Urachus Persistent Adalah Eksisnya Saluran Kemih Janin Setelah Persalinan

Urachus persistent adalah kondisi ketika saluran kemih janin tetap ada usai bayi dilahirkan, dan ini bahaya bagi bayi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Urachus persistent adalah kondisi ketika kanal atau saluran kemih janin tetap ada setelah persalinan. Kondisi ini bisa membahayakan bagi bayi, Bunda.

Bagaimana cara mengetahui urachus ini eksis atau tidak setelah persalinan, dan bagaimanakan cara menanganinya? Simak penjelasannya di bawah ini, Bunda.

Urachus Persistent Adalah Kondisi yang Bisa Membahayakan Bayi

Urachus persistent adalah sisa saluran –berupa tabung atau tali tebal yang memiliki pembuluh darah yang disebut allantois- antara kandung kemih dan umbilikus (pusar) pada tubuh janin selama trimester pertama di kehamilan yang fungsinya untuk menyalurkan urine janin.

Laman University of California San Fransisco menjelaskan, saluran urachus ini umumnya menutup dan menghilang di usia kehamilan 12 minggu, lalu yang tersisa hanyalah tali fibrosa kecil antara kandung kemih dan umbilikus yang disebut ligamentum umbilikalis median.

Terkadang, mengutip Urology Health, saluran ini tetap ada setelah lahir. Urachus ini tidak ada manfaatnya setelah lahir, dan bila organ ini tetap ada, justru bisa menyebabkan masalah kesehatan pada bayi. Masalah-masalah ini disebut abnormalities urachal atau kelainan urachal.

Artikel terkait: Jangan sepelekan batu kandung kemih, waspadai gejalanya

Jenis Kelainan Urachus

Gangguan urachus terjadi ketika ada kelainan dengan penutupan saluran selama perkembangan janin. Setidaknya ada 4 jenis kelainan urachal. Yaitu:

  1. Urachal Cyst. Terjadi ketika bagian urachus tidak menutup, tetapi tidak ada hubungan antara kandung kemih dan umbilikus. Sering kali tidak menunjukkan gejala dan hanya terdeteksi ketika USG dilakukan karena alasan lain. Kadang-kadang kista urachal bisa terinfeksi dan bisa menyebabkan sakit perut atau bisa mulai mengeluarkan cairan keruh atau berdarah di umbilikus. Biasanya masalah ini terjadi pada anak berusia 2-4 tahun.
  2. Patent Urachus. Terjadi ketika urachus tidak menutup –bisa dikarenakan lubang atau sinus- dan ada hubungan antara kandung kemih dan umbilikus. Kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah urine bocor di umbilikus.
  3. Urachal Sinus. Terjadi ketika urachus tidak menutup dekat dengan umbilikus dan mengarah ke saluran buntu dari umbilikus ke dalam urachus yang disebut sinus. Ini bisa asimtomatik atau hadir dengan infeksi yang disertai dengan nyeri perut dan drainase cairan.
  4. Diverticulum. Terjadi ketika urachus tidak menutup dekat dengan kandung kemih dan mengarah ke saluran buntu dari kandung kemih ke dalam urachus yang disebut divertikulum. Ini juga bisa asimtomatik atau hadir dengan infeksi saluran kemih.

Gejala atau Tanda

Lantaran urachus ditemukan di antara pusar dan bagian atas kandung kemih, penyakit urachus dapat muncul di mana saja di area itu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tanda yang Terlihat

Pada bayi baru lahir dan bayi yang sudah lebih besar, drainase atau "basahnya" pusar yang tidak kunjung hilang bisa menjadi pertanda adanya masalah. Masalah paling umum di pusar adalah granuloma, yaitu area yang memerah dan teriritasi karena pangkal tunggul tali pusat tidak sembuh dengan benar.

Terkadang area tersebut bisa menjadi sangat merah, bahkan setelah tali pusat terlepas. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengoleskan sedikit alkohol atau hydrogen peroksida di area tersebut dua kali sehari, biasanya granuloma akan sembuh 2-3 hari kemudian. Jika kemerahan tidak hilang atau memburuk, segera periksakan ke dokter.

Tanda Lainnya

Pusar yang kering atau tidak basah bukan berarti tidak ada masalah. Justru sekitar 35 persen kelainan urachus berasal dari kista urachal yang tertutup atau terinfeksi. Biasanya masalah ini lebih sering terjadi pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa.

Tanda dan gejala umum urachus persistent adalah:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Sakit perut bagian bawah
  • Demam
  • Benjolan di area pusar yang bisa dirasakan
  • Nyeri saat berkemih (kencing)
  • Infeksi saluran kemih (ISK)
  • Terdapat darah dalam urine (hematuria)

Penyebab Urachus Persistent

Urachus persistent adalah kelainan yang jarang terjadi. Masalah ini sering kali terjadi pada bayi atau anak-anak, dan jarang terjadi pada orang dewasa. Penyebabnya? Tidak jelas mengapa ini terjadi.

Kondisi ini juga sering terjadi dalam bentuk benjolan atau kista yang bisa terinfeksi oleh karena kedua ujung saluran tertutup, sementara bagian tengahnya terbuka sehingga cairan berkumpul di sana.

Bayi yang mengalami masalah urachus persistent biasanya akan merasakan sakit perut bagian bawah, demam, nyeri saat buang air kecil, infeksi saluran kemih atau darah dalam urine.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Melansir laman Cleveland Clinic, penyebab lain dari masalah urachus persistent adalah infeksi pembuluh darah yang terdapat pada urachus atau masalah pada saluran vitelline, yang berada di antara pusar dan usus kecil.

Terkadang masalah kesehatan seperti radang usus buntu atau kista ovarium juga bisa menjadi tanda masalah dari urachal.

Frekuensi Kejadian

Sebenarnya seberapa umum kelainan urachus ini terjadi pada bayi? Frekuensi kejadiannya berbeda-beda, tergantung dari jenis masalahnya.

Insiden anomali urachal dianggap jarang. Sisa-sisa urachal asimtomatik mungkin ada pada hingga 2 persen dari populasi umum menurut studi otopsi, itu pun jarang bergejala. Seperti halnya kista urachal yang tidak menunjukkan gejala kecuali terjadi infeksi.

Dari semua jenis urachus, kista urachus menyumbang 30 persen dari semua anomali urachal dan merupakan anomali paling umum kedua setelah urachus paten (50 persen).

Kista urachal ditemukan pada 1:5000 otopsi dan terjadi lebih banyak pada anak laki-laki. Diperkirakan untuk urachus paten prevalensinya 1 sampai 2 kasus per 100.000 kelahiran.

Artikel terkait: Sepsis pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegah

Diagnosis Urachus Persistent

Gangguan urachal biasanya didiagnosis ketika ada gejala seperti drainase dari umbilikus, kemerahan di sekitar umbilikus, sakit perut, atau infeksi saluran kemih. Bila dokter mendapatkan tanda dan gejala ini pada buah hati Anda, ia mungkin akan melakukan pemeriksaan ini untuk membantu mendiagnosis penyakit si kecil:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  1. Jika dokter mencurigai janin mengalami urachus persistent selama pemeriksaan fisik, ia akan melakukan pemeriksaan USG untuk melihat jaringan dan organ dalam.
  2. Pada beberapa kasus, MRI (magnetic resonance image) mungkin diperlukan. USG dan MRI merupakan metode pemeriksaan noninvasif ini tanpa rasa sakit di mana fungsinya untuk mengambil gambar di dalam tubuh Anda.
  3. Jika dokter mencurigai basah di dekat pusar bayi benar-benar urine yang berasal dari kandung kemih, ia akan melakukan pengujian cairan untuk melihat apakah cairan itu mengandung urea atau kreatinin (keduanya ada dalam urine). Jika hasilnya positif, dokter akan menggunakan sonogram. Ini adalah tes di mana tabung kecil ditempatkan melalui lubang pusar guna menyuntikkan pewarna ke dalamnya, sebagai area sinar-X akan diambil. Jika pewarna terlihat bergerak dari pusar ke bagian atas kandung kemih, itu pertanda bayi mengalami masalah sinus urachal.
  4. Voiding Cystourethrogram (VCUG). Tes ini dilakukan jika ada infeksi saluran kemih atau untuk memastikan bahwa kandung kemih terkuras dengan benar.

Artikel terkait: 8 Cara Hamil yang Aneh di Dunia, Minum Air Seni hingga Menggosok Peti Mati

Penanganan

Alasan utama urachus persistent perlu dirawat adalah untuk mengatasi gejala seperti drainase, iritasi, dan infeksi.

Jika gangguan urachal muncul dengan infeksi, dokter akan mengobati infeksinya terlebih dahulu. Dokter akan memberikan antibiotik (misalnya antibiotik intravena) dan atau drainase bedah (bila penyebabnya kista yang terinfeksi atau rongga yang drainasenya buruk).

Setelah infeksi terkendali, eksisi urachus biasanya dilakukan (umbilikus tidak diangkat). Ini bisa dilakukan secara laparoskopi atau dengan sayatan kecil di perut bagian bawah. Pasien akan tinggal di rumah sakit 1-2 hari setelah operasi.

Pada beberapa kasus, dokter bisa menghilangkan urachus menggunakan operasi robotik, teknik invasif yang serupa dengan operasi laparoskopi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah mengontrol infeksi dan operasi pengangkatan kelainan urachal, bayi Anda diharapkan tidak akan memiliki masalah lagi dengan urachus.

Kemungkinan Komplikasi

Ada risiko kecil infeksi lokal sekitar kurang dari 10 persen setelah pengangkatan urachus, tetapi ini biasanya dapat diobati cukup dengan antibiotik.

Sementara itu, jaringan urachal yang bermasalah dan tidak segera diatasi dapat meningkatkan risiko anak terkena kanker.

***

Demikian penjelasan tentang kondisi urachus persistent. Jika buah hati Parents mengalaminya, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Baca juga:

id.theasianparent.com/warna-urine-bayi

id.theasianparent.com/kencing-berbusa

id.theasianparent.com/bayi-jarang-pipis