Hormon adalah sebuah pembawa pesan di dalam tubuh kita yang mengambarkan kondisi organ dan fungsi tubuh kita. Perubahan hormon adalah hal normal di dalam tubuh, terutama yang terjadi pada masa menstruasi, kehamilan, dan menopause. Ketidakseimbangan hormon dapat dideteksi sekalipun sering tak disadari oleh penderitanya.
Beberapa medikasi tertentu dapat menjadi penyebab mengapa hormon di dalam tubuh kita jadi tidak seimbang. Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah hormon di dalam tubuh Anda seimbang atau tidak.
Tanda-tanda yang menunjukkan Anda mengalami ketidakseimbangan hormon
Sebelum memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter, perhatikan 8 tanda ketidakseimbangan hormon berikut sebagai bahan yang dapat Anda konsultasikan selanjutnya pada dokter:
1. Haid tidak teratur
Siklus haid wanita normal berkisar antara 21-35 hari. Kurang atau lebih dari itu, maka seseorang sudah dapat disebut memiliki periode haid yang tidak teratur.
Jika Anda terlalu sering haid atau bahkan tidak haid sama sekali, maka bisa dipastikan ada masalah dengan hormon esterogen dan progesteron di dalam tubuh Anda yang menjadi pemicu hal tersebut.
Namun, jika masalah tersebut timbul sebelum Anda mengalami Menopouse, maka bisa jadi merupakan gejala awal terjadinya PCOS atau Sindrom Ovarium Polikistik. Catat baik-baik periode haid Anda sebelum berkonsultasi ke dokter.
Artikel terkait: Tentang PCOS yang membuat wanita sulit hamil
2. Gangguan tidur
Terlalu banyak tidur atau bahkan kurang tidur adalah salah satu tanda nyata bahwa ada ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh Anda. Progesteron yang diproduksi di ovarium akan membuat Anda rentan mengantuk.
Kadar progesteron yang rendah akan membuat Anda berkeringat di malam hari dan demam. Ini juga bisa menjadi tanda bahwa Anda akan melalui masa menopause.
3. Jerawat berlebihan
Androgen adalah hormon maskulin yang ada di dalam tubuh lelaki dan perempuan. Kelebihan androgen akan membuat produksi minyak pada kulit berlebih dan menyebabkan banyak jerawat.
Adanya kelebihan produksi minyak ini akan menyebabkan tersumbatnya pori-pori di dalam kulit yang menyebabkan ketombe. Produksi minyak berlebih pada kulit kepala juga membuat rambut jadi lepek dan berketombe.
4. Pelupa
Perubahan hormon esterogen dan progesteron akan membuat seseorang cenderung jadi pelupa. Kurangnya perhatian pada hal-hal tertentu dan kecenderungan lupa biasanya dialami orang yang mengalami perimenopouse (jelang menopouse) dan menopouse.
Hal ini disebabkan adanya komunikasi di dalam otak yang disebut dengan neurotransmiter yang bermasalah karena dipengaruhi hormon esterogen. Akibatnya, ada masalah dengan Zat kimia yang dilepaskan pada ujung serat saraf oleh impuls saraf yang masuk dan, dengan transfer impuls ke serat saraf, serat otot, atau struktur lainnya yang menjadikan seseorang pelupa.
Namun, gejala ini juga bisa jadi sebuah tanda adanya masalah kelenjar tiroid. Maka, konsultasikan ke dokter langganan Anda untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut.
5. Rasa tak nyaman pada perut
Ketika hormon sedang tinggi maupun rendah, perut akan langsung mengirimkan reaksi tubuh dan Anda akan langsung merasakan ketidaknyamanan yang terjadi. Misalnya pada saat periode haid menghampiri Anda.
Ada rasa sakit, mual, perih, dan sebagainya yang dirasakan oleh perut. Aktivitas progesteron dan esterogen yang tidak menentu ini juga akan mempengaruhi selera makan Anda.
6. Selalu merasa lelah
Pernahkah Anda merasa lelah terus menerus padahal sedang merasa tidak sakit? Ketidakseimbangan hormon lah sebabnya.
Hormon tiroid mungkin jadi salah satu penyebabnya. Apalagi jika ada rasa lelah yang luar biasa di bagian leher yang menyebabkan Anda selalu merasa mengantuk dan lesu.
Tes darah yang menguji fungsi tiroid panel akan membuat Anda mengetahui kepastian tentang masalah ini. Karena lagi-lagi, ketidakseimbangan hormon yang mempengaruhi aktivitas esterogen dan progesteron maupun kekurangan sel darah merah juga bisa jadi salah satu faktor penyebab lelah dan lesu ini.
7. Perubahan mood
Bipolar adalah salah satu penyakit mental yang bersumber dari adanya ketidakseimbangan hormon. Selain itu, hormon juga turut mempengaruhi kinerja serotonin, dopamine, dan norepinephrine yang dapat menyebabkan mood buruk serta depresi.
8. Vagina kering dan ketidaknyamanan payudara
Ketidakseimbangan hormon mempengaruhi jaringan vagina menjadi kering dan kurang kelembaban. Hal ini membuat vagina jadi lebih rapat dan akan perih jika sedang berhubungan seksual.
Selain itu, dampak ketidakseimbangan hormon terutama dari kinerja esterogen yang dampaknya dirasakan oleh payudara berupa benjolan di area tertentu dan bahkan mengurangi kekencangan payudara.
Hal ini berimbas pada hilangnya libido untuk berhubungan seksual. Karena rasanya akan sangat tidak nyaman sekali, apalagi tidak menggunakan pelumas tambahan.
Itulah tanda bahwa Anda mengalami ketidakseimbangan hormon. Konsultasikan ke dokter untuk mendeteksi adanya kelainan lainnya pada tubuh.
Semoga sehat selalu.
Baca juga:
Mengenal Kista Ovarium: Gejala, Cara Mengatasi, hingga Pencegahan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.