Kemajuan di era teknologi ini memang ibarat dua mata pisau. Jika tidak bisa dimanfaatkan dan digunakan dengan baik, justru bisa berisko. Belim lama ini seorang anak meninggal, pihak keluarga menyebutkan lantaran anak kecanduan game online.
Kasus anak SMP di Subang yang meninggal dunia lantaran disebut keluarganya kecanduan game online ini pun menjadi perhatian publik. Apakah benar alasan tersebut?
Tak bisa dipungkiri, game online memang menarik. Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun banyak menjadikan game online sebagai salah satu pelarian hobi. Bahkan ada yang menjadi candu. Grafis dan sistemnya pun didesain sedemikian rupa agar sang pemain betah berlama-lama di depan layar.
Menimbulkan banyak pro dan kontra semenjak kemunculannya, tak sedikit kasus anak kecanduan game online yang dilaporkan terjadi di Indonesia. Salah satunya adalah Raden Tri Sakti (12), siswa kelas 1 SMP di Desa Salam Jaya, Pabuaran, Subang.
Kecanduan Main Game Online, Anak SMP di Subang Meninggal Dunia
Sumber: Tribunnews
Menurut keluarganya, Raden telah kecanduan game online. Ditambah dengan aktivitas sekolah jarak jauh yang dilakukannya semenjak pandemi, Raden tak bisa lepas dari handphone miliknya.
“Jadi anak itu tadinya sering main HP, game online, siang malam. Tidur subuh pukul 03.00 WIB. Terus kerap mengigau seperti sedang bermain game,” ungkap Endang, paman dari Raden, seperti yang telah diberikan Detik News.
Pada awal tahun 2021 lalu, Endang bercerita bahwa Raden mengeluh sakit kepala dan tangan serta kakinya sulit digerakkan.
“Kejadian pertamanya lemes, badannya lemes semua.” Endang menjelaskan.
Raden akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat pada 15 Januari lalu. Karena tak mampu ditangani di rumah sakit tersebut, Raden dirujuk ke RS Siloam.
“Begitu di Siloam ternyata kata dokter itu radiasi handphone jadi kena saraf. Jadi sampai lumpuh,” paparnya.
Raden akhirnya dirawat selama 16 hari di rumah sakit namun kondisinya tak juga kunjung membaik. Keluarga memutuskan untuk membawa Raden pulang saja, akan tetapi selang tiga hari kemudian tepatnya tanggal 23 Februari 2021, Raden meninggal dunia.
Benarkah Radiasi dari Ponsel Sebabkan Kanker atau Gangguan Syaraf?
Peristiwa yang menimpa Raden ini tentu bisa menjadi mengingkan pelajaran bagi orangtua agar tetap mengawasi dan menentukan batasan pada anak dalam menggunakan smartphone atau bermain game.
Banyak yang menyebut bahwa radiasi dari telepon seluler dapat menyebabkan penyakit berbahaya seperti kanker atau gangguan syaraf. Benarkah demikian?
Mengutip dari laman resmi Food and Drug Administration (FDA), ponsel memancarkan radiasi non-ion tingkat rendah saat digunakan. Jenis radiasi yang dipancarkan tersebut disebut juga sebagai energi frekuensi radio (RF).
Berdasarkan pernyataan dari National Cancer Institute, hingga saat ini masih belum ada bukti konsisten bahwa radiasi non-ion tersebut dapat meningkatkan risiko kanker pada manusia.
Satu-satunya efek biologis yang diakui secara konsisten dari radiasi frekuensi radio pada manusia adalah meningkatnya suhu atau pemanasan.
Hal serupa juga dikemukakan oleh ketua IDI kabupaten Purwakarta, dr. Susilo Atmojo. Menurutnya, radiasi dari handphone tidak ada hubungannya dengan penyakit syaraf. Hanya saja, ia membenarkan bahwa kecanduan main game bisa menyebabkan dampak buruk untuk psikologis anak.
“Tahun 2018 WHO pernah menyampaikan tentang adiksi terhadap game atau gaming addiction. Apa pengaruhnya terhadap anak-anak, terutama dari sisi psikologis,” ujar dr. Susilo.
Dalam laman resminya, WHO menyebut bahwa adiksi game ditandai dengan prioritas atau minat yang lebih tinggi pada permainan (game atau elektronik) dibandingkan aktivitas sehari-hari lainnya. Kecanduan ini menyebabkan dampak pada kesehatan fisik, psikologis, dan fungsi sosial seseorang.
Menurut penelitian, gangguan kecanduan game ini hanya mempengaruhi sebagian kecil orang yang terlibat dalam aktivitas game digital atau video. Oleh karena itu, Parents diharap waspada terhadap jumlah waktu yang dihabiskan anak untuk bermain game terutama jika mengesampingkan aktivitas sehari-hari lainnya agar tidak sampai kecanduan.
Apakah si kecil juga senang bermain game Parents? Bermain game sebenarnya dapat melatih kemampuan berpikir anak, namun jika berlebihan sudah tentu tidak baik. Agar anak tidak kecanduan game, Parents perlu membimbingnya dan memberikan aturan yang sudah disepakati terlebih dahulu mengenai penggunaan ponsel atau waktu bermain game.
Baca Juga:
Akibat kecanduan game, anak 6 tahun kejang-kejang – Waspadai tanda-tandanya!
Inilah 15 games yang resmi diblokir pemerintah
Kecanduan main game bikin pria ini alami gangguan jiwa, peringatan bagi Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.