Kondisi kesehatan bayi tanpa tempurung kepala sering diistilahkan sebagai anencephaly.
Anencephaly adalah cacat lahir (masalah kesehatan yang diidentifikasi saat lahir), yang terjadi ketika tengkorak, kulit kepala, dan otak tidak berkembang dengan baik di dalam rahim. Bagian otak dan tengkorak bayi hilang. Jaringan otak yang terbentuk biasanya terbuka karena tidak ada cukup kulit dan tulang untuk menutupinya.
Laman kesehatan Medline Plus melaporkan, anencephaly (anensefali) adalah salah satu jenis cacat tabung saraf yang paling umum, yang memengaruhi sekitar 1 dari 1.000 kehamilan. Namun, sebagian besar kehamilan ini berakhir dengan keguguran, sehingga prevalensi kondisi ini pada bayi baru lahir jauh lebih rendah.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyebab bayi tanpa tempurung kepala, faktor risiko, hingga cara perawatannya, simak artikel ini hingga tuntas ya, Parents.
Artikel terkait: Penelitian: asam folat bukan satu-satunya yang bisa mencegah cacat lahir pada bayi
Penyebab Anensefali, Kondisi Bayi Terlahir Tanpa Tempurung Kepala
Sumber: Shutterstock
Anensefali adalah kondisi ketika bayi terlahir tanpa tempurung kepala. Kondisi ini cukup berbahaya mengingat ada beberapa bagian otak dan tulang tengkorak yang tidak dapat tumbuh dan berkembang.
Terkait penyebabnya, sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seorang bayi terlahir dengan kondisi tidak memiliki tempurung kepala. Namun, kekurangan asam folat pada ibu hamil termasuk salah satu faktor yang sangat memengaruhi.
Selain kekurangan asam folat, ada juga faktor lain yang meningkatkan risiko bayi terkena anensefali, yaitu:
- Kelainan genetik
- Kekurangan nutrisi tertentu, terutama asam folat
- Paparan zat beracun dari lingkungan, obat, atau makanan yang dikonsumsi selama hamil
- Terlahir dari ibu yang menderita obesitas atau diabetes
- Ibu sering terpapar suhu tinggi, misalnya karena berendam air hangat, mandi uap, atau demam tinggi
Ciri-ciri Bayi Tanpa Tempurung Kepala atau Anencephaly
Ciri-ciri Anencephaly yang paling terlihat adalah sebagai berikut:
- Hilangnya bagian tengkorak bayi yang seharusnya ada menjadi bagian dari tulang di belakang kepala.
- Tulang yang ada di bagian samping atau depan tengkorak juga bisa hilang maupun terbentuk, tetapi dengan kondisi yang kurang baik.
- Otak bayi biasanya juga tidak terbentuk dengan jelas. Tanpa adanya otak kecil yang berfungsi dengan baik, kecil kemungkinannya bagi bayi untuk mampu bertahan hidup.
- Kondisi lipatan telinga, langit-langit mulut, serta refleks tubuh yang kurang baik.
- Beberapa bayi yang lahir dengan anensefali juga mengalami kelainan jantung.
Faktor Risiko Anencephaly
Anencephaly tampaknya tidak diwariskan (diturunkan dalam keluarga). Dalam kebanyakan kasus, itu terjadi tanpa riwayat keluarga dengan kondisi tersebut. Tetapi, jika Anda pernah memiliki anak dengan cacat tabung saraf (NTD) sebelumnya, Anda memiliki peluang lebih tinggi untuk memiliki bayi dengan anensefali, demikian dikutip Cleveland Clinic.
Faktor risiko yang dapat meningkatkan ibu hamil melahirkan bayi tanpa tempurung kepala yang lain adalah kombinasi faktor lingkungan, gen dan nutrisi selama kehamilan.
Ibu hamil yang tidak mendapatkan cukup asam folat (vitamin B9) saat hamil memiliki risiko lebih tinggi memiliki bayi dengan anencephaly. Perempuan harus mengonsumsi vitamin prenatal dengan 400 mikrogram (mcg) asam folat sebelum dan selama kehamilan.’
Diabetes yang tidak terkontrol meningkatkan risiko NTD. Ini menyebabkan kadar glukosa darah (gula dalam darah) menjadi terlalu tinggi dan membahayakan perkembangan bayi Anda.
Demam atau menggunakan bak mandi air panas atau sauna selama awal kehamilan dapat meningkatkan risiko memiliki bayi dengan NTD.
Obat anti kejang seperti fenitoin (Dilantin®), carbamazepine (Tegretol®) dan asam valproat (Depakote®) dapat menyebabkan NTD. Beberapa obat ini juga mengobati migrain dan gangguan bipolar.
Ibu hamil yang membawa kelebihan berat badan sebelum hamil memiliki peluang lebih tinggi untuk memiliki bayi dengan anencephaly atau NTD lainnya.
Mengkonsumsi opioid selama dua bulan pertama kehamilan dapat menyebabkan NTD. Opioid termasuk heroin (obat terlarang) dan resep obat penghilang rasa sakit seperti hidrokodon.
Diagnosis
Anencephaly dapat didiagnosis selama kehamilan atau setelah bayi lahir.
CDC menjelaskan, selama kehamilan, ada tes skrining (tes prenatal) untuk memeriksa cacat lahir dan kondisi lainnya. Anencephaly akan menghasilkan hasil abnormal pada tes skrining darah atau serum atau mungkin terlihat selama USG (yang membuat gambar tubuh).
Dalam beberapa kasus, anencephaly mungkin tidak terdiagnosis sampai setelah bayi lahir. Anencephaly segera terlihat saat lahir.
Perawatan
Sebagaimana dikutip Cleveland Clinic, hampir semua bayi yang lahir dengan anencephaly meninggal dalam beberapa jam atau hari setelah lahir.
Pencegahan
Anda mungkin dapat mengurangi kemungkinan memiliki anak dengan kondisi tersebut dengan melakukan hal berikut ini:
- Konsumsi rutin asam folat selama kehamilan. Cacat tabung saraf (NTD) terjadi pada bulan pertama kehamilan, jadi penting untuk mulai mengonsumsi asam folat sebelum Anda berencana untuk hamil.
- Hindari obat-obatan tertentu. Obat-obatan yang mengendalikan kejang dan mengobati migrain dan gangguan bipolar dapat menyebabkan NTD. Tanyakan penyedia Anda tentang obat yang Anda minum sebelum Anda hamil. Jangan minum opioid jika Anda merasa hamil.
- Jauhi sauna dan pemandian air panas di masa awal kehamilan.
- Cobalah untuk menurunkan berat badan sebelum hamil, jika Anda memiliki kelebihan berat badan, dan pertahankan berat badan yang sehat selama kehamilan.
- Jika Anda menderita diabetes, bicarakan dengan penyedia Anda tentang cara mengelola diabetes dengan aman selama kehamilan
Kisah Bayi Tanpa Tempurung Kepala di Sukabumi, Idap Anensefali
Sumber: Tribun Jabar/Dian Herdiansyah
Seorang bayi tanpa tempurung kepala terlahir di Sukabumi, Jawa Barat. Bayi tersebut diberi nama Neng Syifa, buah cinta dari pasangan suami istri yang bernama Mudrikah dan Mitasari.
Mudrikah, sang ayah, yang merupakan seorang buruh di pabrik batu kapur hanya bisa pasrah ketika mengetahui kondisi anaknya. Namun, ia masih berharap Neng Syifa bisa kembali normal seperti anak lainnya.
Simak kisah bayi tanpa tempurung kepala berikut ini.
Mudrikah dan istrinya, Mitasari, hanya bisa pasrah ketika mendapati buah hati mereka yang dinantikan selama 9 bulan ternyata mengidap kelainan di kepala. Bayi yang diberi nama Neng Syifa itu terlahir tanpa tempurung kepala atau dalam dunia medis disebut anensefali.
Kedua orang tuanya merupakan warga Kampung Gununggedogan RT 20/ RW 04, Desa Panumbangan, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Mitasari, ibunda Neng Syifa melahirkan secara caesar di RS Kartika Kota Sukabumi pada Selasa, 24 Agustus 2021.
Awalnya, Mudrikah sendiri tidak percaya dengan apa yang menimpa anaknya. Namun, sampai saat ini ia dan istrinya masih berharap anaknya dapat tumbuh normal seperti anak-anak yang lain. Ia juga sangat menyayangi putrinya terlepas dari kondisinya saat ini.
“Bagaimana pun keadaan anak saya, rasa sayang saya tidak hilang. Kami berharap anak saya bisa sembuh agar bisa normal seperti anak yang lain,” kata Mudrikah, Minggu (29/8/2021), mengutip dariTribun Jabar.
Meski demikian, baik Mudrikah dan Mitasari tak menampik bahwa keduanya merasa sangat sedih melihat kondisi putrinya. Namun, keduanya percaya bahwa ini adalah takdir Allah. Mereka pun hanya bisa pasrah sembari berharap akan ada yang menolong mereka.
“Saya sangat sedih, tapi bagaimana lagi, ini takdir dari Allah, saya hanya bisa pasrah dan sabar,” kata Mudrikah.
Artikel terkait: Waspadai Spina Bifida, Cacat Lahir pada Tulang Belakang Bayi
Didiagnosis Ada Kelainan Saat Usia 7 Bulan
Sumber: Sukabumi Update
Seperti layaknya orang tua yang menanti kehadiran momongan, Mudrikah merasa sangat bahagia ketika mengetahui bahwa istrinya hamil. Di awal kehamilan, semuanya pun berjalan normal. Mitasari tak merasakan adanya kelainan pada janinnya.
Kabar buruk itu baru datang ketika usia kandungannya menginjak 7 bulan. Kala itu, ketika memeriksakan diri ke dokter kandungan, dokter mengatakan ada kelainan pada janin yang dikandung oleh Mitasari. Namun, ia pun tak menyangka bahwa kelainan yang dimaksud akan menyebabkan bayinya terlahir tanpa tempurung kepala.
“Pada usia kandungan tujuh bulan sempat melakukan USG dan dokter menyatakan ada kelainan dalam janin,” kata Mitasari.
Sontak saja setelah Neng Syifa terlahir ke dunia, Mitasari kaget bukan main ketika menyadari keadaan bayinya. Ia tidak menyangka bahwa buah hatinya mengidap kelainan yang disebut anensefali.
“Saya juga kaget melihat keadaan anak saya setelah beres operasi,” katanya.
Siti, salah seorang anggota keluarga mengatakan, hingga beberapa hari setelah dilahirkan kondisi Neng Syifa masih stabil. Belum ada keluhan yang muncul meskipun tak memiliki tempurung kepala.
Meninggal di Usia 10 Hari
Sayang, ternyata Neng Syifa tak berusia panjang. Ia akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Kamis 2 September 2021, dini hari.
Sebelumnya ia sempat dibawa ke puskesmas di Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, dan diinkubator, tetapi nyawa Neng Syifa tetap tak bisa terselamatkan.
“Inalilahi Wainalilahi Rojiun, bayi tersebut meninggal dunia pada pukul 01.30 WIB, di rumah kediaman orang tuanya,” kata Kepala Desa Panumbangan, Lani Jaelani, mengutip dari Sukabumiupdate.com.
Parents, demikian informasi terkait adanya bayi tanpa tempurung kepala di Sukabumi, Jawa Barat, beserta penjelasan medisnya.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Baca juga:
Hindari 6 Hal Ini untuk Mencegah Bayi Lahir Cacat, Bumil Wajib Tahu!
Edwards Syndrome, Kelainan Genetis yang Menyebabkan Bayi Cacat Lahir atau Stillborn
5 Cacat lahir pada bayi yang sering terjadi di Indonesia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.