Waktu terbaik bayi makan nasi kerap menjadi pertanyaan banyak orangtua. Pemberian makanan padat sesuai tahapan usia bayi menjadi faktor krusial agar tumbuh kembang anak berjalan optimal.
Usia paling tepat bayi makan nasi
Pemberian ASI eksklusif menjadi nutrisi esensial untuk bayi, the American Academy of Pediatrics merekomendasikan ibu untuk menyusui bayinya enam bulan pertama setelah melahirkan.
Setelah itu, makanan pendamping ASI perlu diberikan saat sistem pencernaan bayi makin berkembang dan bayi membutuhkan kandungan nutrisi lain untuk tumbuh kembangnya.
Fase ini menjadi masa yang menantang saat bayi pertama kali mengenal makanan lain selain ASI. Ada beberapa ciri yang menandakan bayi sudah siap untuk mengenal makanan padat:
- Reflek lidah bayi untuk mendorong makanan keluar dari mulut mulai berkurang
- Bayi bisa menopang kepalanya sendiri
- Bayi mulai tertarik pada makanan baru
Ciri di atas selanjutnya akan membuat Bunda bersemangat untuk mengenalkan bayi pada makanan baru, termasuk nasi. Namun, apakah boleh bayi makan nasi?
Seperti diketahui, bayi belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna. Hingga kini, banyak ditemukan kasus orangtua memberikan makanan bayi tidak sesuai tahapan usianya.
Melansir laman WebMD, sekitar 40% orangtua bahkan kurang mengindahkan anjuran untuk memberikan makanan padat pada bayi sebelum usia yang disarankan. Selain itu, dalam banyak kasus hal ini terjadi pada bayi yang diberikan susu formula dan bukan asi eksklusif.
Untuk itu, pastikan Bunda memperkenalkan nasi pada bayi saat ia sudah menginjak usia satu tahun atau lebih. Di fase awal pengenalan makanan padat, pilihlah jenis makanan yang tekturnya lembek dan mudah dilumat mulut mungil bayi.
Bayi makan nasi sebelum waktunya, waspada efek berbahaya ini!
Merupakan momen menyenangkan sekaligus menantang melihat bayi memasukkan makanan padat ke dalam mulutnya. Meskipun begitu, Bunda sebaiknya menahan diri memberikan nasi dan makanan bertektur keras lain sebelum waktunya karena alasan berikut:
#1 Risiko tersedak
Mulut bayi yang masih mungil dan pencernaan belum sempurna patut menjadi perhatian Bunda untuk meminimalisir risiko tersedak. Refleks bayi untuk mencerna makanan belum sepenuhnya berkembang, hindari memberikan makanan yang masih sulit ia cerna termasuk nasi.
#2 Gangguan pencernaan
Sekalipun makanan dapat tertelan bayi, besar kemungkinan timbul masalah dalam sistem pencernaan bayi. Lambung dan usus bayi belum mampu untuk mengolah makanan padat, memaksa makanan padat sebelum waktunya berisiko menyebabkan konstipasi dan masalah pencernaan lainnya.
Menurut Kelly Scanlon, peneliti di Center of Disease Control bagian Gizi, Aktivitas Fisik, dan Obesitas menyebutkan bahwa memberikan bayi makanan padat sebelum waktunya, membuat bayi jadi rentan menderita penyakit kronis seperti diabetes, obesitas dan penyakit berbahaya lainnya.
#3 Malnutrisi
Air susu ibu merupakan nutrisi krusial untuk tumbuh kembang si janin. Di dalamnya terdapat karbohidrat, protein, vitamin, mineral, lemak dan ragam nutrisi berlimpah yang esesnsial menunjang pertumbuhan bayi.
Asam lemaknya mendukung perkembangan otak bayi, membantu penyerapan vitamin dan menjadi sumber kalori yang bagus untuk bayi. Jika bayi mendapatkan makanan padat sebelum waktunya, ia akan kehilangan banyak komponen penting dalam asi. Bukannya sehat, hal ini rentan membuat bayi kekurangan zat gizi.
Nah, Bun dengan begitu sebaiknya bersabar ya untuk memberikan nasi pada bayi agar tak menghambat tumbuh kembangnya.
Baca juga :
Bolehkah makan nanas saat menyusui? Simak efek sampingnya bagi bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.