Sebuah kejadian tragis terjadi di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Seorang balita dikeroyok hingga tewas oleh empat orang pada Senin (20/12) lalu.
Melansir dari laman Suara, setelah dikeroyok hingga tewas, balita malang berusia 2 tahun berinisial RDW ini pun dibuang oleh pelaku ke semak-semak pinggir jalan raya Desa Sidoharjo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, sebelum akhirnya ditemukan warga sekitar.
Artikel terkait: 7 Fakta Kasus Pembunuhan Bocah di Temanggung, Disebut Titisan Genderuwo
Balita Dikeroyok, Pelaku Curiga Ayah Korban Punya Ilmu Hitam
Empat pelaku pengeroyokan balita tersebut diketahui adalah KA (24), MN (32), MS alias D (30), dan MRR (24). Terkait kasus balita dikeroyok hingga tewas tersebut, Kasat Reskrim Polres Demak, AKP Agil Widiyas Sampurna menjelaskan alasan pelaku melakukan perbuatan keji tersebut. Ia mengatakan bahwa mereka melakukan pengeroyokan tersebut karena curiga ayah sang balita memiliki ilmu hitam.
Kecurigaan ini muncul karena sejak korban dan keluarga datang dari Samarinda, Kalimantan Timur, mereka sering mengalami sakit. Karena kecurigaan tersebut, para pelaku pun berencana untuk mengeroyok sang ayah. Sementara itu, motif pembunuhan yang dilakukan para pelaku disebabkan oleh korban balita yang terus menangis ketika dibawa lari oleh pelaku.
“Sehingga para pelaku merencanakan dan melakukan pengeroyokan terhadap ayah korban dengan cara memukuli menggunakan kayu balok. Sedangkan motif para pelaku melakukan pembunuhan terhadap anak korban, RDW, karena pada saat para pelaku berhasil membawa lari anak korban pada saat perjalanan di dalam mobil, anak korban terus menerus menangis histeris sehingga pelaku merasa jengkel, lalu korban tewas di dalam mobil,” kata Agil seperti dikutip dari Suara.com.
Artikel terkait: 7 Fakta kasus pembunuhan keluarga di Bekasi, nomor 5 bikin sedih
Kronologi Balita Dikeroyok hingga Tewas
Lebih lanjut, Agil pun menjelaskan kronologi pengeroyokan terhadap balita malang tersebut. Awalnya, orang tua korban dan keluarga yang berasal dari Samarinda, Kalimantan Timur datang ke Kabupaten Demak memenuhi undangan para pelaku. Mereka datang untuk keperluan ziarah dan melakukan kepentingan bisnis di Kabupaten Demak.
Salah satu pelaku pun membiayai semua biaya perjalanan korban sekeluarga. Setelah sampai di Semarang, para pelaku pun menjemput korban dan korban sekeluarga diajak tinggal di rumah kontrakan milik salah satu pelaku.
“Pelaku membiayai perjalanan korban sekeluarga dengan naik pesawat dari Bandara Kota Balikpapan ke Bandara Kota Semarang. Selanjutnya para pelaku menjemput korban di Bandara Semarang lalu diajak tinggal di rumah kontrakan milik para pelaku yang terletak di Jalan Sultan Adi Wijaya Mangunjiwan Demak Rt. 05 Rw. 01 Kec. Demak Kab. Demak,” terangnya.
Pelaku Mengaku Sering Sakit Sejak Keluarga Korban Menginap
Setelah 2 minggu tinggal di rumah kontrakan tersebut, orang tua korban dan para pelaku sering kali melakukan ziarah ke beberapa makam leluhur di Kabupaten Demak. Namun, para pelaku menduga ayah korban memiliki ilmu hitam karena para pelaku dan keluarga sering kali mengalami sakit sejak sang balita dan orang tuanya itu datang ke Demak.
“Selama sekitar 2 minggu tinggal di rumah kontrakan tersebut, aktivitas sehari-hari pelapor dan suaminya yaitu diajak ziarah oleh para pelaku ke tempat makam para leluhur yang ada Kabupaten Demak. Namun, selama korban sekeluarga tinggal di rumah kontrakan tersebut, para pelaku menduga korban menggunakan ilmu hitam yang menyebabkan para pelaku serta keluarganya mengalami sakit,” tambahnya.
Artikel terkait: Viral Kasus Pembantaian Kucing, Ini Bahaya Mengonsumsi Daging Kucing
Ayah Sang Balita Sempat Cekcok dengan Pelaku
Melansir dari Kompas, menurut penuturan Kasubag Humas Polres Demak Iptu Guyup Kartono, ayah korban dan salah satu pelaku sempat cekcok di rumah kontrakan yang ditinggali ayah korban. Kemudian, dua orang pelaku pun melakukan pemukulan terhadap ayah korban berkali-kali hingga luka parah.
Kemudian, sang balita pun dibawa oleh pelaku dengan menggunakan mobil Avanza. Di dalam mobil, balita tersebut disiksa lantaran pelaku jengkel karena ia terus menangis. Sang balita dibekap mulutnya, lalu disayat lehernya beberapa kali oleh pelaku hingga tewas.
“Di tengah perjalanan, korban balita yang dibekap mulutnya oleh S ini menangis histeris. Kemudian, pelaku S menyayat leher korban berkali-kali sampai tewas,” katanya.
Itulah berita tragis terkait balita yang tewas dikeroyok empat orang. Semoga kasus serupa tidak terulang kembali dan para pelaku segera mendapat hukuman setimpal atas perbuatan tidak terpujinya itu, ya.
Baca juga:
Pembunuhan sadis sekeluarga di Bekasi, begini kronologinya
Pembunuh Rangga Tewas di Sel, Benarkah karena Disiksa Tahanan Lain?
Seorang Anak Tega Habisi Nyawa Ibu Kandungnya dengan Menusuk Wajah dan Leher
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.