Kamis, 14 Januari 2021, pukul 08.30 WIB, umat Islam di Indonesia merasakan duka mendalam atas kepergian salah satu ulama besarnya yaitu Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber. Meski kini raganya telah tiada, tetapi warisan keteladanan Syekh Ali Jaber menjadi hal berharga yang ditinggalkan untuk umat Islam.
Syekh Ali Jaber meninggal dunia setelah sempat mengalami kondisi kritis di rumah sakit. Syekh Ali Jaber meninggal di Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta. Berita kepergian ulama dan hafiz Quran yang lahir di Madinah ini ramai disiarkan di berbagai platform media, termasuk di media sosial Ustaz Yusuf Mansur.
“Benar Syeikh Ali wafat, pukul 08.30 WIB, sudah dalam keadaan negatif COVID-19. Di RS Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta,” tulis Ustaz Yusuf Mansur melalui unggahannya di Instagram @yusufmansurnew.
Ulama sebagai Pewaris Nabi
Syekh yang sudah menjadi imam masjid sejak berusia 13 tahun ini dikenal dengan gaya berdakwah santun dan menyejukkan hati siapa pun yang mendengarnya. Pewaris nabi yang wafat dalam usia 44 tahun ini merupakan salah satu ulama yang paham dengan kebutuhan dan keadaan umat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَاراً وَلاَ دِرْهَماً إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنَ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak,” HR. al-Imam at-Tirmidzi di dalam Sunan beliau no. 2681, Ahmad di dalam Musnad-nya (5/169), Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah mengatakan, “Haditsnya shahih”.
Wafatnya Ulama Sama Seperti Hilangnya Ilmu
Wafatnya ulama yang dimuliakan oleh Allah SWT menjadi salah satu tanda bahwa Allah telah mencabut ilmu di dunia. Sebab hilangnya ilmu adalah dengan kembalinya ulama ke haribaan Allah SWT.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
“Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan,” HR. al-Bukhari no. 100 dan Muslim no. 2673.
Image: Freepik
Wafatnya salah seorang ulama dapat mengakibatkan terbukanya fitnah (ujian) besar bagi umat Islam, bahkan menimbulkan bahaya. Keadaan ini menunjukkan bahwa keberadaan ulama di tengah umat Islam akan mendatangkan rahmat dan berkah dari Allah SWT.
Warisan Keteladanan Syekh Ali Jaber
Berpulangnya ulama kecintaan umat Islam Indonesia ini ke pangkuan Allah SWT tentu mewariskan banyak sekali ilmu, nasihat, dan hikmah yang patut untuk diteladani. Di antara beberapa warisan keteladanan Syekh Ali Jaber yang bisa kita teladani, yaitu:
1. Mencintai dan Memuliakan Alquran
Syekh Ali Jaber memang bukan asli orang Indonesia. Beliau resmi menjadi WNI pada tahun 2011 dan mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia setelah menjadi juri salah satu program televisi swasta, Hafiz Indonesia.
Kecintaannya terhadap Alquran membuatnya sangat memuliakan para penghapal Alquran. Beliau sendiri juga telah mampu menghapal 30 juz Alquran pada usia 10 tahun.
Image: Freepik
Ulama besar Syekh Ali Jaber pernah menyampaikan bahwa ingin mencetak jutaan penghapal Alquran di Indonesia. Sungguh betapa mulianya keinginan beliau yang sudah sepatutnya diteruskan oleh umat Islam.
Muzammil Hasballah, seorang Qori dan hafiz Alquran Indonesia juga turut menyampaikan dukanya atas kepergian Syekh Ali Jaber.
“Betapa banyak kebaikan yang beliau lakukan. Yang paling berkesan saya melihat bagaimana beliau sangat memuliakan ahlul Quran. Semoga kita bisa meneruskan perjuangan beliau,” tulis Muzammil di Instagram pribadinya @muzammilhb.
2. Menumbuhkan Sifat Pemaaf
Salah satu keteladanan yang bisa kita contoh dari Syekh Ali Jaber adalah sifat pemaaf. Seperti yang kita ketahui, Syekh Ali Jaber pernah ditusuk oleh seorang pemuda tak dikenal berinisial AA (24), usai mengisi ceramah di Lampung pada Minggu (13/9/2020). Bahu kanan Syekh Ali Jaber pun terluka karena peristiwa penusukan tersebut.
Syekh Ali Jaber
Alih-alih membawa kasus penusukan tersebut ke jalur hukum, Syekh Ali Jaber justru memaafkan pelaku penusukan terhadap dirinya. Beliau mengatakan bahwa ia hanya ingin menerapkan sikap pemaaf yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Saya ingin meniru Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi Muhammad 13 tahun di Mekah, diserang, dihina, sampai dibuang kotoran unta di atas kepalanya, diancam mati,” ucap Syekh Ali Jaber beberapa waktu lalu.
Dalam salah satu ceramahnya, Syekh Ali Jaber juga pernah menuturkan, “Makanya Islam mengajarkan, kalau tidak bisa membalas sesuai tidak berlebih-lebihan, lebih baik diamkan. Lebih baik lagi, sabar. Lebih baik lagi, ikhlaskan, lebih sempurna lagi, maafkan.”
3. Menanamkan Sifat Rendah Hati
Syekh Ali Jaber juga memiliki sifat rendah hati yang bisa kita teladani. Sifat rendah hati beliau terlihat dalam kesehariannya. Beliau tidak merasa sebagai seorang wali, melainkan menganggap dirinya hanya manusia biasa yang tetap memiliki salah serta dosa.
Syekh Ali Jaber
Bahkan, beliau juga pernah mengaku merasa malu dipanggil Syekh. Beliau mempertanyakan apakah dirinya layak dipanggil dengan sebutan Syekh dan apakah beliau memang benar-benar berhak menyandang gelar tersebut? Gelar Syekh tersebut diberikan kepada dirinya oleh para sahabat dan guru, karena sudah menjadi hafiz penghapal Quran sejak SD.
Akan tetapi, Syekh Ali Jaber merasa sebutan gelar Syekh terhadap dirinya merupakan beban tersendiri. Beliau harus bisa mengontrol akhlak dan perilakunya sesuai dengan ajaran Islam. Seperti perilaku para ulama dan Syekh sebelumnya yang selalu menebarkan cahaya Islam yang membawa rahmat bagi alam semesta (Rahmatan lil Alamin).
Meskipun kini Syekh Ali Jaber sudah tidak bersama-sama lagi dengan kita di dunia ini, tetapi warisan keteladanan beliau serta semangat dakwahnya harus selalu kita ingat untuk menjadi teladan di dalam kehidupan. Semoga Allah merahmati dan menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya, Aamiin.
Baca Juga:
7 Tahun Ustaz Uje meninggal, putranya ungkap pesan terakhir almarhum
Dinyatakan Positif COVID-19, Aa Gym: "Teman-teman, Mohon Aa Didoakan, ya"
Ustaz Yusuf Mansur Positif COVID-19, Sang Putri Ceritakan Kronologinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.