Meskipun segala risiko bahaya yang ditimbulkan akibat obesitas sudah menjadi rahasia umum. Tetap saja, menghadapi fakta bahwa buah hati, anak obesitas meninggal dunia menjadi sebuah mimpi buruk bagi orangtuanya.
Ya, hati orangtua mana yang tak terluka ketika mengetahui anaknya harus berpulang untuk selama-lamanya, apalagi di usianya yang masih sangat belia? Hal inilah yang dirasakan oleh pasangan Sarli (50) dan Komariah (40) asal Karawang yang harus kehilangan buah hati karena kondisi obesitas.
Satia Putra, anak obesitas meninggal saat usianya baru menginjak 7 tahun. Ia mengembuskan napasnya yang terakhir pada Minggu malam, 29 September 2019.
Kronologis Anak Obesitas Meninggal dan Kondisi Kesehatan Terakhirnya
Sampai penghujung napasnya, Satia memiliki bobot tubuh yang besar dibanding anak seusianya, yakni 110 kg. Rupanya berat badannya ini meningkat 5 kg dari pemeriksaan berat badan sebelumnya di RSUD Karawang.
Sebelum wafat, ia seperti sudah memiliki firasat. Satia merengek meminta dibelikan mainan sebelum melakukan pemeriksaan, namun kata-katanya terdengar berbeda dari biasanya.
“Pa, beli mainan yuk. Ini yang terakhir,” kata Sarli, di rumahnya Jalan Raya Tanjungbaru, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, dilansir dari Kompas.com.
Seminggu sebelumnya ia diketahui mengalami batuk dan sesak napas. Kondisi ini pun membuatnya segera dilarikan ke ke Puskesmas. Saat proses pengobatan, Satia pun mengeluhkan sakit yang dirasakan.
“Pa…. sakit… nggak kuat lagi,” ujarnya.
Artikel terkait : Mengapa Arya Permana Bisa Mengalami Obesitas Hingga 190 Kilogram?
Satia, anak obesitas meninggal ( sumber : Sindonews)
Dirujuk ke Rumah Sakit lain
Berdasarkan saran dokter, Satia akhirnya dirujuk ke RSHS Bandung untuk menjalani perawatan pada 29 September 2019. Siang harinya Satia masih nampak ceria dan terlihat bermain.
Namun menjelang sore, kondisi kesehatannya menurun hingga ia meninggal dunia malam harinya. Sesuai pemeriksaan akhir, Satia meninggal disebabkan karena asma.
Pola makan tidak terkontrol
Orangtua Satia, Sarli dan Komariah menuturkan bahwa anaknya memiliki nafsu makan yang besar. Di kesehariannya, ia bisa mengonsumsi makanan berat sebanyak 6-7 kali, belum lagi ditambah camilan lainnya seperti bakso.
Malam hari, Satia seringkali terbangun untuk minta makan. Kedua orangtuanya pernah menegur, namun karena sudah terbiasa, sang anak seringkali rewel bila keinginannya tidak diwujudkan.
Aktivitas fisik kurang
Mereka juga menambahkan, sehari-hari anaknya memang jarang bermain bersama teman-temannya. Satia justru lebih sering menghabiskan waktu di warung untuk menonton TV.
Satia terlihat bergaul bersama anak lainnya hanya jika keluarga mereka pulang kampung karena banyak teman sebaya di lingkungan padat penduduk.
Artikel terkait : Anak Anda terlalu gemuk? Dokter memberikan 3 tips jitu untuk mengatasinya!
Sempat ditawari Operasi Bariatik
Beberapa bulan sebelumnya, Satia sempat diperiksa oleh dokter anak di RSUD Karawang. Ketika itu dokter mengatakan, secara garis besar kondisi Satia dinyatakan sehat namun memang termasuk overweight karena nafsu makannya yang tidak normal.
Operasi bariatik pun sempat disarankan untuk mengatasi kondisinya tersebut. Prosedur ini memang biasanya dilakukan untuk mengatasi kegemukan. Biasanya, sebanyak 40-68% bobot tubuh akan berkurang pasca operasi. Namun operasi ini tentu saja membutuhkan proses, setidaknya dalam kurun waktu 2 tahun.
Namun keluarga memilih untuk tidak melakukannya. Sang ayah merasa kasihan bila Satia menjalani prosedur tersebut mengingat usianya yang masih belia.
Pencegahan Obesitas pada Anak yang Perlu Parents Tahu
Terkait dengan hal ini, Dr. dr. Aman B. Pulungan, Sp.A menuturkan bahwasanya obesitas pada anak memiliki risiko tinggi sehingga memang perlu tindakan preventif. Alasanya, tidak terlepas karena berkaitan erat dengan risiko penyakit diabetes yang bisa menimbulkan komplikasi di kemudian hari.
Menurutnya, beberapa pencegahan yang bisa dilakukan antara lain :
- Berikan ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan
- Biasakan kebiasaan makan sehat
- Jika ada faktor risiko sebaiknya segera lakukan skrinning
- Perhatikan Indeks Massa Tubuh
- Batasi screen time
- Lakukan aktivitas fisik
Satia mungkin bukan satu-satunya anak Indonesia yang mengalami kondisi obesitas ini. Peristiwa ini pun tentu saja menjadi alarm bagi semua orangtua, Mengingatkan bahwa pentingnya mengenalkan pola gaya hidup sehat pada anak sejak dini.
Harapannya, tentu saja untuk mencegah segala risiko di kemudian hari.
Sumber : Kompas
Baca Juga :
Cegah obesitas anak, lakukan sederhana yang disarankan dokter ini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.