COVID-19 varian Delta menjadi sorotan lantaran diduga kuat sebagai penyebab lonjakan kasus positif COVID-19 di Indonesia beberapa pekan terakhir. Penelitian terbaru mengungkap bahwa dua dosis vaksin Pfizer dan Astrazeneca dinilai ampuh untuk lawan varian Delta yang meresahkan ini.
Hingga saat ini, virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 terus menyebar dan bermutasi hingga menghasilkan varian-varian baru. Salah satunya adalah varian Delta atau B.1.617.2 yang mulai banyak ditemukan di Indonesia.
Varian Delta diketahui pertama kali dilaporkan di India pada bulan Desember 2020. Hingga kini, COVID-19 varian Delta telah ditemukan di 74 negara.
Artikel Terkait: Ciri-Ciri Corona Varian Delta, Pahami Agar Bisa Mengenali Gejalanya
COVID-19 Varian Delta Lebih Menular Dibandingkan Varian Biasa
Mengutip dari Alodokter, COVID-19 varian Delta diketahui lebih menular dibandingkan jenis sebelumnya. Menurut penelitian, tingkat penularannya lebih tinggi hingga 40% dari varian Alpha. Masih belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan varian Delta ini lebih menular.
Namun, ada salah satu teori yang menyebutkan bahwa protein di permukaan virus COVID-19 varian Delta lebih mudah menyatu dengan sel manusia dan lebih mudah mengalahkan sistem kekebalan tubuh sehingga manusia lebih mudah terinfeksi.
Selain itu, kemampuan COVID-19 varian Delta untuk bereplikasi juga cenderung lebih cepat dibandingkan virus COVID-19 biasa.
Jenis virus ini dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda pada setiap individu dan bervariasi di tingkat ringan hingga berat.
Beberapa gejala umum varian Delta adalah:
– Sakit Kepala
– Sakit Tenggorokan
– Demam
– Pilek
– Sesak Nafas
– Anosmia
Artikel Terkait: 8 Fakta dan Hoax Vaksin COVID-19, Jangan Sampai Salah Informasi!
Penelitian Buktikan Dua Dosis Vaksin Pfizer dan Astrazeneca Ampuh Lawan Varian Delta
Sebuah studi yang diterbitkan pada New England Journal of Medicine mengonfirmasi penemuan dari Public Health England mengenai efektivitas dari vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Oxfod-AstraZeneca.
Dilansir dari LINE Today, pada hari Rabu (21/7), telah ditemukan bahwa dua dosis suntikan vaksin Pfizer 88 persen efektif untuk mencegah penyakit simptomatik dari varian Delta dan 93,7 persen pada varian Alpha.
Sedangkan, dua suntikan vaksin Astrazeneca 67 persen efektif terhadap varian Delta dan 74,5 persen terhadap varian Alpha.
Sebelumnya, Public Health England menyatakan bahwa dosis pertama dari kedua vaksin tersebut sekitar 33 persen efektif melawan penyakit simptomatik dari varian Delta.
“Hanya berbeda tipis dalam hal efektivitas vaksin yang dicatat terhadap varian Delta, serta perbandingannnya dengan varian Alpha setelah pasien menerima 2 dosis vaksin,” tulis para peneliti dalam publikasi tersebut.
Antibodi yang dihasilkan dari vaksin Pfizer dan Astrazeneca dinilai cukup untuk melawan COVID-19 varian Delta.
Artikel Terkait: Efek Samping Vaksin COVID-19 yang Wajib Parents Ketahui
Pada bulan Juni lalu, produsen vaksin Sputnik asal Rusia mengklaim bahwa vaksinnya 90 persen efektif melawan varian Delta. Akan tetapi, vaksin Sputnik ini sempat menuai beberapa kontroversi karena diperkenalkan ke publik sebelum uji cobanya selesai.
Hingga kini vaksin tersebut masih menunggu persetujuan edarannya dari World Health Organization (WHO), seperti dikutip dari Aljazeera.
Perlu Parents catat bahwa vaksinasi saja belum cukup untuk mencegah COVID-19, baik varian biasa maupun varian Delta dan jenis lainnya.
Selain mendapatkan vaksin untuk lawan varian Delta maupun COVID-19 jenis lainnya, jangan lupa untuk menerapkan protokol kesehatan yang berlaku yaitu 5M; mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Baca Juga:
5 Jenis Vaksin COVID-19 untuk Ibu Hamil, Ini Aturan Pemberiannya
6 Hal yang Perlu Parents Ketahui Soal Vaksin COVID-19 pada Ibu Menyusui
BPOM Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 untuk Remaja Usia 12-17 Tahun