Aturan Gula dan Garam untuk MPASI Bayi, Ini Penjelasan Dokter!

Bunda boleh saja memberi gula dan garam dalam MPASI bayi, tetapi ikuti aturan ini!

Apakah pemberian gula dan garam diperbolehkan untuk MPASI bayi di bawah 1 tahun?

Jika dahulu penggunaan gula garam tidak diperbolehkan sama sekali untuk bayi, penelitian terbaru menemukan bahwa pemberian gula garam untuk bayi di bawah usia 1 tahun sebenarnya diperbolehkan asal tidak berlebihan.

Artikel terkait: 9 Tahapan Makan Bayi Berdasarkan Usia dan Fakta Pola Makan si Kecil Menurut WHO

Garam untuk Menu MPASI Bayi di Bawah 1 Tahun

Bayi di bawah 1 Tahun

Lewat media sosialnya, Dr. dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K) sempat berbagi informasi mengenai pemberian gula dan garam untuk bayi sesuai dengan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Pada awalnya yaitu di tahun 2003, WHO menyarankan asupan garam pada anak dikurangi berdasarkan pertimbangan bukti ilmiah yang menunjukkan adanya korelasi antara asupan garam yang tinggi dengan hipertensi.

Namun, kemudian WHO menyatakan rekomendasi tersebut perlu ditelaah ulang karena ditemukannya bukti baru.

Selama bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi hanya menerima 1 rasa yaitu ASI, jenis menu apa pun yang Anda berikan padanya akan menjadi rasa yang baru baginya.

Menurut sebuah penelitian, dilakukan studi pada bayi menggunakan larutan air, ditemukan bahwa preferensi rasa asin pada bayi muncul pada sekitar usia 4 bulan dan menetap sampai usia 2 tahun. 

Dengan demikan, hal ini menunjukkan bahwa bayi sudah dapat mengenal rasa sejak usia dini sehingga rasa makanan pada menu MPASI-nya juga perlu diperhatikan agar ia dapat menerimanya dengan baik.

“Salah satu komponen rasa adalah asin sehingga pemberian garam pada MPASI dapat membantu proses perkembangan pengenalan rasa dengan memperhatikan kebutuhan dan batas asupan garam pada bayi,” jelasnya.

Asupan Garam yang Direkomendasikan untuk Bayi

Dokter Meta menambahkan bahwa asupan garam yang direkomendasikan untuk bayi oleh National Health Service adalah maksimal kurang dari 1 gram (setara dengan 0,4 gram natrium) per hari untuk usia 0-12 bulan.

Terlalu banyak kadar garam dalam tubuh bayi bisa menyebabkan kerja ginjal menjadi berat. Hal ini bisa meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit ginjal di saat dewasa.

Oleh karena itu, berhati-hatilah untuk tidak memberikan makanan siap saji yang tidak dibuat khusus untuk bayi. Makanan seperti sereal sarapan untuk dewasa, keju, butter, dan lainnya, bisa mengandung banyak garam.

Menurut pedoman dari IDAI, pendekatan yang terbaik adalah memberikan garam secukupnya pada MPASI yang dimasak sendiri alias home made.

Apabila memberikan MPASI kemasan pada bayi, maka Parents harus memilih MPASI yang khusus diproduksi untuk bayi dengan mencantumkan izin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).

Pemberian Garam untuk Anak Setelah Usia 1 Tahun

Saat anak sudah di atas usia 1 tahun pun sebaiknya bunda tetap membatasi pemberian garam pada si kecil untuk menjaga kesehatannya.

Menurut panduan dari Scientific Advisory Committee on Nutrition (SACN). Inilah batas maksimum kadar garam dalam tubuh si kecil sesuai usianya:

  • 0-12 bulan, kurang dari 1 gram (0,4 gram sodium)
  • 1-2 tahun, 2 gram (0,8 gram sodium)
  • 4-6 tahun, 3 gram (1,2 gram sodium)
  • 7-10 tahun, 5 gram (2 gram sodium)
  • 11 tahun ke atas, 6 gram (2,4 gram sodium)

Artikel terkait: Nasi Merah Tidak Disarankan untuk MPASI Bayi, Apa Alasannya?

Bagaimana dengan Pemberian Gula Tambahan untuk MPASI Anak?

Bayi di bawah 1 Tahun

Pada awalnya World Health Organization (WHO) menyebut bahwa gula tambahan merupakan bahan yang tidak boleh ditambahkan ke makanan yang dipasarkan untuk bayi.

Gula yang dimaksud ialah gula buatan yang dibuat lewat proses kimiawi seperti gula pasir, atau gula pada makanan kemasan.

Sebelumnya dinilai bahwa konsumsi gula jenis ini berbahaya untuk si kecil karena alasan gula dibuat dengan melalui berbagai tahap penyulingan di pabrik dan menggunakan bahan kimia yang bisa berbahaya untuk bayi.

Konsumsi gula di usia dini dinilai bisa menyebabkan kerusakan pada gigi, dan kadar gula yang tinggi di dalam darah bisa menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Namun, para peneliti juga mengungkap bahwa rasa termasuk manis juga merupakan parameter penting dalam menilai kualitas sensorik suatu makanan.

Sebuah penelitian di Tanzania menemukan bahwa MPASI yang disiapkan dengan penambahan gula dan minyak merupakan menu yang memiliki skor paling tinggi dalam hal rasa dan penerimaan oleh bayi.

“Gula tidak hanya memberikan rasa manis, tetapi juga penting terhadap rasa makanan secara keseluruhan. Penambahan gula untuk MPASI yang diolah di rumah dengan tujuan memperkaya rasa dapat dilakukan bila dibutuhkan,” tertulis dalam pedoman tersebut.

Akan tetapi, tentu penambahan gula pada MPASI juga harus mengacu pada rekomendasi yang telah ditetapkan sehingga tidak juga berlebihan.

Artikel Terkait: 5 Olive Oil untuk MPASI Bayi Rekomendasi di 2024, Banyak Manfaatnya!

Pemberian Gula Garam pada MPASI agar Anak Mau Makan dengan Lebih Baik

Pada dasarnya gula dan garam dapat ditambahkan pada MPASI untuk menjamin perkembangan khasanah rasa pada bayi.

Namun, dengan tetap mempertimbangkan fungsi ginjal yang belum sempurna jadi pemberiannya tidak boleh berlebihan.

Dokter yang juga berprofesi sebagai konselor laktasi ini menjelaskan bahwa pemberian gula dan garam diperbolehkan.

Dengan tujuan, agar menu MPASI menjadi lebih sedap dan menggugah selera makan anak serta mendukung anak untuk belajar makan dengan menu yang enak bagi mereka.

Jadi kalau ada yang bingung karena bayi enggak mau makan saat MPASI, first thing first cobain dulu, deh, makanannya, enak ga?” kata dr. Meta

Dokter Meta menambahkan, berdasarkan bukti ilmiah preferensi rasa bayi sudah muncul sejak dini sehingga pemberian makanan bayi kurang lebih sama seperti orang dewasa dalam soal rasa.

Samalah kayak kita, kalau dikasih makanan anyep mau enggak? Kalau memang bayinya mau, ya, enggak apa-apa Alhamdulillah, tapi kalau enggak, kasih gula garam asal tak berlebihan enggak apa-apa, kok. Lagian emang mau ngasih segimana, sih? Sesendok teh sekali makan? Kan ya tak mungkin,” lanjutnya.

Artikel terkait: 12 Penyebab Bayi Doyan Makan tapi Kurus Beserta Cara Mengatasinya

Bahan Alami Pengganti Gula dan Garam

Bayi di bawah 1 Tahun

Jika Parents masih ragu untuk menambahkan gula dan garam pada makanan bayi, tetapi tetap ingin bayi makan dengan lahap, mungkin bisa mempertimbangkan menggunakan bahan pengganti gula dan garam.

Tidak sulit mencari bahan pemanis alami karena alam telah memberikannya untuk kita. Buah-buahan seperti pisang dan pepaya memiliki rasa manis yang disukai oleh bayi. 

Bahkan, pisang bisa dibuat berbagai resep makanan untuknya seperti kue ulang tahun bebas gula yang satu ini. Sementara untuk madu, Parents bisa berikan ke anak setelah ia berusia satu tahun.

Untuk garam, rasa asin gurih bisa Anda dapatkan dari kaldu ayam buatan rumah atau rempah seperti kunyit dan kayu manis.

Artikel Terkait: Bolehkah Menu MPASI untuk Anak 6 Bulan Diberi Bumbu?

Pemberian gula garam untuk bayi pada masa MPASI diperbolehkan dengan alasan agar makanan tersebut menjadi enak untuk disantap oleh bayi selama tidak berlebihan.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Bun!

Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi

Baca juga:

Feeding Rules MPASI untuk Cegah Bayi Mogok Makan atau GTM

Lebih Baik Mana, Bubur Bayi Buatan Sendiri atau MPASI Instan?

Berbagai Resep MPASI untuk Bayi Berusia 6-7 Bulan

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.