Kenali 7 Penyebab Bayi Tidak Suka Nasi dan Cara Menghadapinya!

Bayi tidak suka nasi bikin Bunda frustasi? Ketahui penyebab mengapa anak tidak mau makan nasi dan cara menghadapinya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memasuki usia 6 bulan, sebagian bayi akan mulai mengonsumsi makanan padat atau makanan pendamping ASI (MPASI). Termasuk mengonsumsi nasi seperti orang dewasa dengan tekstur cair seperti bubur. Namun, bagaimana jika bayi tidak suka nasi?

Tak dapat dipungkiri, pada masa MPASI, beberapa bayi terkadang memilih jenis makanan. Bahkan, mereka mungkin akan menolak, membuang, atau melepeh makanan yang dirasa tidak disukainya. Misalnya, sayuran, buah-buahan, telur, daging, ikan, atau mungkin nasi sebagai karbohidrat utama.

Bayi yang tidak suka beberapa jenis makanan tertentu, seperti nasi kerap membuat Parents pusing. Seperti diketahui, nasi adalah jenis pangan yang mengandung karbohidrat yang berfungsi untuk memberikan sumber energi tubuh. Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan bayi tidak suka nasi?

Artikel Terkait: Bayi makan nasi, kapan waktu terbaik? Jangan sampai keliru, Parents!

Penyebab Bayi Tidak Suka Nasi

Sebagian orang mungkin menilai bayi adalah seorang picky eater atau pemilih makanan. Namun pada dasarnya, hampir semua bayi akan memilih-milih makanan, termasuk bayi yang tidak suka makan nasi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebabnya, seperti:

1. Masih Belajar Keterampilan Makan 

Anak-anak masih belajar makan dengan benar selama masih bayi atau balita. Keterampilan makan tersebut diketahui sedang dipraktikkan. Mereka akan menjelajahi makanan yang berbeda dan belajar mengelola tekstur serta rasa yang berbeda.

Selama masa MPASI, bayi akan mempelajari cara makan di lingkungan yang berbeda. Itulah sebabnya, terkadang anak-anak akan makan lebih baik di kamar bayi daripada di ruang lain. Hal ini dikarenakan, kamar bayi akan lebih tenang dan minim distraksi atau gangguan yang menyebabkan bayi enggan makan.

Selain itu, bayi juga akan mempelajari cara makan yang berbeda saat mereka diajak keluar rumah, seperti saat mengunjungi rumah kakek-nenek, restoran, atau tempat lainnya. Anak kecil belum bisa menggeneralisasi, jadi apa yang terjadi di satu lingkungan mungkin tidak langsung terjadi di lingkungan lain.  

Beberapa bayi menjadi kompeten dengan makan cepat dan beberapa anak tidak. Kadang-kadang, anak-anak akan mengunyah dan mengunyah, kemudian meludahkannya. Itu bagian dari cara mengembangkan keterampilan makan mereka dan pada akhirnya mereka hanya perlu lebih banyak waktu untuk berlatih.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Rasa

Bayi dan balita memiliki indera perasa yang matang dan manis. Ini adalah mekanisme bertahan hidup evolusioner lain untuk membantu mereka mencari ASI ketika mereka lahir. Tapi, selera pahit dan asamnya belum matang, sehingga bayi belum begitu mengenali atau terbiasa dengan rasa tersebut.

Misalnya sayuran, memiliki banyak senyawa pahit dan merupakan sesuatu yang harus dipelajari anak-anak. Hal itu tidak datang secara alami dan mereka tidak secara otomatis menyukai makanan itu. Penelitian telah menunjukkan bahwa 70% anak-anak prasekolah sensitif terhadap senyawa pahit yang ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran, terutama sayuran hijau, itulah sebabnya mereka sering ditolak. 

Selain itu, bayi juga mungkin akan menolak makanan bercita rasa hambar. Kemungkinan rasa hambar pada nasi atau serealia lainnya dapat menyebabkan bayi ogah mengonsumsi makanan tersebut.

3. Nafsu Makan

Pertimbangkan waktu makan dan camilan. Camilan yang terlalu dekat dengan waktu makan dapat menghilangkan nafsu makan dan keinginan untuk makan mungkin hilang. Seorang Ahli Diet Terdaftar & Ahli Gizi Anak, Sarah Almond Bushell MPhil, BSc (Hons), RD, MBDA memberikan saran untuk mengatur nafsu makan anak

“Saya sarankan meninggalkan antara dua setengah sampai tiga jam di antara waktu makan berat dan makanan ringan untuk bayi dan balita. Sementara, anak-anak usia sekolah bisa sedikit lebih lama, yaitu empat jam atau lebih,” terangnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bahkan dengan rutinitas makan dan camilan yang terstruktur, bayi atau balita terkadang akan meminta lebih banyak camilan di sela-sela waktu. Beberapa hal bisa terjadi di sini. Mereka bisa mengalami lompatan perkembangan yang pada gilirannya membutuhkan lebih banyak energi, terutama jika mereka meminta karbohidrat. Atau lebih sering karena mereka lapar, kemungkinan besar karena mereka tidak makan dengan baik pada waktu makan terakhir. 

4. Tersedak

Sebagian besar bayi siap untuk makanan padat antara 4 hingga 6 bulan. Akan tetapi, beberapa bayi mungkin merasa makanan padat sulit untuk ditangani pada awalnya. Bayi mungkin tampak muntah saat menyusu.

Jika bayi kesulitan menelan makanan padat, cobalah mengurangi makanan di sendok. Jika bayi masih tersedak, ia mungkin belum siap untuk makanan padat. Penyedia layanan kesehatan anak juga dapat memeriksa alasan lain untuk tersedak terus-menerus.

5. Kelelahan Sebabkan Bayi Tidak Suka Nasi

Penting untuk mengetahui jadwal tidur bayi saat masa MPASI. Beberapa bayi mungkin menolak makan nasi atau makanan lainnya saat mereka kelelahan atau mengantuk. Buat makan siang sedikit lebih substansial dan makan malam sedikit lebih sederhana, dan perkenalkan camilan sebelum tidur bersama susu.

6. Bosan 

Siapa sangka, bayi yang belum dapat berbicara ternyata sudah mengerti rasa bosan. Kebosanan tersebut dapat menyebabkan bayi tidak suka nasi. Bayi mungkin akan menolak makan nasi atau bahkan melemparnya. Untuk itu, ini saatnya bagi Parents untuk mengasah kreativitas agar anak kembali mau makan nasi.

7. Lebih Tertarik Makanan Orang Dewasa

Tanpa kita sadari, bayi sering mendekat saat Parents atau orang dewasa lainnya sedang makan di dekat mereka. Hal ini dikarenakan rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi pada bayi. Mereka ingin menjelajahi dan mengenali rasa makanan yang dikonsumsi oleh orang lain. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Anak Cut Meyriska Dikasih Makan Nasi Basi oleh Pengasuh, Ini Bahayanya dan Cara Atasi Bayi Keracunan

Bahayakah Jika Anak Bayi Tidak Mau Makan Nasi?

Sebenarnya, bayi yang terkadang menolak makan nasi selama beberapa kali masih tergolong wajar. Hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebabnya. Untuk itu, Parents harus lebih kreatif dalam mengolah nasi dan menjadikannya sajian yang menarik untuk bayi.

Parents jangan terlalu khawatir jika bayi tidak suka nasi. Pasalnya, masih ada sumber karbohidrat lainnya yang dapat dikonsumsi bayi. Cobalah untuk memberikan makanan kaya karbohidrat, seperti kentang, ubi, jagung, oat, gandum, roti, dan sereal.

Cara Menghadapi Bayi yang Tidak Mau Makan Nasi

Meski melihat anak bayi yang tidak suka makan nasi sering membuat hati resah, namun Parents tidak boleh menyerah. Ada beberapa cara menghadapi bayi yang tidak mau makan nasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Jangan Memaksa

Alih-alih menjejali anak agar mau makan nasi, memaksa anak untuk makan malah dapat membuatnya trauma. Cobalah untuk menunggu beberapa saat hingga anak mau makan. Jika cara tersebut tidak berhasil, coba tawarkan makanan lain selain nasi. Biarkan anak mengenal rasa dan tekstur secara perlahan.

2. Masak Nasi Menggunakan ASI atau Susu

Jadi, alih-alih menyerah, pastikan untuk menyiapkan sereal bayi dengan rasa yang sudah dikenal, baik menggunakan ASI atau susu formulanya. Cara ini mungkin akan membuat bubur beras atau nasi berubah menjadi rasa manis.

3. Olah Menjadi Makanan Lain 

Ada banyak sekali cara mengolah nasi menjadi makanan lain. Coba buat perkedel daging nasi, bola-bola nasi, nasi goreng, atau makanan lainnya. Semuanya kembali lagi pada ide kreatif Bunda dalam mengolah makanan.

4. Ajak Makan Bersama

Mengajak bayi makan satu meja dengan orangtua dapat memberikan pandangan tentang cara makan yang benar. Mereka akan mempelajari bagaimana cara menyuap, mengunyah, hingga menelan makanan. Kebiasaan makan orangtua yang baik akan berpengaruh terhadap kebiasaan makan anak.

Artikel Terkait: Menanamkan Kebiasaan Makan yang Baik

5. Ubah Tekstur

Beberapa anak termasuk bayi mungkin akan merasa bosan jika diberi makanan yang hanya itu-itu saja setiap harinya. Coba sesekali untuk mengubah tekstur makanan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di awal masa MPASI atau usia 6 bulan, bayi akan makan makanan dengan tekstur halus atau ulek-saring. Pada usia 8 bulan, bayi biasanya sudah dapat mengonsumsi makanan bertekstur agak kasar atau ulek saja. Kemudian, bertambahnya usia atau di usia 12 bulan, mereka akan makan makanan dengan tekstur kasar tanpa saring atau ulek.

Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa ada anak yang akan naik tekstur sebelum usianya. Hal ini mungkin sebuah prestasi bagus, namun Parents tetap tidak boleh berekspektasi lebih. 

6. Coba Karbohidrat Lain

Coba beralih ke makanan padat yang lebih substansial, seperti kentang, ubi jalar, atau kacang polong. Selain itu, bisa juga memberikan buah-buahan dengan kadar karbohidrat tinggi, seperti alpukat.

7. Cek Kondisi Bayi

Jika bayi benar-benar menutup mulut dan tidak mau makan nasi, segera periksa kondisinya. Apakah bayi sedang tumbuh gigi? Apakah bayi sedang dalam suasana hati yang tidak enak? Atau apakah bayi sedang tidak nyaman saluran pencernaannya?

Masalah seputar makanan bayi, termasuk bayi tidak suka nasi memang kerap membuat Parents tidak tenang. Akan tetapi, Parents harus bersabar dan tidak menyerah untuk terus memberi makan kepada mereka.

***

Why Won’t Baby Eat?
www.webmd.com/parenting/baby/why-wont-baby-eat

14 reasons why your Toddler is refusing to eat
www.childrensnutrition.co.uk/full-blog/toddlers-wont-eat

What to Do if Your Baby Rejects Rice Cereal
www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/rejecting-baby-cereal.aspx

Baby Hates Eating Cereal (Why it Happens and What Else to Try)
naturalbabylife.com/baby-hates-cereal/

 

Baca Juga:

10 Resep Makanan Bayi 6 Bulan untuk Kecerdasan Otak yang Mudah Dibuat

Panduan memberikan makanan bayi sesuai usia, jangan sampai salah!

Penelitian: Produk Susu dan Makanan Bayi Kemasan Tidak Baik Untuk Anak