Sama halnya seperti menggigit dan mencubit, menarik rambut adalah bagian dari perkembangan normal bayi. Namun dibutuhkan reaksi yang tepat dari orangtua untuk dapat menghindarinya menjadi kebiasaan baru anak.
Mengapa bayi suka menarik rambut
Anak kecil menggigit, mencubit, dan menarik rambut untuk bereksperimen dan mengeksplorasi lingkungan mereka. Pada bayi, hal-hal tersebut membantu mereka memahami konsep sebab dan akibat.
Misalnya, bayi menarik rambut Bunda ketika digendong. Jika Bunda tertawa atau membuatnya menjadi sebuah permainan, dia mungkin akan mencoba lagi untuk melihat apakah reaksi yang sama akan muncul.
Jika Bunda marah, dia mungkin tertarik dengan reaksi ekstrim Bunda, dan mungkin juga membuatnya ingin mencoba lagi. Bacalah tips mengatasinya di halaman berikut pada artikel ini.
Mengapa balita menarik rambut
Sedangkan ketika balita menarik rambut, bisa saja karena mereka sedang benar-benar marah atau sakit hati. Sama halnya jika mereka menggigit atau memukul.
Karena terkadang lebih mudah bagi anak melakukan kekerasan seperti itu daripada menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan hal-hal yang mengganggu mereka.
Beberapa balita juga mungkin memiliki kebiasan menarik rambut karena mencontoh perilaku anak-anak lain.
Hal yang normal jika Bunda merasa malu atau bahkan marah ketika anak Bunda menyakiti anak lain. Tapi bagaimana Bunda bereaksi terhadap perilaku tersebut saat itu dapat mempengaruhi perilakunya kedepannya.
Jika Bunda tetap tenang dan merespon dengan cara yang konstruktif, anak pun akan belajar tentang perilaku yang sesuai. Reaksi tenang dari orangtua adalah langkah pertama menuju perilaku positif di masa yang akan datang.
Bagaimana cara menangani kebiasaan menarik rambut ini juga tergantung pada usia anak loh, Bun. Berikut tipsnya.
Mengatasi kebiasaan menarik rambut pada bayi
Bayi usia 6-12 bulan umumnya sedang belajar memahami konsep sebab dan akibat. Jadi ketika bayi menarik rambut Bunda, ia sebetulnya hanya ingin melihat reaksi yang muncul.
Berikan respon verbal yang jelas untuk menunjukkan bahwa Bunda tidak menyukai apa yang dia lakukan. Misalnya dengan mengatakan ‘Tidak’ atau ‘Jangan’.
Selanjutnya adalah dengan cara membuka dan melepaskan genggaman tangan bayi dari rambut Bunda, lalu berpaling atau menurunkannya dari gendongan.
Lakukan hal tersebut untuk mengalihkan perhatiannya sekaligus menunjukkan bahwa perilakunya bukan permainan yang menyenangkan.
Bayi tentu saja akan mengulang percobaan yang sama berkali-kali. Jadi setiap kali bayi mulai menarik rambut Bunda, lakukan respon yang sama pula. Lama kelamaan bayi Bunda akan mengerti.
Sebaliknya, jika bayi melakukan hal yang menyenangkan, seperti bertepuk tangan atau melambaikan tangan, respon dengan cara yang positif. Lakukan dengan mengatakan ‘Pintar’ atau kalimat positif lainnya dibarengi dengan pelukan, ciuman, dan sentuhan lembut.
Mengatasi kebiasaan ini pada balita
Jika anak menyakiti Bunda atau dirinya sendiri dengan menarik rambut, cari tahu dulu alasannya. Dengan tahu alasan anak melakukannya, Bunda dapat memberikan respon yang tepat dan tidak berisiko membuat perilaku anak menjadi lebih buruk.
Misalnya, jika anak menyakiti Bunda karena tidak dapat menemukan kata-kata untuk menjelaskan perasaannya, merespon dengan memarahi dan berteriak padanya tidak akan membantu.
Sebaliknya, cobalah tetap tenang meski Bunda sedang marah atau panik. Ini akan mengajarkan anak tentang bagaimana menangani rasa frustasi.
Seringkali perilaku semacam ini adalah cara balita untuk mendapatkan perhatian orangtuanya. Tunjukkan bahwa perilaku tersebut bukan cara yang benar untuk mendapatkan perhatian, dengan cara berpaling dan menjauh darinya.
Jika anak Bunda terus mengamuk, tunjukkan bahwa Bunda masih dalam kontrol. Tetap tenang, katakan padanya secara singkat bagaimana perasaan Bunda terhadap perilakunya. Seperti ‘No! Jangan tarik rambut! Tarik rambut sakit. Berhenti’.
Bunda juga dapat mengajarkan kata-kata untuk mengungkapkan perasaan seperti dengan cara mengatakan, ‘Abang (atau panggilan anak lainnya) sedang marah ya’. Ini akan membantu anak belajar menggunakan kata tersebut ke depannya, alih-alih mengamuk untuk menunjukkan rasa marahnya.
Bunda harus mengulang respon ini terus-menerus ke depannya agar anak bisa belajar dan meniru perilaku tenang Bunda.
Selamat mencoba, Bunda!
Baca juga:
Ini 11 kebiasaan aneh bayi saat menyusui, normalkah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.