Badan kesehatan dunia atau WHO mengeluarkan peringatan mengenai wabah cacar monyet atau monkeypox. Virus ini awalnya ditemukan di Afrika Tengah dan Afrika Barat. Namun, seperti dilansir dari Indiana Express, kasus cacar monyet sudah dikonfirmasi di Inggris Raya. Mereka yang terkonfirmasi tersebut diketahui telah melakukan perjalanan ke Nigeria.
Artikel terkait: Yang Perlu Anda Ketahui tentang Cacar Air pada Anak
WHO Peringatkan Adanya Wabah Cacar Monyet
Dilansir dari laman WHO, laporan mengenai infeksi cacar monyet yang masuk Inggris masuk pada Jumat (13/5) lalu. Saat itu, ada dua pasien yang sudah dikonfirmasi terinfeksi terkena cacar monyet dan satu pasien lain masih dicurigai. Ketiganya berasal dari satu keluarga yang sama.
WHO pun mengatakan bahwa ketiga kasus ini saling berkaitan dan semuanya sudah pulih sepenuhnya. Namun, ini bukanlah kasus pertama, sebelumnya, kasus pertama ditemukan di London Inggris pada Jumat (6/5) lalu. Dalam kasus tersebut, pasien dinyatakan terkena cacar monyet pada Kamis (12/5) lalu.
Kasus lain dikonfirmasi terjadi pada pasien yang mengalami ruam vesikular pada Sabtu (30/4) lalu. Kasus ini pun akhirnya dikonfirmasi sebagai cacar monyet pada Jumat (13/5). Pada Minggu (15/5) lalu, WHO pun mendapat laporan adanya empat kasus tambahan. Semuanya dikonfirmasi sebagai cacar monyet strain Afrika Barat.
Agar wabah cacar monyet tidak terjadi, WHO pun memberikan beberapa langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah Inggris Raya, salah satunya adalah melakukan pelacakan kontak yang lebih luas. Selain itu, WHO mengimbau untuk pasien yang dicurigai terinfeksi cacar monyet agar segera di diisolasi dan mendapat perawatan intensif.
WHO pun mengimbau untuk masyarakat yang melakukan perjalanan ke negara-negara yang memiliki virus endemik agar menjauhi berinteraksi dengan binatang dan mengonsumsi daging binatang.
Artikel terkait: Bisakah terkena cacar air 2 kali? Ini penjelasannya
Mengenal Virus Cacar Monyet
Cacar monyet pertama kali terdeteksi di manusia pada tahun 1970, di Republik Demokratik Kongo. Meskipun kasus infeksi terisolasi di negara-negara Afrika Tengah dan Barat sejak itu. WHO mengatakan ancaman endemik yang ditimbulkan oleh cacar monyet sangat rendah. Virus ini disebut endemik Nigeria dan dianggap ‘langka dan tidak biasa’.
Seperti dilansir dijelaskan oleh Deutsche Welle, cacar monyet yang menginfeksi manusia dapat menyebabkan iritasi kulit dengan pustula dan lepuh yang akhirnya pecah dan kemudian berkeropeng meskipun jarang meninggalkan bekas. Infeksinya mirip dengan penyakit cacar (smallpox atau variola).
Seperti dijelaskan sebelumnya, kasus yang dilaporkan di Inggris berasal dari strain Afrika Barat yang relatif ringan dibandingkan dengan varian Afrika Tengah. Penyakit ini umumnya berjalan dalam waktu tiga sampai empat minggu. Strain Afrika Barat jarang mematikan — dan jika memang demikian, kebanyakan terjadi pada anak kecil.
Artikel terkait: Penyakit Cacar Air – Gejala, Penyebab, Cara Mengobatinya
Bagaimana Penyakit Ini Menular?
Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia membutuhkan kontak tubuh yang dekat. Sering kali, rantai penularan terputus setelah sejumlah kecil individu terinfeksi. Saat ini, para peneliti secara intensif mencoba memastikan apakah penularan terjadi melalui kontak antara kulit yang rusak atau terluka dengan sekret cacar.
Virus ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui “kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi akibat gigitan (tupai, tikus, primata), kedekatan (hewan peliharaan), kontak dengan darah atau sekresi hewan, konsumsi ( makan daging monyet yang terinfeksi) atau infeksi droplet.”
Cacar monyet memiliki masa inkubasi tujuh hingga 21 hari. Selain iritasi kulit, sakit kepala, sakit otot, dan sakit punggung adalah gejala umum. Selain itu, orang yang terinfeksi biasanya akan mengalami demam, menggigil, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening dapat terjadi.
Demikian informasi mengenai WHO yang mulai memperingatkan adanya ancaman wabah cacar monyet yang terjadi di Inggris beserta penjelasan mengenai virus tersebut. Sampai saat ini, Parents tidak perlu khawatir karena beberapa ahli mengatakan bahwa penyakit ini diprediksi tidak akan menjadi wabah besar.
***
Baca juga:
Cacar Air pada Bayi – Bisakah Bayi Baru Lahir Tertular Cacar Air?