Terkadang, orang tua khawatir si kecil akan mengalami alergi saat pemberian makanan pertama, atau saat mencoba makanan tertentu. Apalagi kalau ternyata orang tuanya memiliki riwayat alergi, jangan-jangan si kecil juga bisa mengidap alergi yang sama. Lantas bagaimana ya, cara untuk mencegah alergi pada anak?
Perlu diketahui, alergi merupakan reaksi dari sistem daya tahan tubuh terhadap benda asing. Pada orang yang memiliki alergi, ada bahan-bahan atau makanan tertentu yang memicu reaksi dari sistem daya tahan tubuh sehingga memunculkan gejala.
Untuk membahas lebih lanjut mengenai alergi pada anak, faktor risiko dan cara mencegahnya, dokter spesialis anak dr. Caessar Pronocitro, Sp.A, M.Sc.bersama celebrity mama Cinfung sempat berbincang di Instagram Live theAsianparent pada Jumat 24 April 2020 lalu. Yuk simak informasi selengkapnya.
Alergi pada anak bisa diturunkan dari orang tua
Sebagai ibu dua anak, Cinfung ternyata memiliki pengalaman anak dengan alergi. Putri sulungnya yang bernama Ashley juga memiliki riwayat alergi yang diturunkan dari sang suami. Karena itu, Cinfung ingin tahu lebih jauh mengenai faktor genetik yang bisa menurunkan riwayat alergi pada anak. Mengingat, Cinfung juga ingin mencegah risiko alergi pada anak keduanya, Rachel.
“Pertama, benar bahwa alergi itu berkaitan dengan faktor genetik atau keturunan. Jadi misalnya salah satu orang tuanya atau saudara kandungnya itu menderita alergi, maka kemungkinan bisa alergi sekitar 30%,” ucap dr. Caessar.
Apabila orang tua atau saudara kandung tidak memiliki alergi, kemungkinan anak menderita alergi akan lebih rendah. Namun, dr. Caessar mengatakan masih ada kemungkinan 5-15% bisa mengalami alergi, meskipun orang tua dan saudara kandung tidak memiliki riwayat alergi.
Sedangkan bila kedua orang tua memiliki alergi dengan jenis yang sama, kemungkinannya akan lebih tinggi lagi.
“Apalagi kalau kedua orang tua memiliki riwayat alergi. Nah, itu lebih tinggi lagi kemungkinannya, hingga 40-60%. Lebih tinggi kalau orang tua alergi dan alerginya sama, jadi sama-sama memiliki gejala yang sama dan penyebab sama, itu kemungkinannya bisa 60-80%. Semakin banyak risiko, semakin tinggi kemungkinan anak bisa mengalami alergi,” tutur dr. Caessar.
Bagaimana cara memastikan anak memiliki alergi atau tidak?
Dijelaskan dr. Caessar, orang tua perlu mengidentifikasi benar atau tidak anak memiliki alergi dengan memeriksakan ke dokter. Hal ini perlu dilakukan terutama bila orangtua memiliki riwayat alergi.
“Jadi harus diidentifikasi dulu nih, bener nggak itu alergi. Boleh berkonsultasi dengan dokter. Sebenarnya saat ini ada banyak hal yang bisa dilakukan, mulai dari pemeriksaan fisik, menggali riwayat atau pemeriksaan tambahan lainnya. Jadi kita tahu, dan alerginya dicari tahu disebabkan karena apa, karena setiap anak kan, berbeda.
Ada yang alergi susu sapi dan produk turunannya, ada yang alergi telur, atau alergi tungau debu. Jadi pertama, pastikan kalau itu alergi, kedua pastikan dulu jenis alergennya apa supaya bisa dihindari. Yang paling penting dalam penanganan alergi adalah yang kita sebut avoidance atau penghindaran. Orangtua perlu menghindari zat atau bahan yang membuat anak ini alergi,” jelas dr. Caessar.
Mencegah alergi pada anak dengan menguatkan daya tahan tubuh, salah satunya dengan sinbiotik
Seperti yang sudah dijelaskan, alergi pada anak bisa terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mereka bereaksi secara abnormal terhadap pemicu alergi atau disebut alergen. Nah, mencegah alergi pada anak juga bisa dilakukan dengan memastikan daya tahan tubuhnya kuat.
Daya tahan si kecil bisa ditingkatkan dengan mencukupi kebutuhan nutrisinya.
Alasan mengapa sinbiotik dapat mencegah alergi
Sebenarnya, bagaimana korelasi sinbiotik dengan pencegahan alergi?
“Kalau prebiotik adalah senyawa karbohidrat yang bisa dibilang makanan untuk bakteri baik. Jadi, prebiotik tidak dicerna oleh manusia, tetapi bila kontak dengan bakteri baik yang ada di saluran pencernaan, dia bisa memicu pertumbuhan bakteri baik,” ucap dr. Caessar.
Sedangkan, probiotik adalah bakteri baik itu sendiri. Dokter Caessar menambahkan, apabila probiotik itu diberikan pada manusia, dan bertemu dengan prebiotik (makanan untuk bakteri baik), mereka akan berinteraksi dengan sistem daya tahan tubuh.
“Jadi kalau bakteri baiknya banyak, sistem tubuh kita bekerja dengan optimal. Tapi bila bakteri baiknya kurang, otomatis sistem daya tahan tubuh kita juga tidak optimal,” tandas dr. Caessar.
Itulah sebabnya, sinbiotik atau sinergi antara prebiotik dan probiotik ini dapat mendukung daya tahan tubuh anak untuk mencegah alergi. Sinbiotik memengaruhi keseimbangan bakteri baik di dalam saluran cerna, sehingga dapat mendukung daya tahan tubuh untuk mencegah alergi.
Cara mencegah alergi pada anak
Dr. Caessar menjelaskan ada beberapa cara untuk mencegah alergi pada anak, berikut ini:
1. Cek risiko alergi pada anak
Memeriksa risiko alergi pada anak bisa dilakukan dengan menelusuri riwayat keluarga yang memiliki alergi atau tidak. Bila salah satu anggota keluarga mempunyai riwayat alergi, si kecil kemungkinan akan mengalami alergi juga.
“Tetapi sekali lagi cek faktor risikonya, ada tidak salah satu dari orang tua yang memiliki alergi. Atau ada tidak saudara kandung dari anak yang memiliki alergi. Apabila ada, anak ini memiliki kemungkinan sekitar 23-30% untuk mengalami alergi,” terang dr. Caessar.
Bisa jadi Parents tidak menyadari kalau Anda memiliki alergi dengan gejala seperti kulit kemerahan dan gatal, hidung berair dan bersin berulang, suara napas terdengar seperti siulan, atau batuk kering di malam hari. Untuk mengecek faktor risiko alergi, Parents dapat mengunjungi Allergy Risk Screener dari Nutriclub.
2. Konsultasikan ke dokter anak
Setelah cek risiko alergi pada anak, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak, untuk menentukan tindakan pencegahan primer alergi yang tepat. Tahap ini penting untuk pencegahan sejak dini, khususnya untuk anak yg belum menunjukkan gejala, dengan memastikan dan mengidentifikasi benar atau tidak si kecil memiliki alergi.
Beberapa yang bisa dilakukan yaitu pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan. Dengan begitu, dapat dicari tahu si kecil punya risiko alergi terhadap makanan atau alergen lain.
3. Dukung daya tahan tubuh anak
Alergi bisa dicegah dengan menguatkan daya tahan tubuh anak. Karena, daya tahan tubuh yang lemah bisa membuat reaksi yang abnormal terhadap alergen. Salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh yaitu memastikan kesehatan saluran pencernaannya baik.
4. Memenuhi kebutuhan nutrisi dengan asupan sinbiotik
Parents dapat memberikan nutrisi yang mengandung sinbiotik, yaitu kombinasi antara prebiotik seperti FOS GOS dan probiotik seperti B.breve yang penting untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan.
Sinbiotik alias kombinasi antara prebiotik dan probiotik, dapat membantu menjaga daya tahan tubuh si kecil dengan memengaruhi keseimbangan bakteri baik di dalam saluran cerna. Sehingga memenuhi asupan nutrisi dengan sinbiotik dapat mendukung daya tahan tubuh untuk mencegah alergi pada si kecil. Pastikan untuk memilih sinbiotik yang sudah dipatenkan dan telah terbukti klinis mendukung daya tahan tubuh dalam menurunkan risiko alergi si Kecil, ya.
5. Menghindari paparan asap rokok
Menghindari paparan asap rokok bahkan dapat dilakukan sejak si kecil di dalam kandungan. Alasannya, banyak penelitian yang mengatakan kalau asap rokok dapat meningkatkan risiko alergi pada bayi ketika lahir.
“Karena dari penelitian sudah banyak yang membuktikan apabila janin di dalam kandungan sudah terpapar dengan asap rokok itu risiko alerginya akan meningkat. Apabila setelah lahir masih ada anggota keluarga yang merokok, maka anak ini akan lebih rentan mengalami alergi. Sehingga jangan sampai ada anggota keluarga yang merokok.”
Jadi mulai dalam kandungan sampai anak lahir, Parents wajib menghindari paparan asap rokok untuk mencegah terjadinya alergi pada anak.
Nah, sudah jelas kan bagaimana cara mencegah alergi pada anak, dan apa saja yang perlu Parents lakukan bila anak memiliki riwayat alergi.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.