Bunda mungkin bertanya-tanya terkait apa yang boleh dan tidak boleh untuk ibu hamil, termasuk pertanyaan bolehkah ibu hamil minum susu kental manis atau yang kini dikenal dengan kental manis?
Konsumsi kental manis ini berhubungan dengan batasan kadar gula yang ada dalam produk tersebut. Apakah ada dampaknya jika ibu hamil terlalu banyak mengonsumsi susu kental manis yang tinggi gula ini? Bagaimana pengaruhnya dengan kesehatan janin?
Berikut penjelasan lebih lanjut terkait bolehkah ibu hamil minum susu kental manis.
Artikel terkait: Minum Susu untuk Program Hamil Memperbesar Peluang Kehamilan? Ini Penjelasan Dokter
Kental Manis Jauh Berbeda dengan Susu Khusus Ibu Hamil
Kental manis dan susu ibu hamil memang sama-sama berasal dari susu sapi, namun kandungan keduanya jauh berbeda.
Kandungan air di dalam kental manis sudah diambil dan dibuang melalui proses evaporasi (penguapan). Susu kental manis juga diberikan gula tambahan sehingga teksturnya jadi lebih kental.
Proses penambahan gula yang tinggi dalam kental manis ini menyebabkan kandungan protein di dalamnya menjadi lebih rendah, padahal ibu hamil perlu kandungan protein yang cukup untuk pertumbuhan janin.
Satu bungkus (1 porsi susu kental manis) memiliki kandungan kalori sebesar 180 kkal dengan rincian 67% karbohidrat, 30% lemak, dan 3% protein.
Perbandingan dengan satu gelas susu sapi segar memiliki 146 kkal kalori dengan 49% lemak, 30% karbohidrat, dan 21% protein.
Kesimpulannya adalah kental manis tidak bisa dijadikan pengganti susu sapi biasa atau juga susu ibu hamil ya, Bunda.
Artikel terkait: Mengenal Susu Kefir dan Manfaatnya, Mengapa Tidak Disarankan untuk Bumil?
Bolehkah Ibu Hamil Minum Susu Kental Manis? Ini Penjelasannya
Pertanyaan selanjutnya terkait kental manis untuk ibu hamil ini adalah apakah boleh atau tidak sama sekali? Susu kental manis tentu boleh saja diberikan asal jangan berlebihan.
Kita tahu bahwa kandungan gula yang berlebihan pada susu kental manis dapat mengakibatkan janin yang besar dalam kandungan, sebab susu kental manis mengandung kadar gula yang tinggi bila dibandingkan dengan jenis susu lainnya misalnya susu bubuk.
Dokter Gita Permatasari, dokter umum dan konsultan laktasi juga menambahkan, kadar gula yang berlebih dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit seperti diabetes dan obesitas.
Sementara itu, ibu hamil boleh mengkonsumsi kental manis, namun jumlahnya perlu dibatasi dan sebaiknya tidak dikonsumsi setiap hari.
Artikel terkait: Amankah Minum Susu Penggemuk untuk Ibu Menyusui? Simak Penjelasan Ini
Kenali Diabetes Gestational, Diabetesnya Ibu Hamil
Diabetes gestasional adalah diabetes yang kerap terjadi pada ibu hamil, yaitu saat ibu mengalami intolerensi glukosa yang baru timbul setelah adanya kehamilan.
Diabetes gestasional biasanya terjadi tanpa gejala, karena itu ibu hamil akan diperiksa kadar gula darahnya saat usia kehamilan menginjak 24-28 minggu.
Apa tanda-tanda memiliki risiko tinggi menyandang diabetes gestasional?
American Diabetes Association menyatakan, orang yang termasuk berisiko tinggi diabetes gestasional dan harus melakukan deteksi dini adalah:
- Obesitas (dengan nilai BMI lebih dari 30)
- Mengidap diabetes mellitus pada kehamilan sebelumnya
- Ditemukannya glukosa pada pemeriksaan urin
- Mempunyai riwayat keluarga penyandang diabetes
Beberapa kejadian di bawah ini juga merupakan faktor risiko tinggi untuk terjadinya diabetes gestasional:
- Riwayat hipertensi dalam kehamilan
- Usia di atas 35 tahun saat hamil
- Riwayat memiliki bayi besar lebih dari 4 kilogram saat melahirkan
- Riwayat kejadian janin meninggal saat hamil
- Riwayat cacat bawaan pada janin.
Bagaimana Kadar Gula yang Terlalu Tinggi Memengaruhi Kehamilan dan Janin
Ibu hamil sangat penting untuk menjaga kadar gula dalam darah. Karena kadar gula yang tinggi dan diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan makrosomia (janin yang terlalu besar sehingga menyulitkan Anda untuk bersalin secara normal).
Terlebih lagi, bayi makrosomia ini juga dapat menyebabkan distosia bahu (tersangkutnya bahu janin pada panggul Anda ketika proses persalinan, sehingga bisa menyebabkan trauma pada janin), demikian dikutip dari laman RS Pondok Indah dalam tulisannya.
Selain itu, persalinan pada bayi besar dapat mengakibatkan patah tulang selangka dan kerusakan saraf janin, maka, kerap kali para dokter menyarankan operasi caesar untuk melahirkan bayi yang besar.
Kadar gula darah yang tidak terkendali pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko sebagai berikut:
- Risiko terjadinya kuning (jaundice) pada bayi baru lahir meningkat
- Risiko polisitemia (peningkatan jumlah sel darah merah) dan hipokalsemia yang dapat memengaruhi irama jantung janin.
- Preeklamsia juga dapat terjadi, terutama pada ibu hamil dengan obesitas.
- Janin berisiko tinggi mengalami gangguan pernapasan hingga lambatnya pematangan paru.
- Risiko kejadian bayi lahir mati juga meningkat. Biasanya terjadi pada bulan-bulan akhir kehamilan.
Jadi, yang perlu Bunda pertimbangkan lagi adalah susu kental manis tidak bisa menjadi pengganti susu ibu hamil, yang mana konsumsi SKM untuk ibu hamil per harinya harus dibatasi untuk menekan kemungkinan risiko yang bisa terjadi.
Berdasarkan artikel yang ditulis oleh:
dr. F.X. A. Bhimantoro, Sp.OG
Spesialis Kebidanan & Kandungan
RS Pondok Indah – Pondok Indah
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
id.theasianparent.com/efek-samping-pemanis-buatan
10 Manfaat Daun Beluntas untuk Kesehatan, Usir Pegal Linu, Bau Mulut hingga Keputihan
BPOM Larang Susu Kental Manis Tak Boleh Diseduh, Ini Alasannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.