Siapa yang tak mengenal artis Mona Ratuliu? Perempuan yang kini telah menjadi Ibu itu baru-baru ini menjadi sorotan warganet. Mengapa? Karena anak Mona Ratuliu depresi, yakni Davina Shava Felisa atau akrab disapa Mima Shafa. Berikut kronologinya.
Kisah Perjuangan Anak Mona Ratuliu Depresi
Dalam laman media sosial, Mima Shafa memperlihatkan beberapa cuplikan foto mulai dari dirinya dirawat di sebuah rumah sakit, memperlihatkan perban luka, sampai berkumpul bersama keluarga dan sahabat. Terlebih pada caption-nya, ia telah mengaku sempat melakukan hal buruk lantaran depresi selama beberapa tahun.
“TW: su1c1d3 4tt3mpt, depresi. Waktu SMP, aku tertarik untuk belajar lebih banyak tentang kesehatan mental karena kesadaran yang aku rasain dengan diriku sendiri. setelah itu, aku jadi interested untuk mengadvokasi tentang kesadaran kesehatan mental dan bukan itu aja, tapi juga gimana supaya orang2 yang gak teredukasi tentang kesehatan mental bisa belajar dan mengurangi stigma nya,” tulisnya kepada warganet.
Mima Shafa juga melanjutkan dalam unggahannya, “Aku tetap mengalami naik turun. selama 7 tahun aku selalu bertanya2, ‘apa yang salah sih sama aku?’ di depan semua orang, aku mungkin terlihat seperti seseorang yang tau semua jawabannya, bukan cuman dari belajar advokasi MHA dan juga sebegai mahasiswi psikologi, tapi juga banyak privilege yang aku punya. tapi kenyataannya, aku masih menderita dan kesusahan. dan itu manusiawi..”
Mima Shafa Sudah Mulai Membaik
Tak lama, Mima Shafa perlahan telah membaik dari kondisi tersebut. Ia berterima kasih kepada semua orang yang membantunya keluar dari situasi buruk.
“Juli 2022 adalah waktu yang penting untuk aku selama 19 tahun hidup. i survived. aku gak akan bisa lebih megenali diri sendiri kalau aku gak survive,” katanya.
“Dalam waktu yang tepat, aku cerita ke kalian. sebelum bulan ini berakhir, aku mau bilang terima kasih ke semua orang yang udah mendukung dan sayang sama aku. bunda dan yanda, teman2, terutama diri ku sendiri,” lanjutnya dalam caption.
“If you’re reading this, pasti akan ada jawaban dari semua pertanyaan yang kamu punya. kuncinya adalah bertahan. Pelan2 cerita dan kasih tau orang2 yang kamu percaya tentang situasi mu. jangan takut untuk bicara dan cari bantuan. you always matters,” tulisnya dalam paragraf akhir.
Artikel terkait: Kompak dengan Buah Hati, Seperti Apa Pola Asuh Anak ala Mona Ratuliu?
Pengertian dan Penyebab Depresi yang Terjadi
Anak Mona Ratuliu depresi adalah salah satu contoh bahwa depresi dapat juga terjadi pada siapapun. Dikutip dalam laman halodoc bahwa depresi atau dalam istilah medis disebut sebagai gangguan depresi mayor adalah gangguan mental yang memengaruhi perasaan, cara berpikir dan cara bertindak seseorang.
Kemudian, individu yang mengalami depresi cenderung merasa sedih dan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan. Kondisi ini kemudian dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik hingga menurunkan kinerja pengidapnya.
Efek depresi bahwa dapat berlangsung lama atau bahkan berulang dan mampu memengaruhi kemampuan seseorang menjalani aktivitas sehari-hari.
Depresi dapat memburuk dan bertahan lebih lama bila tak ditangani dengan tepat. Dalam kasus yang parah depresi memicu pengidapnya untuk melukai diri sendiri hingga menimbulkan pikiran bunuh diri.
Berikut ini juga beberapa sebab seseorang dapat mengalami depresi dalam hidupnya:
1. Gangguan kimia pada otak: Pertama gangguan kimia pada otak. Neurotransmitter adalah bahan kimia pada otak yang terbentuk secara alami dan disebut-sebut dapat berperan dalam depresi. Sebuah penelitian menyebut jika perubahan dalam fungsi dan efek neurotransmitter ini dapat memengaruhi stabilitas suasana hati sehingga memengaruhi tingkat depresi pada seseorang.
2. Gangguan hormon: Perubahan atau gangguan pada keseimbangan hormon dapat memicu terjadinya depresi. Hal ini kerap terjadi selama kehamilan dan beberapa minggu atau bulan setelahnya (pascapartum). Selain itu, seseorang yang mengalami masalah tiroid, menopause, serta beberapa kondisi lainnya juga memiliki risiko tinggi pada depresi.
3. Penyakit keturunan: Masalah depresi lebih berisiko terjadi pada seseorang dengan keluarga inti yang pernah mengidapnya. Disebutkan jika gen dapat memengaruhi risiko dari penyebab depresi.
4. Peristiwa kehidupan: Stres, kematian orang yang dicintai, peristiwa yang mengecewakan (trauma), isolasi dan kurangnya dukungan dapat menyebabkan depresi.
5. Kondisi medis: Kemudian rasa sakit dan penyakit fisik yang berkelanjutan dapat menyebabkan depresi. Pengidap penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan penyakit Parkinson lebih rentan mengalami depresi.
6. Obat: Beberapa obat memiliki efek samping depresi. Narkoba dan alkohol juga dapat menyebabkan depresi atau memperburuknya.
7. Kepribadian: Selain itu, orang yang mudah kewalahan atau mengalami kesulitan mengatasi situasi tertentu lebih rentan terhadap depresi.
Semoga cerita anak Mona Ratuliu ini bisa menjadi pemahaman agar orangtua aware terhadap kesehatan mental anaknya.
Baca juga:
Sering Salah Kaprah, Pahami Perbedaan Sedih dan Gangguan Mental Depresi
10 Jenis Depresi, Kenali Berbagai Gejalanya agar Bisa Segera Diatasi
Kesepian Sebabkan Ibu yang Baru Keguguran Depresi Berkepanjangan, Jangan Biarkan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.