Di balik kesuksesan sebuah film, tentu tidak terlepas dari peran seorang sutradara sebagai pengarah agar cerita menjadi lebih menarik. Bicara tentang sutradara, di Tanah Air ada sejumlah nama sineas yang mendapat predikat sebagai sutradara tersukses di Indonesia.
Sutradara sukses atau terkaya di Indonesia kerap diidentikkan dengan para sineas yang film-filmnya berhasil menembus box office, atau pernah memenangkan penghargaan bergengsi.
Indonesia memiliki banyak sutradara andal dan sukses yang karya-karyanya sudah diakui berkualitas, baik secara nasional maupun internasional.
Mereka bahkan juga sudah memiliki banyak prestasi pada bidang perfilman.
Inilah sutradara terbaik di Indonesia yang harus Parents tonton karya-karya filmnya!
Daftar Sutradara Tersukses di Indonesia
1. Ryan Adriandhy

Nama Ryan Adriandhy banyak dibicarakan seiring dengan suksesnya film animasi asli Indonesia berjudul “Jumbo“ tayang.
Benar, Ryan adalah sang sutradara dari karya yang kini sudah disaksikan lebih dari 3 juta penonton itu, Parents. Menjadikan film “Jumbo“ mendapat julukan sebagai film animasi terlaris sepanjang masa di Asia Tenggara.
Tak disangka, film Jumbo ternyata karya pertama Ryan. Pasalnya, sebelum terjun ke dunia animasi, Ryan dikenal sebagai komika dan pernah menjuarai Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) musim pertama pada tahun 2011.
Dia juga terlibat dalam beberapa proyek akting, termasuk web series karya Raditya Dika “Malam Minggu Miko” dan film “Cinta Dalam Kardus“.
Kecintaannya pada animasi membawanya menempuh pendidikan di Rochester Institute of Technology, Amerika Serikat, di mana ia meraih gelar Master of Fine Arts dalam bidang Film dan Animasi.
Karya film pendeknya, Prognosis, berhasil memenangkan Piala Citra untuk Film Animasi Pendek Terbaik di Festival Film Indonesia 2020.
Dengan pengalamannya yang beragam, Ryan Adriandhy membuktikan diri sebagai sutradara animasi yang visioner dengan kesuksesan film “Jumbo“.
2. Usmar Ismail

Nama Usmar Ismail sangat populer dalam dunia perfilman Indonesia. Bahkan, dirinya mendapat julukan sebagai bapak perfilman Indonesia.
Usmar Ismail merupakan sutradara pelopor di Indonesia dan telah menyutradarai film sejak tahun 1949.
Setelah meninggal, namanya juga diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta yaitu Pusat Perfilman H.Usmar Ismail.
Usmar Ismail juga pernah menjabat sebagai direktur Perusahaan Film Nasional Indonesia atau Perfini.
Sepanjang sejarah kariernya, ia telah memproduksi tidak kurang dari 25 judul film di antaranya adalah “Darah dan Doa”, “Enam Djam di Djogja”, “Tiga Dara”, dan “Anak-Anak Revolusi”.
3. Teguh Karya

Bagi anda yang tumbuh besar di era 2000-an, nama Teguh Karya mungkin terdengar asing di telinga.
Akan tetapi, jika anda benar-benar mengerti sejarah perfilman Indonesia, pria asal Pandeglang ini merupakan sutradara legendaris di Indonesia.
Teguh Karya adalah seorang maestro perfilman tanah air yang memegang enam Piala Citra dalam kategori Sutradara Terbaik.
Teguh sering sekali berkolaborasi dengan aktor senior Indonesia seperti Christine Hakim dan Slamet Rahardjo.
Karya klasik Teguh yang sangat populer di antaranya adalah “November 1828”, “Cinta Pertama”, dan “Pacar Ketinggalan Kereta”.
4. Arifin C. Noer

Almarhum Arifin C. Noer adalah salah satu sutradara Indonesia dengan piala FFI terbanyak.
Film Arifin yang dikenal banyak masa adalah “Serangan Fajar”, “Djakarta 1966”, dan lain sebagainya.
Karya-karya Arifin C Noer banyak memenangkan prestasi pada festival-festival film nasional di era 80-an dan awal 90-an, termasuk dua Piala Citra untuk kategori Sutradara Terbaik.
Popularitas Pak Arifin semakin meningkat ketika ia membuktikan talenta dan tekadnya dalam membuat film kontroversial G30-S/PKI yang dikeluarkan tahun 1984.
Arifin C. Noer mendapatkan banyak pujian karena keberaniannya membuat film bertema politik saat Orde Baru masih berlangsung.
5. Garin Nugroho

Prestasi Garin Nugroho sebagai sutradara bukan hanya diakui oleh Indonesia saja.
Dia juga telah banyak mendapatkan penghargaan di festival internasional.
Sejak awal 1990-an hingga sekarang, Garin masih aktif menjadi sutradara film dan membawa film-filmnya hingga ke kancah internasional.
Garin meraih berbagai penghargaan pada Festival Film Indonesia, Asia-Pacific Film Festival, Berlin International Film Festival, Tokyo International Film Festival, hingga Asian Film Awards. Beberapa karya filmnya yang cukup dikenal di antaranya “Cinta dalam Sepotong Roti”, “Bulan Tertusuk Ilalang”, “Daun di Atas Bantal”, “Opera Jawa”, dan “Kucumbu Tubuh Indahku”.
6. Riri Riza

Generasi milenial pasti lebih familiar dengan Riri Riza karena film-filmnya dikeluarkan saat mereka tumbuh besar, salah satunya adalah “Petualangan Sherina”.
Saking legendarisnya, pria kelahiran 2 Oktober, 1970 ini sering disebut sebagai salah satu pelopor perfilman Indonesia.
Riri Riza menjadi sutradara Indonesia terbaik pada tahun 2005 berkat filmnya yang berjudul “Gie”.
Sutradara Indonesia yang sering berkolaborasi dengan Mira Lesmana ini pernah diundang ke Barcelona Asian Film Festival 2009 di Spanyol, Los Angeles Asia Pacific Film Festival 2009 di Amerika Serikat, dan 11th Udine Far East Film Festival di Italia untuk penayangan film “Laskar Pelangi”.
Film-film terbaik Riri Riza lainnya di antaranya adalah “Ada Apa Dengan Cinta 2” dan “Bebas”.
7. Joko Anwar

Film “Arisan!” dan “Janji Joni” ternyata sukses melejitkan nama Joko Anwar sebagai sutradara dan penulis skenario film yang layak diperhitungkan.
Belakangan, nama Joko Anwar lebih dikenal dengan deretan film horor garapannya yang selalu menarik perhatian publik.
Tahun 2017 misalnya, Joko menggarap film horor “Pengabdi Setan” yang merupakan remake dari film berjudul sama tahun 80-an.
Dalam waktu 24 hari saja, film tersebut mampu menembus angka 3 juta penonton.
Tentunya, ini menjadi prestasi untuk film horor Indonesia sekaligus bagi Joko Anwar sendiri.
Di tahun yang sama, “Pengabdi Setan” berhasil membawa pulang 7 penghargaan Piala Citra di ajang FFI.
Sebelum itu, Joko Anwar juga menoreh prestasi sebagai Sutradara Terbaik tahun 2015 lewat filmnya berjudul “A Copy of Mind”.
Selain itu, karya-karya Joko Anwar lainnya seperti “Modus Anomali”, “Pintu Terlarang”, “Gundala”, dan “Perempuan Tanah Jahanam”.
Film-film tersebut juga banyak mendapatkan penghargaan baik di festival dalam negeri hingga luar negri.
8. Hanung Bramantyo

Dalam dunia perfilman, nama Hanung Bramantyo tentunya sudah sangat dikenal. Pria lulusan Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakara (IKJ) ini adalah salah satu sutradara terbaik yang dimiliki Indonesia.
Pada FFI 2005, ia terpilih sebagai Sutradara Terbaik lewat film arahannya berjudul “Brownies”.
Dia juga dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik untuk film cerita lepas “Sayekti dan Hanafi”.
Menyusul dua tahun kemudian, tepatnya di ajang FFI 2007, Hanung Bramantyo kembali menyabet penghargaan Sutradara Terbaik lewat filmnya “Get Married”.
Meski tak segemilang tahun-tahun sebelumnya, nama Hanung Bramantyo masih sering terdengar dalam beberapa film layar lebar Indonesia hingga hari ini.
Adapun beberapa karya terbaiknya, antara lain “Jomblo”, “Ayat-Ayat Cinta”, “Doa yang Mengancam”, “Perempuan Berkalung Sorban”, “Sang Pencerah”, “Kartini”, dan “Habibie & Ainun 3”.
9. Angga Dwimas Sasongko

Angga Dwimas Sasongko telah menyutradarai film layar lebar pertama saat masih berusia 21 tahun.
Namanya kian melejit ketika menyutradarai film “Filosofi Kopi” di tahun 2015.
Film tersebut kemudian membuat tren bisnis kedai kopi menjamur di Indonesia.
Filosofi Kopi juga membawanya meraih nominasi Sutradara Terpuji Festival Film Bandung 2015.
Hingga kini, Angga telah menyutradarai 9 judul film, dimana salah satu filmnya, “Hari untuk Amanda” sukses meraih 8 nominasi Piala Citra 2010, termasuk untuk kategori Sutradara Terbaik.
Selain “Filosofi Kopi” dan “Hari untuk Amanda”, film-film Angga lainnya ialah “Surat dari Praha”, “Cahaya dari Timur: Beta Maluku”, “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”, hingga “Mencuri Raden Saleh“.
10. Ifa Isfansyah

Ifa Isfansyah memulai karier filmnya dengan menyutradarai film-film pendek yang sukses di berbagai festival internasional.
Film-film tersebut meraih penghargaan di Rotterdam International Film Festival, Hamburg International Film Festival, Almaty Film Festival Kazakhstan, dan Three Eyes Film Festival Mumbai.
Ifa memulai debut film layar lebar pertamanya di tahun 2009 melalui film “Garuda di Dadaku”.
Di tahun 2011, ia berhasil meraih penghargaan sebagai Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia 2011 melalui film “Sang Penari”.
Film-film Ifa Isfansyah lainnya di antaranya adalah “Pendekar Tongkat Emas” dan “Catatan Dodol Calon Dokter”.
11. Upi Avianto

Upi Avianto atau yang lebih dikenal dengan Upi merupakan salah satu sutradara wanita yang sudah cukup banyak menyutradarai berbagai judul film.
Kariernya sebagai sutradara film dimulai di tahun 2004 ketika menyutradarai film “30 Hari Mencari Cinta” yang sangat sukses kala itu.
Terhitung tak kurang dari 12 judul film sudah disutradarai olehnya.
Sebagai sutradara, Upi berhasil meraih 3 kali nominasi Festival Film Indonesia melalui film “My Stupid Boss”, “Belenggu”, serta “Radit dan jani”.
Selain tiga film tersebut, film-film Upi lainnya yang sukses di pasaran di antaranya adalah “Realita, Cinta dan Rock’n Roll”, “Serigala Terakhir”, dan “Sri Asih”.
12. Nia Dinata

Perempuan berdarah Sunda dan Minang ini adalah cucu dari pahlawan nasional Otto Iskandardinata dan putri dari Dicky Iskandardinata.
Selain berparas rupawan, perempuan kelahiran 4 Maret 1969 ini dikenal sebagai produser dan sutradara terbaik Indonesia untuk genre film komedi romantis.
Beberapa karya-karyanya seperti “Cau Bau Kan”, “Arisan”, “Janji Joni”, “Berbagi Suami”, dan “Ini Kisah Tiga Dara”.
Dengan karyanya, Nia telah meraih sejumlah penghargaan yakni Citra Award for Best Film 2014, Best Director MTV Indonesia Movie Awards 2014, dan Best Feature Hawaii International Film Festival 2006.
13. Mouly Surya

Tidak hanya sebagai sutradara, Nursita Mouly Surya juga dikenal sebagai salah satu penulis skenario film terbaik Indonesia.
Mouly pernah memenangkan Piala Citra untuk Sutradara Terbaik dan Penulis skenario Terbaik pada tahun 2008 untuk film “Fiksi”.
Perempuan kelahiran 10 September 1980 ini juga meraih penghargaan bergengsi di Tokyo Filmex International Film Festival 2017 untuk karyanya berjudul “Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak”.
14. Mira Lesmana

Mira Lesmanawati adalah seorang produser dan sutradara film Indonesia. Ia termasuk tokoh sineas yang ‘menghidupkan kembali’ perfilman Indonesia pada tahun 2000-an. Tak heran bila ia termasuk daftar sutradara tersukses di Indonesia.
Sudah banyak film garapan perempuan kelahiran 8 Agustus 1964 ini yang sukses dan sangat menginspirasi banyak orang.
Di antaranya, “Kuldesak”, “Ada Apa dengan Cinta”, “Gie”, “Garasi”, dan “Pendekar Tongkat Emas”.
Itulah sutradara tersukses di Indonesia dengan karya-karya film mereka serta segudang prestasi yang telah ditorehkan.
Siapakah diantaranya yang menjadi sutradara favorit anda, Parents?
***
Baca Juga:
10 Komedian Terkaya di Indonesia, Honor Mencapai Miliaran!
11 YouTuber Terkaya, Ada Speed hingga Arif Muhammad!
12 Arsitek Ternama Indonesia, Dapat Penghargaan Bergengsi!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.