Kondisi pandemi yang semakin genting membuat lebih banyak orang-orang ‘berburu’ untuk mendapat suntikan vaksin COVID-19. Namun, ada beberapa isu terkait vaksin yang masih menjadi dilemma bagi masyarakat, salah satunya vaksin AstraZeneca yang disebut-sebut bisa sebabkan pembekuan darah.
Ditambah lagi, adanya kabar kematian tiga orang partisipan vaksinasi COVID-19 setelah mendapatkan dosis suntikan vaksin AstraZeneca di Jakarta dan Ambon, Maluku, beberapa waktu lalu. Kabar tersebut tentu saja membuat masyarakat khawatir dengan efek yang ditimbulkan setelah vaksin, hingga akhirnya mereka memilih untuk menolak mendapatkan suntikan vaksin AstraZenca.
Terkait kabar tersebut, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Prof Hindra Irawan Satari menegaskan kematian tiga orang tersebut dipastikan tidak berkaitan dengan vaksin AstraZeneca.
Lantas, adakah keterkaitan tentang vaksin AstraZeneca dengan pembekuan darah?
Fakta Tentang Kematian Pasca Vaksinasi
Prof Hindra memastikan, kedua kasus yang terjadi di Jakarta dan Ambon itu akibat adanya infeksi COVID-19 dan terjadinya radang paru.
Sementara itu, yang masih dalam penelitian adalah kasus kematian pasca-vaksinasi yang ada di Jakarta, atas nama Trio Fauqi Virdaus (22), warga Buaran, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Lebih lanjut, Prof Hindra memaparkan, kasus tersebut memang masih perlu diinvestigasi mendalam mengenai kausalitasnya dengan vaksin AstraZeneca, dan telah dilakukan otopsi pada Senin 24 Mei 2021 lalu.
Artikel terkait: 5 Fakta Pemuda Meninggal Usai Divaksin AstraZeneca, Sempat Mengeluh Sakit Kepala Hebat
Penjelasan Tentang Risiko Pembekuan Darah
Banyak masyarakat yang mempertanyakan apakah kasus kematian itu karena adanya pembekuan darah setelah disuntik vaksin AstraZeneca. Benarkah?
Guru Besar Fakultas Farmasi UGM & Mantan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Prof Zullies Ikawati, PhD, Apt mengatakan, dari hasil evaluasi European Medicines Agency (EMA), sejauh ini memang dijumpai ada hubungan kuat antara kejadian pembekuan darah dengan penggunaan vaksin AstraZeneca.
“Tetapi kejadiannya sangat jarang,” papar Prof Zullies dalam keterangan tertulisnya, Senin 21 Juni 2021, dikutip dari Kompas.
Di Eropa, telah ada laporan kejadian pembekuan darah akibat vaksin ini sebanyak 262 kasus, dengan 51 kasus di antaranya meninggal, dari penggunaan sebanyak 30 juta dosis vaksin, hingga tanggal 5 Mei 2021.
“Jika dihitung, maka persentase kejadiannya sangat kecil sekali,” ungkapnya.
Karena itu, European Medicines Agency atau Badan Pengawas Obat Eropa, masih menilai vaksin ini memang dapat menyebabkan reaksi pembekuan darah, namun manfaatnya masih lebih besar daripada risikonya, sehingga vaksin AstraZeneca tetap boleh diberikan.
Namun, sambung Prof Zullies, mekanisme penyebab pembekuan darah akibat dosis vaksin AstraZeneca ini pasti masih dipelajari.
Artikel terkait: Efek Samping Vaksin COVID-19 yang Wajib Parents Ketahui
Viral Vector Adenovirus
Seorang peneliti asal Jerman, Greinacher, menduga reaksi pembekuan darah yang jarang ini berkaitan dengan platform vaksinnya, yaitu viral vector yang menggunakan adenovirus.
“Memang belum bisa dipastikan, tetapi penelitian sebelumnya menggunakan platform adenovirus ternyata menghasilkan reaksi yang sama, yaitu aktivasi platelet yang menyebabkan pembekuan darah,” jelasnya.
Reaksi yang sama ternyata juga dijumpai pada penggunaan vaksin Johnson & Johnson yang menggunakan platform sama, yaitu adenovirus.
Penggunaan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson sempat dihentikan di Amerika, dan setelah dievaluasi bisa digunakan kembali. Diduga ada reaksi imun yang berlebihan terhadap vaksin yang berasal dari adenovirus, ketika vaksin tersebut berikatan dengan platelet, kemudian memicu serangkaian reaksi imun yang menyebabkan terjadinya pembekuan darah.
Lebih lanjut, kata Prof Zullies, reaksi ini sebenarnya bisa membaik sendiri, tetapi ada yang bisa berakibat fatal. Reaksi semacam ini mirip dengan reaksi yang dijumpai pada pasien yang sensitif terhadap heparin, suatu obat pengencer darah.
“Alih-alih mengencerkan darah, malah yang terjadi darahnya membeku,” tuturnya. Reaksi ini disebut heparin-induced thrombocytopenia and thrombosis (HITT or HIT type 2).
Nah, itu dia fakta tentang dampak vaksin AstraZeneca yang disebut bisa sebabkan pembekuan darah. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, sebelum vaksin sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter mengenai kesehatan Anda ya, Parents.
Baca juga:
Ini Alasan Vaksin AstraZeneca Disetop Sementara, Masyarakat Jangan Termakan Hoax
7 Manfaat dan Risiko Vaksin AstraZeneca, Tidak Dianjurkan untuk Usia 30 Tahun Kebawah
5 Fakta Terbaru Vaksin AstraZeneca, Dihentikan Sementara untuk Kelompok Produksi Tertentu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.