X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

9 Dampak Negatif Orang Tua Selalu Membandingkan Anak dengan Anak Lain

Bacaan 7 menit
9 Dampak Negatif Orang Tua Selalu Membandingkan Anak dengan Anak Lain

Bukannya bermanfaat, membandingkan anak kita dengan anak lain dalam banyak hal justru akan berdampak buruk.

Parents, apakah Anda sering membandingkan anak sendiri dengan anak lain? Entah dari segi kepatuhan, nilai di sekolah, maupun kemampuan bermain. Baiknya, hentikan sekarang juga, karena efeknya akan buruk pada anak.

Mungkin Parents bermaksud baik dengan membandingkan anak, agar dia lebih kompetitif sehingga lebih terpacu untuk berprestasi. Hanya saja, anggapan ini sangatlah keliru.

Anak justru akan merasakan berbagai emosi negatif bila orang tuanya terus-menerus membandingkan dirinya dengan orang lain. 

Artikel terkait: 7 Dosa orangtua kepada anak yang sering dilakukan tanpa Parents sadari

Kenapa Orang Tua Suka Membandingkan Anak?

“Kenapa, ya, para orang tua suka membandingkan anak yang satu dengan yang lain?” Ini mungkin menjadi pertanyaan yang banyak diajukan anak-anak terkait perilaku ayah atau ibunya yang suka melakukan komparasi.

Pikiran untuk membandingkan satu objek dengan objek lainnya tampaknya merupakan sesuatu yang alamiah. Dengan membuat perbandingan, kita bisa menilai tentang baik dan buruk.

Bahkan dalam sebuah kompetisi, sangat lumrah jika seseorang membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain yang dianggap sebagai lawan.

Melansir laman Live Science, sebuah penelitian yang dipublikasikan jurnal Neuron mendapati temuan menarik terkait kebiasaan membandingkan diri.

Saat bekerja sama dalam lingkup yang sifatnya kooperatif, seseorang mempersepsikan performa orang lain sebagai refleksi kinerjanya juga. Artinya, semakin baik performa partner-nya, maka ia juga ikut merasa kompeten.

Sementara dalam sebuah arena kompetisi, yang terjadi adalah hal sebaliknya. Lawan yang terlihat sangat berbakat akan membuat seseorang merasa performanya buruk.

Sekarang mari kita kembali ke pertanyaan di awal: Mengapa orang tua suka membanding-bandingkan anak?

Selain sifat alamiah tadi, bisa jadi ini karena orang tua memandang pencapaian anak sebagai sebuah kompetisi. Sebagaimana layaknya persaingan yang harus dimenangkan.

Terkadang, sebagian orang tua malah sengaja membandingkan secara terang-terangan pencapaian anaknya dengan anak lain.

“Lihat, tuh, anaknya si A, udah jadi crazy rich dari jualan cireng viral. Kamu, mah, rebahan doang.”

Familier, kan, dengan ungkapan semacam ini? Orang tua berharap perbandingan seperti itu akan membuat anaknya semakin semangat mengejar prestasi. Namun alih-alih merasa termotivasi, kebanyakan anak justru merasakan dampak negatif dari sikap orang tua yang suka membandingkan.

9 Dampak Negatif Orang Tua Selalu Membandingkan Anak

Tidak hanya membandingkan anak sendiri dengan orang lain, terkadang orang tua juga membandingkan anak sendiri, misalnya si kakak dengan adiknya.

Kebiasaan ini nyatanya justru memunculkan emosi negatif pada diri anak. Lantas, apa saja dampak negatif jika orang tua selalu membanding-bandingkan anak?

1. Stres

Membandingkan anak

Saat terus-terusan dibandingkan dengan anak lain, anak akan merasa terbebani. Sikap orang tua yang menekan dia untuk menunjukkan kemampuan yang lebih baik, akan membuat anak gelisah dan sulit tidur.

Lebih baik Parents mencoba berbicara dengan anak dari hati ke hati. Tanyakan dengan lembut apa yang membuat performanya turun.

Jika memang ada hal yang mengganggu pikirannya, solusinya dapat dicari bersama-sama. Dengan komunikasi yang terjalin baik, orang tua lebih memahami kesulitan yang dihadapi anak.

2. Merasa Rendah Diri

Dengan selalu dibandingkan, anak akan mulai berpikir bahwa anak-anak lain selalu lebih baik darinya. Ia pun merasa tidak mampu membuat sesuatu yang baik, atau memenuhi harapan orang tua.

Perasaan rendah diri seperti ini tentunya sangatlah buruk bagi perkembangan kepribadian anak dan kondisi psikologis anak. Akibat kondisi mental anak terpengaruh, sehingga membuat prestasi akademiknya juga menurun drastis.

Artikel terkait: Dengan tegas, Cici Panda mengimbau untuk tidak membandingkan anak!

3. Menghindari Keramaian

Membandingkan anak

Ketika anak terus-menerus dicibir karena kemampuannya kurang dibandingkan yang lain, atau terlalu sering menjadi bahan perbandingan, ia akan mulai menghindari interaksi sosial dan keramaian.

Ini bisa terjadi karena anak selalu merasa dirinya tidak cukup kompeten dibanding anak-anak lainnya. Akibatnya, anak akan menjadi pribadi yang tertutup dan tidak memiliki banyak teman.

4. Sikap Acuh Tak Acuh

Bila segala pencapaian yang dilakukan anak selalu diabaikan, maka anak akan bersikap cuek dan malas untuk meraih prestasi apa pun untuk menyenangkan orang tuanya. Akibat orang tua terus-terusan memuji anak lain, maka anak akan berpikir bahwa apa yang dilakukannya adalah kesia-siaan.

Anak selalu merasa dianggap tidak sepadan dengan anak lain. Pada akhirnya, dia merasa tidak perlu repot berusaha untuk memuaskan orang tuanya lagi.

Cerita mitra kami
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat
5 Cara Sederhana yang Bikin Anak Suka Makanan Rumahan yang Sehat
5 Cara Sederhana yang Bikin Anak Suka Makanan Rumahan yang Sehat
Cegah Ancaman Berbagai Virus, Sudahkah Berikan Perlindungan Ekstra untuk Keluarga?
Cegah Ancaman Berbagai Virus, Sudahkah Berikan Perlindungan Ekstra untuk Keluarga?

5. Bakat yang Ditekan hingga Menghilang

Membandingkan anak

Saat anak suka sekali melakukan satu hal, ini bisa jadi indikasi bahwa bakatnya ada di bidang tersebut. Namun terkadang, orang tua punya harapan berbeda.

Orang tua kerap menyuruh anak melakukan hal lain yang jauh lebih bermanfaat menurut orang tua. Anak pun akan mengalami dilema.

Anak merasa bahwa bakat yang sedang ia kembangkan tidak diapresiasi. Namun di sisi lain, ia melakukan hal yang diinginkan orang tua dengan setengah hati.

Jika sudah begitu, anak tidak bisa mencapai apa pun dengan maksimal. Bakatnya tidak bisa tumbuh karena ditekan orang tua, dan kemampuannya di bidang yang lain tidak bisa maksimal karena bukan dari hatinya.

Tentu saja, Parents tidak mau anak Anda menjadi menderita begini bukan?

6. Sering Membandingkan Anak Bisa Mematahkan Kepercayaan Dirinya

Ketika anak sudah berusaha keras mencapai sesuatu, terkadang orang tua luput memberikan apresiasi. Anak selalu dituntut harus bisa seperti si A atau si B.

Akibatnya, anak merasa tidak percaya diri. Anak pun mulai mengembangkan pemikiran bahwa apa yang dilakukannya tidak akan pernah cukup.

Faktanya, kebiasaan membandingkan anak memang justrus memengaruhi secara negatif prestasi mereka ke depannya.

7. Menjauhkan Hubungan Orang Tua dengan Anak

9 Dampak Negatif Orang Tua Selalu Membandingkan Anak dengan Anak Lain

Masih ada dampak negatif lainnya jika anak terus-terusan dibandingkan dengan anak lain, entah itu teman, tetangga, sepupu, atau bahkan saudara kandungnya sendiri.

Akan menjadi jelas bagi anak bahwa ada yang salah dengan dirinya, dan orang tuanya tidak merasa senang dengannya. Orang tua menjadi sumber kesakitan bagi anak, sehingga dia mulai menjaga jarak.

Anak juga akan merasa rapuh dan kehilangan kepercayaan pada orang tuanya sendiri. Hal ini bisa memicu masalah tumbuh kembang, atau masalah perilaku seiring anak bertumbuh dewasa.

8. Membandingkan Anak Memicu Persaingan Antar Saudara

Saat orang tua memuji anak lain di hadapannya, dia akan mulai membenci anak tersebut, bahkan bila yang mendapat pujian itu saudaranya sendiri.

Secara tak langsung, anak akan menerima pesan ke alam bawah sadarnya bahwa anak yang berprestasi lebih baik akan lebih dicintai dan disayangi.

Hal ini bisa memicu sikap agresif anak. Tidak menutup kemungkinan, ia bisa mulai berkelahi dengan anak yang selalu mendapat pujian.

9. Anak Menjadi Korban Bullying

Kebiasaan orang tua membandingkan anak, bukan tidak mungkin membuat anak menjadi korban bullying, bahkan di antara sesama saudara.

Anak akan merasa lemah dan terintimidasi lantaran selalu dibandingkan. Apalagi jika ada label atau julukan khusus yang juga disematkan.

Misalnya si kakak yang mendapat julukan ‘anak pintar’, sementara adiknya tidak mendapat julukan istimewa yang bernada positif. Ini bisa membuat sang adik menjadi korban bullying dari saudaranya sendiri.

Artikel terkait: 4 Tips Terhindar dari Kebiasaan Membandingkan Bayi bagi Ibu Baru

Tips untuk Orang Tua agar Tidak Selalu Membandingkan Anak

Sejatinya, setiap anak itu unik dan punya kelebihan masing-masing. Sehingga, tidak bisa dibandingkan dengan anak lain. Biasanya, kecenderungan untuk membandingkan anak muncul karena tuntutan lingkungan sosial di mana kita berada.

Nah, berikut ini beberapa tips agar sikap membanding-bandingkan pencapaian si buah hati tidak jadi kebiasaan:

  • Fokuskan perhatian pada anak dan ingatlah bahwa anak-anak akan mencapai tonggak tertentu pada waktu yang berbeda dengan anak lain dan itu tidak apa-apa.
  • Batasi waktu Anda di media sosial karena semua yang bergulir di feed orang lain umumnya mengarah pada sikap perbandingan yang toksik. Ibarat kata pepatah, rumput tetangga selalu tampak lebih hijau.
  • Dukung anak melakukan apa pun yang ia sukai. Puji dia jika memiliki prestasi dan jangan paksa ia menjadi seperti keinginan Anda.
  • Bila nilainya lebih rendah dari anak lain, jangan membuatnya merasa bahwa ia telah membuat Anda malu. Dukung ia untuk berusaha lebih baik. Selalu puji usaha kerasnya di depan publik agar anak tetap merasa percaya diri.

Semoga ulasan tentang dampak negatif membandingkan anak ini bermanfaat, ya, Parents!

Artikel diupdate oleh: Titin Hatma

33 Things It’s Time to Stop Doing to Your Kids Right Now
https://www.verywellfamily.com/stop-doing-to-kids-right-now-4050934

Parents, Don’t Get Caught in the Comparison Trap
https://www.healthline.com/health/parenting/dont-get-caught-in-the-comparison-trap#Takeaway-tips

Why Comparing Yourself to Others Is Normal
https://www.livescience.com/55471-comparing-yourself-to-others-is-normal.html

Stop Comparing Your Child with Others
https://www.beingtheparent.com/stop-comparing-your-child/

Baca juga:

Parents, Ini Alasan Mengapa Kebiasaan Membandingkan Anak Harus Dihentikan

7 Cara Menghentikan Kebiasaan Membandingkan Anak

Anaknya Dipandang Aneh oleh Petugas Bandara, Anji Luapkan Kekesalan di Twitter!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Fitriyani

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

  • Halaman Depan
  • /
  • Keluarga
  • /
  • 9 Dampak Negatif Orang Tua Selalu Membandingkan Anak dengan Anak Lain
Bagikan:
  • 7 Cara Menghentikan Kebiasaan Membandingkan Anak

    7 Cara Menghentikan Kebiasaan Membandingkan Anak

  • Parents, Ini Alasan Mengapa Kebiasaan Membandingkan Anak Harus Dihentikan

    Parents, Ini Alasan Mengapa Kebiasaan Membandingkan Anak Harus Dihentikan

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • 7 Cara Menghentikan Kebiasaan Membandingkan Anak

    7 Cara Menghentikan Kebiasaan Membandingkan Anak

  • Parents, Ini Alasan Mengapa Kebiasaan Membandingkan Anak Harus Dihentikan

    Parents, Ini Alasan Mengapa Kebiasaan Membandingkan Anak Harus Dihentikan

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.