X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • TAP Awards
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Ruam Popok Expert
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

3 Risiko Bayi Kurang Tummy Time, Salah Satunya Bikin Kepala Peyang

Bacaan 4 menit

Tummy time merupakan salah satu aktivitas penting yang tidak boleh dilewatkan. Sebab, momen ini dapat membantu perkembangan bayi dengan lebih optimal. Sayangnya, masih ada orang tua yang menunda-nunda bahkan jarang melakukannya. Hati-hati, ternyata ada risiko yang bisa muncul akibat kurang tummy time pada bayi. 

American Academy of Pediatrics merekomendasikan tummy time segera dilakukan beberapa hari setelah bayi lahir. Tummy time pun menjadi penting untuk dilakukan saat bayi memasuki usia 3-4 bulan. Sebab, pada saat itu bayi mulai berlatih untuk tengkurap dan mengangkat kepalanya sendiri. 

Aktivitas tummy time penting untuk perkembangan fisik dan motoriknya. Sebaliknya, akibat kurang tummy time pada bayi juga memiliki risiko tertentu. Berikut penjelasannya. 

Artikel Terkait: 5 Hal yang Perlu Dilakukan Saat Mengajarkan Bayi Tummy Time

3 Risiko Akibat Bayi Kurang Tummy Time

akibat kurang tummy time

Sumber: freepik

Menengkurapkan bayi merupakan aktivitas penting yang dapat membantu perkembangan kepala dan memperkuat otot leher, lengan, serta bahu. Tentu saja hal itu juga baik untuk perkembangan motoriknya. 

Saat bayi ditengkurapkan, ia akan berlatih mengangkat kepalanya sendiri bahkan menggerakkan tangannya. Ia pun akan belajar melatih koordinasi tangan dan lengannya saat mulai belajar merangkak.

Itulah sebabnya, melewatkan tummy time juga memiliki sejumlah risiko, di antaranya yaitu:

1. Sindrom Kepala Datar (Peyang)

Kepala peyang merupakan hal yang paling ditakutkan oleh sebagian besar ibu. Meski tidak berbahaya, hal tersebut dapat memengaruhi penampilannya. Segala cara pun dilakukan untuk menghindarinya seperti , menggunakan bantal antipeyang. 

Akan tetapi, sindrom kepala datar atau dalam istilah medis disebut plagiocephaly (flat skull) juga bisa disebabkan oleh kurangnya tummy time. Bayi yang bermain dan beraktivitas dalam posisi berbaring terus-menerus bisa membuat tengkorak kepalanya menjadi datar. 

2. Risiko Gangguan Kesehatan pada Otot Leher 

Menurut Coulter O’Berry, fisioterapis di Children’s Healthcare of Atlanta, Amerika Serikat, bayi yang jarang melakukan tummy time memiliki risiko kesehatan pada bagian otot lehernya. Bayi yang jarang tummy time berisiko kesulitan menggerakan atau mendorong sikunya.

Ia juga tidak dapat mengangkat kepalanya karena otot leher dan punggungnya belum kuat. Tentu saja tummy time dapat menghindari hal tersebut. Sebab, salah satu manfaat tummy time dapat memperkuat otot leher dan punggung. 

Artikel Terkait: Memberikan Stimulasi Agar Anak Cepat Jalan, Ini yang Saya Lakukan

3. Akibat Jarang Tummy Time Berisiko Bayi Mengalami Keterlambatan Motorik

Ketika bayi menghabiskan waktu untuk tengkurap, ia menggunakan dan mengembangkan otot-otot yang memungkinkannya mengangkat kepala, berguling, dan akhirnya merangkak.

“Tummy time pada bayi membantu mengembangkan kekuatan otot inti serta punggung, leher, dan lengan mereka,” ungkap dokter anak Ei Ye Mon, MD, meansir dari Celevand Clinic.

Penelitian menunjukkan, bahwa bayi yang jarang melakukan tummy time lebih mungkin mengalami keterlambatan perkembangan motorik.

Panduan Melakukan Tummy Time

akibat kurang tummy time

Sumber: nytimes

Setelah mengetahui risiko yang terjadi jika mengabaikan tummy time, tentu Parents langsung ingin membiasakan bayi untuk tengkurap secara rutin. Bagaimana cara melakukannya? 

Cara paling mudah untuk melakukan tummy time tentu dengan memosisikan bayi tengkurap pada permukaan yang datar. Parents bisa menggelar selimut yang lembut atau matras untuk membuat bayi lebih nyaman. Selain itu, tummy time juga bisa dilakukan di perut, dada, maupun pangkuan orang tua.

Pastikan bayi dalam kondisi segar dan benar-benar bangun saat dia ditengkurapkan. Letakkan beberapa mainan untuk membuatnya tertarik dan terhibur. Untuk bayi baru lahir dapat menggunakan bantuan bantal untuk menopang dada dan bahunya. Yang paling penting awasi terus buah hati saat sesi ini berlangsung. 

Artikel Terkait: Baru Lahir, Anak Zaskia Sungkar Sudah Dilatih Tengkurap, Amankah?

Durasi Bayi Tummy Time

3 Risiko Bayi Kurang Tummy Time, Salah Satunya Bikin Kepala Peyang

Lantas, berapa durasi yang tepat untuk bayi melakukan tummy time? Inilah durasi tummy time sesuai dengan usia bayi. 

  • Bayi usia 0 bulan: 1-5 menit setiap sesi, dilakukan 2-3 kali sehari.
  • Bayi usia 1 bulan: Maksimal 10 menit setiap sesi yang dapat dilakukan 2-3 kali sehari.  
  • Usia 2 bulan: Maksimal 20 menit setiap harinya dan bisa dibagi ke beberapa sesi.  
  • Bayi umur 3 bulan: Maksimal 30 menit setiap harinya dan bisa dibagi ke beberapa sesi.  
  • Bayi umur 4 bulan: Maksimal 40 menit setiap harinya dan bisa dibagi ke beberapa sesi.  
  • Serta, bayi umur 5-6 bulan: Biasanya bayi sudah bisa berguling, tengkurap sendiri, bahkan duduk. Waktu tummy time pun cukup panjang yakni maksimal 1 jam setiap sesi selama bayi tidak rewel.  

Nah, setelah mengetahui berbagai risiko akibat bayi kurang tummy time, mulai sekarang jangan lupa untuk sempatkan si kecil tummy time, ya. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. 

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.

Baca Juga: 

Hebat! Baru 9 bulan, Vechia, anak Franda sudah lepas diapers

5 Tanda Bayi Akan Merangkak dan Cara Menstimulasinya

Normalkah Bayi 4 Bulan Belum Bisa Tengkurap? Ini Penjelasan dan Tips Menstimulasinya

Cerita mitra kami
Masalah Kulit Sensitif pada si Kecil yang Memiliki Riwayat Alergi
Masalah Kulit Sensitif pada si Kecil yang Memiliki Riwayat Alergi
Menghindari Masalah Kulit Bayi: Mengenali Faktor Pemicu dan Memahami Cara Menjaga Kebersihan Kulit
Menghindari Masalah Kulit Bayi: Mengenali Faktor Pemicu dan Memahami Cara Menjaga Kebersihan Kulit
3 Cara Memilih Produk Perawatan Kulit Bayi yang Aman dan Sehat untuk Kulit Bayi Sensitif atau Kering
3 Cara Memilih Produk Perawatan Kulit Bayi yang Aman dan Sehat untuk Kulit Bayi Sensitif atau Kering
Hati-Hati, Terlalu Sering Terkena Paparan AC Tak Baik untuk Kulit si Kecil
Hati-Hati, Terlalu Sering Terkena Paparan AC Tak Baik untuk Kulit si Kecil

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Faizah Pratama

Diedit oleh:

dr.Gita Permatasari

  • Halaman Depan
  • /
  • Bayi
  • /
  • 3 Risiko Bayi Kurang Tummy Time, Salah Satunya Bikin Kepala Peyang
Bagikan:
  • Tips Merawat Tali Pusar Bayi Baru Lahir agar Tidak Terkena Infeksi

    Tips Merawat Tali Pusar Bayi Baru Lahir agar Tidak Terkena Infeksi

  • Batuk pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

    Batuk pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

  • Batuk Croup pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

    Batuk Croup pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

  • Tips Merawat Tali Pusar Bayi Baru Lahir agar Tidak Terkena Infeksi

    Tips Merawat Tali Pusar Bayi Baru Lahir agar Tidak Terkena Infeksi

  • Batuk pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

    Batuk pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

  • Batuk Croup pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

    Batuk Croup pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti