Cara mendidik anak laki-laki agar menjadi pribadi yang dicintai dan mampu mencintai
Mungkin Anda sudah muak mendengar berita tentang semua hal buruk yang dilakukan remaja pria pada lawan jenisnya. Apa boleh buat, itulah kenyataan. Adakah kesempatan bagi kita mengubah keadaan ini?
Tentu ada, Parents.
Joanna Schroeder, penulis dan feminis, menawarkan solusi buat mengatasi hal ini.
“Ketika saya menjadi ibu, fokus saya lebih condong pada apa yang terjadi pada anak laki-laki saat ini,” jelasnya. “Maka saya memilih gaya parenting ala feminis sebagai cara mendidik anak laki-laki kami.”
Wow, cara mendidik anak laki-laki ala feminis? Kedengaran terlalu idealis dan mengada-ada?
Kita menginginkan dunia yang lebih baik untuk anak dan cucu kita. Kita juga ingin mereka bahagia, bahkan saat kita telah tiada. Itu semua bisa kita wujudkan mulai saat ini, dengan memperbaiki cara mendidik anak laki-laki.
1. Anak laki-laki dan anak perempuan itu setara
Joanna menganjurkan agar orangtua tidak memberi toleransi pada kebiasaan anak laki-laki yang dianggap wajar oleh masyarakat, padahal kebiasaan itu berdampak negatif bagi orang-orang di sekitarnya.
Misalnya, wajar seorang suami/ ayah duduk-duduk membaca koran saat istri sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
Dengan melatih anak laki-laki melakukan ‘pekerjaan perempuan’, ia akan tahu apa yang dihadapi seorang wanita setiap hari. Pekerjaan rumah tangga itu berat, tapi wanita mau melakukannya tanpa mengeluh.
Inilah yang akan menumbuhkan rasa menghargai lawan jenis dalam diri anak laki-laki. Jika ia bisa menghargai wanita, maka tak akan timbul niatnya untuk mem-bully, melecehkan apalagi melakukan kekerasan pada perempuan.
2. Biarkan ia menangis
“Saat mereka masih kecil, kita bilang pada anak laki-laki agar ia jadi lelaki kuat. Dan kita larang mereka menangis,” kata Joanna.
“Kata-kata semacam itu membuat anak laki-laki diam saat mereka merasa sakit. Kata-kata itu sama artinya dengan melarang anak laki-laki meminta tolong di saat-saat sulit.”
Ini juga membuat anak laki-laki hanya mengenali tiga jenis emosi, yaitu bahagia, nafsu birahi dan marah. Ia tidak mampu merasakan kesedihan, sehingga perasaannya pun menjadi tumpul.
Siapapun berhak merasakan kesedihan, apapun jenis kelamin mereka.
Menurut penelitian terbaru, hanya 19% pria yang merasa nyaman saat curhat dan menceritakan masalahnya pada orang lain.
Sedihnya, 75% pelaku bunuh diri adalah kaum pria. Kasus bunuh diri umumnya terjadi karena pelaku tidak mampu menjelaskan apa yang ia rasakan.
Jadi, jangan merasa malu ketika teman-teman sekolah si kecil bilang ia sering menangis di sekolah.
Lebih baik ubah cara mendidik anak laki-laki yang Anda terapkan saat ini. Cari tahu apa yang membuat anak laki-laki Anda menangis. Lalu beri arahan tentang kapan ia boleh menangis dan kapan ia tidak boleh menangis.
Katakan padanya, ia boleh menangis jika berpisah dengan teman sebangkunya yang pindah ke kota lain. Namun ia tidak boleh menangis jika dihukum Ibu Guru karena tidak mengerjakan PR.
3. Peka pada perasaannya
Suatu hari nanti anak laki-laki akan menjadi ayah. Ia akan punya tugas seperti Anda, membesarkan anak-anak agar menjadi generasi yang lebih baik.
Seperti apa sih generasi yang lebih baik? Apakah generasi yang lebih pintar, lebih kaya atau lebih berkuasa? Generasi yang bisa memberi manfaat bagi kehidupan generasi selanjutnya, itulah generasi yang lebih baik.
Anak laki-laki yang terbiasa bertanggung jawab, sekaligus memelihara dengan kasih sayang bisa jadi figur ayah yang baik. Ayah yang akan membangun dasar bagi tumbuhnya anak-anak berkarakter baik dan dicintai banyak orang.
Anda bisa tumbuhkan sikap tanggung jawab dengan menanamkan disiplin. Bagaimana cara mendidik anak laki-laki agar ia peka pada perasaan orang lain?
Yah, Andalah yang harus memulainya. Jadilah orang yang paling dekat dengan anak laki-laki Anda. Orang yang paling dekat dan bisa merasakan kesedihannya, sebelum ia mengatakannya pada Anda.
Anda tak perlu jadi paranormal, cukup kenali saja ekspresi wajah dan tubuhnya saat putra Anda sedih atau gembira.
Parents, selamat mengasuh dan membesarkan generasi yang lebih baik.
Baca juga:
3 Manfaat Bermain Boneka untuk Anak Perempuan Maupun Laki-laki
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.