Alat kejut jantung sering dipakai untuk membantu pasien mengatasi penyakit jantung seperti aritmia. Aritmia adalah kondisi ketika jantung tidak berdetak secara normal, bisa lebih pelan atau lebih cepat dari biasanya. Ritme jantung yang tidak normal ini apabila tidak segera ditangani bisa mengancam jiwa.
Itulah mengapa kalau Parents pernah melihat di televisi, sering ada adegan dokter menggunakan alat ini untuk membantu pasien yang mengalami henti jantung. Nah, kali ini kita akan mengulas secara lebih lengkap fungsi dan kegunaan alat kejut jantung.
Apa Fungsi dan Kegunaan Alat Kejut Jantung?
Sumber: Shutterstock
Alat kejut jantung atau yang disebut juga defibrillator adalah alat bantu kesehatan yang digunakan untuk mengatasi gangguan aritmia yang dapat mengancam keselamatan penderitanya. Defibrillator bekerja dengan cara mengirimkan kejutan listrik ke bagian jantung kemudian merangsang detak jantung dan otot jantung agar bisa berfungsi seperti semula.
Fungsi alat ini berkaitan dengan gangguan pada jantung yang disebut dengan aritmia. Aritmia adalah kondisi ketika jantung tidak berdetak secara normal. Istilah ini merujuk pada dua kondisi, yakni ketika jantung berdetak lebih cepat atau disebut takikardia dan bradikardia ketika jantung berdetak sangat lambat.
Baik takikardia maupun bradikardia bisa mengancam nyawa penderitanya karena dapat menyebabkan kerusakan pada sejumlah organ. Pasalnya, jantung tidak mampu memompa darah secara normal ke seluruh tubuh dan menyebabkan volume darah yang dipompa keluar tidak sesuai dengan yang dibutuhkan.
Penderita aritmia akan merasakan gejala seperti kelelahan, sesak napas, sampai pingsan. Jika kondisinya semakin parah, maka penderita aritmia juga bisa mengalami kerusakan organ vital yang dapat menyebabkan kematian. Dalam kondisi ini, pasien harus segera mendapatkan bantuan kejut jantung untuk mendorong detak jantungnya agar kembali normal.
Baca juga: Waspada Penyakit Serangan Jantung, Ini Penyebab, Gejala, dan Pencegahan
Bagaimana Cara Kerja Alat Kejut Jantung?
Sumber: Shutterstock
Defibrillator bekerja dengan cara mengirimkan kejutan listrik ke jantung agar detak jantung dan otot jantung kembali berfungsi normal. Alat ini terdiri dari baterai, generator, dan kabel yang dilengkapi dengan sensor yang disebut elektroda.
Baterai berfungsi untuk menyalakan generator, kabel untuk menghubungkan generator dengan jantung, sementara elektroda bertugas mendeteksi aktivitas listrik pada jantung untuk kemudian dikirimkan datanya melalui kabel menuju generator yang telah terkomputerisasi.
Jika ritme jantung menunjukkan kondisi abnormal, komputer akan memberi sinyal kepada generator untuk mengirimkan kejutan listrik menuju jantung. Alat ini juga akan merekam aktivitas listrik dan ritme jantung untuk membantu dokter memantau kondisi kesehatan jantung pasien.
Selain itu, defibrillator model baru juga memiliki fungsi untuk memantau dan mengatur temperatur darah, pernapasan, serta berbagai aktivitas tubuh lainnya. Jadi, tidak hanya digunakan untuk mengontrol ritme jantung saja.
Baca juga: 12 Hal Ini Bisa Memicu Jantung Berdebar, Kapan Harus Waspada?
Siapa Saja yang Membutuhkan Alat Pacu Jantung Ini?
Sumber: Shutterstock
Jika Anda perhatikan, di tayangan televisi kebanyakan, alat ini banyak dipakai oleh pasien yang mengalami henti jantung atau serangan jantung. Namun, pada kenyataannya, ada beberapa pasien dengan kondisi tertentu yang memerlukan bantuan defibrillator, yakni:
- Pasien yang mengalami episode henti jantung dengan fibrilasi ventrikel atau ventrikular takikardia.
- Orang yang mengalami serangan jantung dan berisiko tinggi mengalami henti jantung mendadak.
- Pasien yang memiliki kardiomiopati hipertrofik serta berisiko tinggi untuk mengalami henti jantung mendadak.
- Orang dengan kardiomiopati hipertrofik yang menyebar, fungsi jantungnya sudah berkurang, dan berisiko tinggi mengalami henti jantung.
- Pasien yang memiliki setidaknya satu kali episode takikardia ventrikel.
Sebagai tambahan informasi, pasien yang menggunakan alat ini secara intens perlu mendapatkan pemeriksaan dokter tiga hingga enam bulan sekali. Tujuannya untuk mengecek efektivitas dan adanya efek samping seperti kaki atau pergelangan kaki terasa sesak, rasa ingin pingsan, dan pusing. Anda juga harus memberitahu dokter apabila mengalami pertambahan berat badan.
Jika Anda termasuk pasien dengan kondisi di atas, maka alat ini akan sangat dibutuhkan. Defibrillator juga dapat membantu memudahkan Anda beraktivitas sehari-hari.
Nah, Parents, itulah sekilas informasi tentang apa itu alat kejut jantung beserta kegunaannya. Jaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat ya! Supaya bisa mencegah risiko terkena penyakit seperti serangan jantung!
Baca juga:
Penting, 10 Cara Ini Bisa Bantu Cegah Risiko Serangan Jantung
Suami Mendengkur, Waspadai Penyakit Jantung
Ketahui Penyebab Penyakit Jantung Bawaan, Gejala, dan Cara Mengatasi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.