Cegah dan Kendalikan Hipertensi dengan PTDR, Bagaimana Caranya?

PTDR atau pengukuran tekanan darah di rumah secara mandiri adalah cara paling mudah untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Penyakit ini dapat memgembangkan berbagai komplikasi untuk kesehatan, di antaranya penyakit jantung, stroke, hingga berujung kepada kematian. Bagaimana cara yang tepat untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi?

Tanggal 17 Mei 2022 diperingati sebagai World Hypertension Day atau Hari Hipertensi Sedunia. Di Indonesia sendiri, kasus hipertensi tetap tinggi dan belum mengalami perubahan selama 3 dekade terakhir. Oleh karena itu, kesadaran terhadap hipertensi merupakan salah satu hal yang patut diperhatikan.

Di Indonesia, kasus hipertensi tetap tinggi dan belum mengalami perubahan selama 3 dekade terakhir. Oleh karena itu, kesadaran terhadap hipertensi merupakan salah satu hal yang patut diperhatikan.

dr. Djoko Wibisono, Sp. PD-KGH, Sekertaris Jenderal INASH dalam Virtual Press Conference World Hypertension Day 2022 mengungkapkan bahwa hipertensi sebenarnya tak perlu ditakuti, tetapi perlu dikendalikan untuk mencegah komplikasinya. Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi?

Artikel Terkait: Hipertensi Bisa Terjadi pada Anak, Ini Cara Mencegahnya

Pentingnya Mengukur Tekanan Darah secara Berkala untuk Cegah dan Kendalikan Hipertensi

Sumber: Freepik

Menurut survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Indonesian Society of Hypertension) bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2018 menunjukan 30,8% atau 27.331 orang dari 68.846 responden mengalami hipertensi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

47,6% dari jumlah tersebut menyadari bahwa dirinya mengidap hipertensi dan sayangnya hanya 47,4% yang mengontrol tekanan darahnya dengan mengonsumsi obat antihipertensi. Survei juga menunjukan bahwa target pengobatan tidak tercapai pada 10.106 pasien (78,0 %).

“Dengan kondisi di Indonesia seperti ini tidak heran bila insiden penyakit jantung koroner, stroke, dan gagal ginjal masih tinggi,” ungkap , dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, Wakil Ketua InaSH.

Menurut dr. Eka, hipertensi pada dasarnya dapat dicegah meskipun faktor genetik dan usia sulit untuk dimodifikasi.

“Ada banyak faktor risiko lain yang dapat dihindari agar tidak terjadi hipertensi dengan cara menanamkan pola hidup sehat sejak usia dini yang dilakukan dalam keluarga dan melalui edukasi di sekolah,” paparnya.

Menanamkan kebiasaan gaya hidup sehat sejak dini dinilai lebih efektif dan lebih mudah dibandingkan dengan menyarankan perubahan gaya hidup ketika sudah dewasa. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita perlu berperan aktif dalam membentuk pola hidup anak yang nantinya akan ia teruskan hingga dewasa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

dr. Eka menjelaskan bahwa risiko hipertensi akan meningkat tajam pada usia 45 tahun. Maka dari itu, para ahli menyarankan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara regular atau teratur dimulai dari usia 18 tahun.

“Terutama yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskular. Pasien diabetes juga berisiko mengalami hipertensi sehingga dengan demikian harus dilakukan pemeriksaan darah berkala untuk mendeteksi adanya hipertensi,” lanjutnya.

Artikel Terkait: 7 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Hipertensi, Cek!

Cara Melakukan Pengukuran Tekanan Darah dari Rumah untuk Cegah Hipertensi

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain melakukan pengukuran tekanan darah di fasilitas kesehatan, pengukuran tekanan darah juga bisa dilakukan secara mandiri di rumah atau yang disebut dengan PTDR (Pengukuran Tekanan Darah di Rumah).

dr. Erwinanto, Sp. JP (K), FIHA, FAsCC, Ketua InaSH menjelaskan bahwa dengan melakukan pengukuran yang benar dan akurat akan didapatkan hasil yang tepat.

“PTDR sangat membantu untuk mendeteksi hipertensi jas putih, yaitu peningkatan tekanan darah saat diukur di klinik atau RS, tetapi saat dilakukan pengukuran di luar klinik didapatkan tekanan darah normal,” ungkapnya.

PTDR harus dilakukan secara berkala tidak hanya untuk pasien hipertensi, tetapi juga bagi yang memiliki tekanan darah normal. “Jika tidak hipertensi tetap harus dikendalikan agar tetap rendah,” sambungnya.

Berikut adalah cara untuk melakukan PTDR agar mendapatkan hasil yang akurat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Mempersiapkan Pengukuran Tekanan Darah

Pastikan ruangan tempat mengukur tekanan darah tenang dengan suhu yang nyaman. Sebelum melakukan pengukuran jangan merokok, minum kopi, atau berolahraga minimal 30 menit. Selain itu, juga mengosongkan kandung kemih pun sebaiknya dilakukan.

Duduklah dengan santai sekitar 3-5 menit dan hindari berbicara sebelum, selama, dan di antara pengukuran.
Gunakanlah ukuran manset alat ukur tekanan darah yang sesuai dengan ukuran lengan.

2. Posisi Duduk untuk Mengukur Tekanan Darah

Duduk bersandar dengan lengan disangga meja. Bagian tengah lengan diposisikan setinggi dengan jantung. Kaki menapak pada lantai dan tidak disilangkan.

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Bolehkah Ibu Menyusui Minum Obat Hipertensi? Begini Penjelasannya

3. Protokol Pengukuran Tekanan Darah di Rumah

Untuk evaluasi jangka panjang, lakukan PTDR minimal 1-2 kali per bulan. Setiap pengukuran dilakukan 2 kali dengan selang waktu 1 menit.

Catatlah hasil pengukuran. Bila rata-rata tekanan darah lebih besar dari 135 (sistolik) atau lebih besar dari 85 (diastolik) maka hasilnya mengindikasikan adanya hipertensi.

Sementara sebelum kontrol ke dokter bagi penderita hipertensi, ukurlah tekanan darah 2 kali sehari, pada pagi hari dan malam hari selama 7 hari (atau minimal 3 hari).

Tekanan darah pagi diukur dalam kisaran 1 jam pertama dari bangun, setelah buang air kecil dan sebelum sarapan. Bila Parents sedang minum obat hipertensi, lakukan pengukuran sebelum minum obat.

Sedangkan untuk tekanan darah malam, diukur sebelum tidur. Setiap pengukurang dilakukan 2 kali dengan selang waktu 1 menit.

Tips Hidup Sehat

dr. Djoko juga memberikan tips hidup sehat bagi penderita hipertensi, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Menurunkan berat badan
  • Mengatur diet atau pola makan
  • Mengurangi konsumsi garam (tidak lebih dari 5 gram per hari)
  • Memperbanyak konsumsi sayur dan buah
  • Menghindari lemak berlebihan
  • Berhenti merokok
  • Olahraga secara teratur
  • Minum obat sesuai petunjuk dokter
  • Menghentikan konsumsi alkohol
  • Mengendalikan stres
  • Pemeriksaan tekanan darah secara rutin serta periksa laboratorium untuk deteksi dini terjadinya komplikasi

Komplikasi hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan tekanan darah, baik dengan perubahan gaya hidup dan terapi farmakologi.

Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur secara mandiri atau PTDR, adalah cara yang paling mudah untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi beserta komplikasinya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat!

Baca Juga:

5 Fakta Hipertensi Menurut dr Tirta: Silent Killer yang Bisa Dicegah

Catat 5 Jenis Hipertensi yang Terjadi pada Ibu Hamil, Hati-hati Bun!

Bisa membuat bayi lahir prematur, waspadai 8 penyebab hipertensi saat hamil!