk mempelajari segala sesuatu di sekelilingnya. Dan tidak punya cara lain untuk mengekspresikan diri selain tantrum.

Seringkali, pelukan bagi anak tantrum yang bisa menenangkan dia, juga berfungsi untuk menenangkan perasaan ibu yang bergejolak, karena sedih melihat anaknya tantrum.
Baca juga:
10 Cara Cerdas Menghadapi Anak Tantrum
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.