Konsumsi Secukupnya, Ini 5 Bahaya Jengkol bagi Tubuh jika Makan Terlalu Banyak

Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk makan jengkol. Jika kebanyakan, jengkol dapat membawa bahaya bagi tubuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Siapa nih yang suka makan jengkol, makanan beraroma khas yang nikmat? Selain enak disantap, manfaat jengkol juga banyak karena kandungan nutrisinya yang baik. Akan tetapi, bahaya jengkol mengintai kesehatan tubuh Anda jika makanan dengan bau khas ini dikonsumsi terlalu banyak.

Makanan berbentuk bulat pipih ini biasa diolah menjadi aneka hidangan. Misalnya, semur, sambal goreng, emping, campuran dalam rendang,  atau langsung dimakan. Tak hanya di Indonesia, jengkol yang memiliki nama latin Archindendron pauciflorum juga menjadi makanan populer di di Asia Tenggara.

Foto: Instagram/dapoer_kang_awe

Jengkol dipercaya dapat menurunkan tekanan darah, mempercepat penyembuhan luka, serta banyak manfaat lainnya. Hal ini karena terdapat nutrisi penting di dalamnya antara lain vitamin A dan B, zat besi, kalsium, serta fosfor. 

Namun perlu diketahui, selain kandungan nutrisi tersebut, jengkol juga mengandung senyawa asam jengkolat yang bisa menyebabkan keracunan apabila terakumulasi terlalu banyak di dalam tubuh.

Artikel terkait: Jengkol dapat mengubah rasa dan aroma ASI? Ini faktanya

5 Bahaya Jengkol jika Dikonsumsi Terlalu Banyak

1. Bau Mulut

Kalau yang satu ini sepertinya Parents sudah tahu, ya. Setiap kali sehabis makan jengkol baik yang mentah maupun yang matang, pasti meninggalkan aroma tak sedap di mulut. Bahkan, bau jengkol yang menyengat itu juga muncul ketika buang air kecil. Asam jengkolat itulah sumber penyebab aroma tak sedap pada mulut dan urine.

Mulut yang bau tentu sangat mengganggu terutama jika Anda harus berinteraksi dengan orang lain. Aroma tak sedap itu akan membuat orang lain merasa tidak nyaman dan menghindar. Untuk menguranginya, Parents dapat menyikat gigi lalu berkumur dengan obat kumur, atau makan permen setelah mengonsumsi jengkol. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Gangguan Pencernaan

Gejala keracunan jengkol biasanya muncul setelah 5 sampai 12 jam dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Gejala tersebut dapat berupa nyeri perut, mual, diare, muntah, nyeri saat berkemih, serta adanya darah pada urine.

Jika kondisi itu dibiarkan saja dan tidak ditangani, dapat berlanjut menjadi penyakit yang lebih serius. 

Memang tidak semua orang dapat mengalami gangguan pencernaan akibat makan jengkol. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Di antaranya daya tahan tubuh, keasaman lambung, jumlah jengkol yang dikonsumsi, usia biji jengkol, dan cara memasaknya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengonsumsi biji jengkol mentah dan setengah matang juga diduga berperan dalam terjadinya keracunan jengkol. Asam jengkolat dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif.

Artikel terkait: Hamil muda ngidam jengkol, apakah aman untuk janin dalam kandungan?

3. Penyakit Ginjal

Meskipun jarang terjadi, kebanyakan makan jengkol bisa menyebabkan penyakit ginjal. Gejala awalnya  antara lain nyeri perut suprapubik dan obstruksi saluran kemih. Penyebab hal tersebut belum diketahui pasti.

Namun, diduga terjadi karena pengendapan kristal asam jengkolat di sistem saluran kemih. Hal ini ditandai dengan tidak keluarnya air kemih atau air kemih yang keluar dengan jumlah yang sangat sedikit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Bahaya Jengkol bisa Sebabkan Kerusakan pada Hati

Sumber: Instagram @aqw_desi

Mengutip laman KlikDokter, sebuah penelitian dilakukan pada tikus yang diberikan ekstrak asam jengkolat terus-menerus. Hasilnya, ternyata pada pemeriksaan histopatologi ditemukan perlemakan hati pada tikus tersebut.

Oleh sebab itu jengkol dicurigai dapat menyebabkan kerusakan pada hati jika dikonsumsi terlalu banyak. Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai temuan ini.

5. Gangguan Kesadaran

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Keracunan jengkol yang berat dapat menyebabkan hilangnya kesadaran. Gejala ini masih berhubungan dengan gangguan ginjal akut tanpa penanganan segera.

Keracunan asam jengkolat ringan ditandai dengan nyeri pinggang dan nyeri pada perut. Kondisi ini dapat diobati dengan minum air yang banyak serta pemberian natrium bikarbonat hingga gejala hilang.

Jika keracunan asam jengkolat menjadi berat, penderita akan mengalami air kemih berwarna merah, tidak bisa berkemih, atau tidak bisa minum. Kondisi ini harus mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

Artikel terkait: Aneka resep jengkol yang bisa meningkatkan nafsu makan, mau coba membuatnya?

Mencegah Bahaya Keracunan Jengkol

Sumber: Instagram @juraganboskuu

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Keracunan akibat kebanyakan makan jengkol dapat dicegah dengan memerhatikan hal berikut:

  • Hindari mengonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebaiknya jengkol dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang. Jengkol mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak daripada jengkol yang sudah dimasak.
  • Sebelum dimasak, biji jengkol dapat ditanam dahulu di dalam tanah agar kandungan asam jengkolatnya berkurang.
  • Hindari mengonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan) dan/atau jangan disertai makanan/minuman lain yang bersifat asam.
  • Jangan mengonsumsi jengkol berlebihan, terutama jika Anda memiliki gangguan ginjal.
  • Minum air yang banyak setelah Anda mengonsumsi jengkol.

Pada dasarnya makan jengkol itu baik karena mengandung nutrisi penting. Namun, makanan apapun yang dikonsumsi berlebihan justru dapat berbahaya bagi tubuh termasuk jengkol. Untuk itu, bijaklah mengonsumsinya ya.

Itulah informasi mengenai bahaya jengkol jika dikonsumsi berlebihan, semoga bermanfaat. 

Baca juga:

8 Manfaat Kayu Secang untuk Kesehatan, Atasi Diare Hingga Kejang

Coba 11 Makanan Pengganti Nasi Ini, Lebih Sehat dan Cocok untuk Diet

Sejarah, Manfaat dan Cara Membuat Wedang Uwuh Khas Jogja