Kini, sudah banyak jenis obat yang diuji coba untuk menanggulangi pasien yang terinfeksi Virus Corona. Salah satunya adalah Avigan, sebuah obat antivirus yang mengandung bahan aktif favipiravir. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri sudah memberikan izin darurat penggunaan obat tersebut untuk terapi pasien COVID-19.
Meski begitu, kita tentunya perlu tahu dan paham terlebih dahulu. Sekiranya apa fungsi atau manfaat dari obat ini? Adakah efek samping dan siapa saja yang sekiranya direkomendasikan untuk menggunakan obat ini sebagai terapi COVID-19?
Melansir berbagai sumber, yuk, simak ulasan selengkapnya sebagai berikut!
Obat Avigan untuk Terapi COVID-19, Ketahui Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya
Avigan merupakan merek dagang dari obat jenis antivirus dengan kandungan favipiravir dan T-705. Obat ini dikembangkan oleh perusahaan asal Jepang, Fujifilm Toyama Chemical.
Secara umum, obat ini merupakan turunan dari pyrazinecarboxamide dan digunakan untuk mengobati flu, terutama yang disebabkan oleh virus influenza.
Selain itu, obat favipiravir ini juga kerap disebut efektif menghambat replikasi jenis-jenis virus lain, terutama virus yang tergolong jenis RNA seperti: Flavivirus, alphavirus, filovirus, bunyavirus, arenavirus, dan norovirus.
Avigan sebagai Obat Terapi COVID-19
Kini, BPOM sendiri sudah memberikan izin darurat penggunaan obat ini untuk terapi pasien COVID-19. Tentunya, sebelum izin tersebut keluar, obat ini sudah melalui tahapan uji coba.
Mengutip Jurnal yang diterbitkan dalam laman Japanese Academic Journals atau J-Stage, sebuah penelitian di Tiongkok diketahui menunjukkan bahwa favipiravir berpotensi melawan virus penyebab COVID-19. Tingkat keberhasilannya juga jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan obat antivirus lain seperti lopinavir dan ritonavir.
Melihat potensi tersebut, baru-baru ini juga muncul laporan bahwa obat ini jadi banyak dicari akibat lonjakan kasus infeksi Virus Corona di Tanah Air.
Hal tersebut membuat harga Avigan menjadi melambung. Hingga akhirnya, pemerintah lewat Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI menetapkan bahwa obat ini tidak boleh dijual melebihi harga Rp22.500. Jika ada pihak yang menjual dengan harga tersebut, maka akan diancam hukuman penjara dan denda.
Dosis dan Penggunaan
Meski dinilai ampuh sebagai antivirus dan bisa digunakan sebagai obat terapi COVID-19, tetapi penggunaan obat ini tetap tidak boleh sembarangan, Parents. Avigan merupakan obat yang penggunaannya hanya boleh dengan resep dokter. Sehingga, pada dasarnya, obat ini tidak bisa didapatkan secara sembarang meski sudah beredar di apotek.
Antivirus favipiravir ini merupakan obat oral. Merek dagang Avigan ini sendiri biasanya tersedia dalam bentuk tablet berukuran 200 mg. Berikut dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa:
- 1.600 mg sebanyak dua kali sehari di hari pertama
- 600 mg sebanyak 2 kali sehari di hari kedua dan kelima
- Total waktu pemberian obat ini sendiri adalah 5 hari
Meski begitu, perlu dicatat bahwa itu merupakan dosis secara umum. Pasalnya, dosis pemakaian obat ini sebenarnya perlu disesuaikan dengan anjuran yang diberikan oleh dokter terkait.
Sementara itu, belum ada juga penelitian yang menjelaskan seperti apa dosis efektif untuk penanganan terapi pasien COVID-19.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Perlu diketahui, berdasarkan data Food Drug Association (FDA), obat favipiravir ini termasuk ke dalam kategori X. Artinya, penggunaannya dapat menimbulkan risiko abnormalitas terhadap janin. Maka, ini tidak boleh digunakan pada perempuan yang sedang atau memiliki kemungkinan untuk hamil.
Untuk ibu menyusui, hindari juga menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter. Sementara untuk anak-anak, belum ada juga penelitian mengenai dosis dan pemakaiannya. Sehingga, selalu konsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu terkait penggunakan obat Avigan atau obat apa pun.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat favipiravir:
- Jangan menggunakan Avigan jika Parents memiliki riwayat alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter terlebih dulu jika Parents memiliki riwayat penyakit asam urat, gangguan sistem imun, gangguan mental, syok, infeksi jamur atau bakteri, hepatitis, TBC, asma, gagal napas, dan tumor.
- Konsultasi terlebih dahulu jika Parents sedang menjalani prosedur cuci darah atau pernah menerima transplantasi organ.
- Beri tahu dokter jika memiliki riwayat kecanduan alkohol atau obat-obatan terlarang, atau sedang menggunakan obat-obatan lain seperti herbal dan suplemen.
- Jika terjadi reaksi alergi obat atau adanya gejala overdosis, segera periksakan diri ke dokter.
Efek Samping yang Perlu Diwaspadai
Berdasarkan Pharmaceuticals and Medical Devices Agency (PMDA) Jepang, ada beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan dari obat ini. Tingkat keparahannya bisa bervariasi pada setiap orang. Beberapa efek samping Avigan yang muncul di antaranya:
- Adanya penurunan produksi sel darah merah.
- Peningkatan kadar alkali fosfat dan transaminase aspartat, sering kali dikaitkan dengan gangguan hati.
- Adanya gangguan pada testis.
Segera juga periksakan diri ke dokter atau ke Unit Gawat Darurat apabila Parents menunjukkan efek samping berat setelah meminum obat ini atau indikasi overdosis seperti:
- Muntah
- Penurunan berat badan drastis
- Penurunan kemampuan bergerak
- Hilang keseimbangan
- Pusing dan mual
- Mata rasa
- Kejang-kejang
- Ruam, bengkak pada bibir dan kelopak mata
- Sulit bernapas
Itulah penjelasan terkait obat Avigan atau favipiravir yang bisa digunakan sebagai terapi pasien COVID-19. Selalu ingat bahwa obat ini tidak boleh diperoleh secara sembarang, ya, Parents. Pastikan pemakaiannya dilakukan hanya dengan resep dokter.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
***
Baca juga:
5 Jenis Vaksin COVID-19 untuk Ibu Hamil, Ini Aturan Pemberiannya
Apa Arti Nilai CT yang Kerap Muncul dalam Hasil Tes PCR? Ini Penjelasannya
Benarkah Cuci Hidung dengan Air Garam Bisa Menangkal Virus Corona? Ini Kata Dokter
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.