Zat aditif makanan banyak tersembunyi pada jajanan si kecil.
Pernahkah sesekali Parents membaca komposisi jajanan yang si Kecil makan? Biasanya kita lebih peduli pada jumlah gula atau lemak pada jajanan anak-anak kita; namun tahukah Parents, ada yang lebih berbahaya dari kedua zat tersebut? Ada, yaitu zat aditif makanan.
Zat aditif makanan adalah bahan kimia alami atau buatan yang biasanya ditambahkan saat proses/pengolahan makanan dengan tujuan untuk mempertahankan rasa, mengawetkan, atau malah menambah cita rasa makanan tersebut.
Sayangnya, sejak pertama kali digunankan pada tahun 1900-an, zat aditif makanan ini ternyata terbukti menimbulkan efek berbahaya pada tubuh, terlebih pada anak-anak. Seperti perubahan tingkah laku, alergi, hingga kerusakan pada sel-sel tubuh.
Bagaimana pengaruh zat aditif makanan pada tubuh
Setiap zat aditif makanan mempunyai pengaruh yang berbeda-beda pada tubuh. Sebagian menyebabkan perubahan hormon, kerusakan sel atau memicu timbulnya penyakit seperti obesitas, migrain dan lain sebagainya.
TheAsianParent.com telah membahas tentang hal ini di dalam beberapa artikel. Dan berikut kami meringkas sekaligus melengkapi aditif makanan apa saja yang harus kita waspadai agar tidak merusak kesehatan si kecil.
5 Zat aditif makanan yang paling banyak digunakan dan bahayanya
1. Bahan pewarna buatan
Apapun jenis zat aditif makanan ini, apabila dimulai dengan nama FD & C (misal FD&C Blue #1) merupakan pewarna makanan artificial (buatan). Pewarna ini terkadang disebut dengan nama E102 (Tartrazine), E110 (Sunset Yellow), dan E129 (Allura red).
Pewarna ini adalah jenis yang paling banyak digunakan untuk pada permen, sereal, bahkan yoghurt. Konsumsi pewarna buatan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan migrain dan kanker kolon.
2. Bahan pengawet kimia
Butylated hydroxyanisole (BHA/ E320), sodium/ natrium nitrat dan sodium benzoat (natrium bensoat/soda benzoat/E211) banyak ditemukan pada makanan kemasan seperti jelly, margarine, selai dan soft drink. Zat aditif makanan ini dapat menimbulkan rasa pusing, nafas pendek, dan sakit maag.
3. Bahan pemanis buatan
Aspartame, acesulfame-K, sakarin adalah nama-nama bahan pemanis buatan yang banyak ditemukan dalam minuman soda diet dan jus buah. Penelitian menunjukkan konsumsi jangka panjang terhadap zat-zat tersebut dapat menyebabkan kerusakan hati, dan kesulitan bernapas.
Baca juga : Aspartame, Benarkah Pemanis Buatan Ini Berbahaya?
4. Gula Tambahan
High fructose corn syrup (HFCS), corn syrup (gula jagung) dan dekstrose adalah beberapa nama turunan dari pemanis yang banyak digunakan dalam soft drinks, biskuit, saus tomat dan bahkan, yang sering disebut “makanan sehat” seperti salad dressing. Konsumsi tinggi HFCS bisa mengakibatkan obesitas, kerusakan hati dan meningkatkan kemungkinan diabetes kelak di kemudian hari.
5. Garam tambahan
Saat garam ditambahkan pada banyak makanan, resiko menurunnya kesehatan pun meningkat. Hal ini terjadi karena konsumsi garam berlebih yang banyak terdapat makanan cepat saji dan kemasan.
Anak-anak yang menyukai makanan dengan kadar garam tinggi memiliki kecenderungan kerusakan hati dan penyakit jantung. Jadi, perhatikanlah kandungan garam yang tertera pada kemasan makanan dan pilihlah makanan dengan kadar garam terendah.
Cara yang paling tepat menjauhkan anak-anak dari makanan dengan aditif makanan adalah dengan membaca komposisi dan label nutrisi yang biasanya terdapat dalam kemasan. Ajari dan jelaskan juga kepada si Kecil alasan mengapa ia harus menghindarinya.
Baca juga artikel menarik lainnya:
Tips Mengatasi Anak yang Hobi Jajan
Cemilan Sehat Teman Belajar Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.