Mengalami rahim yang terbalik memang tidak bisa diprediksi kejadiannya. Biasanya, kasus seperti ini baru bisa terdeteksi setelah melakukan persalinan kala ketiga, yaitu proses pelepasan plasenta dari tempat implantasinya. Nah, bagi para bunda yang mengalami hal ini, mari simak ulasan rahim terbalik berikut ini.
Penyebab Rahim Terbalik
Rahim terbalik merupakan ragam anatomi panggul yang dimiliki perempuan. Kondisi ini banyak terjadi pada perempuan sejak lahir bahkan setelah dewasa. Mengutip Healthline, seperempat perempuan mungkin memiliki kondisi rahim yang terbalik. Sebagian besar penyebabnya karena genetika. Namun dalam beberapa kasus, hal tersebut karena jaringan parut atau bagian dari proses penyembuhan luka. Inilah beberapa penyebab retroverted uterus atau rahim retrofleksi.
- Endometriosis: Jaringan parut atau perlengketan endometrium dapat menyebabkan rahim menempel pada posisi terbalik, hampir seperti menempelkannya pada tempatnya.
- Fibroid: Fibroid atau pertumbuhan massa yang bersifat non-kanker di dalam rahim dapat menyebabkan rahim menjadi macet, cacat, atau miring ke belakang.
- Penyakit radang panggul atau Pelvic inflammatory disease (PID): Jika tidak diobati, PID dapat menyebabkan jaringan parut, yang mungkin memiliki efek yang mirip dengan endometriosis.
- Riwayat operasi panggul: Operasi panggul juga dapat menyebabkan jaringan parut. Mengutip Cleveland Clinic, jaringan seperti bekas luka dari operasi panggul sebelumnya (termasuk operasi caesar), penyakit radang panggul (PID) atau infeksi lain dapat menyebabkan jaringan di rahim menempel ke organ lain. Ini bisa menarik rahim ke belakang.
- Riwayat kehamilan sebelumnya: Dalam beberapa kasus, ligamen yang menahan rahim menjadi terlalu meregang selama kehamilan dan tetap seperti itu. Ini memungkinkan kondisi tersebut terjadi.
- Menopause: Orang yang memasuki masa menopause akan mengalami pelemahan otot panggul akibat penurunan hormon estrogen. Ligamen yang menahan rahim tidak dapat menopangnya dan menyebabkannya miring ke belakang.
Bagaimana Ciri-Cirinya?
Sumber: freepik
Sejumlah perempuan yang mengalami rahim retrofleksi mungkin tidak mengalami gejala apapun sehingga seringkali tidak menyadari kondisinya. Namun, sebagian besar mungkin mengalami sejumlah gejala, antara lain:
- Rasa sakit di vagina atau punggung bagian bawah selama hubungan seksual
- nyeri saat haid
- kesulitan memasukkan tampon
- peningkatan frekuensi buang air kecil atau perasaan tertekan di kandung kemih
- infeksi saluran kemih
- inkontinensia ringan
- tonjolan perut bagian bawah.
Bisakah Kita Mendeteksi Rahim Terbalik?
Rahim terbalik memang cukup sulit diperkirakan kejadiannya. Biasanya kasus ini terdeteksi pada persalinan kala tiga, yaitu saat proses pelepasan plasenta dari tempat implantasinya. Inversio uteri terjadi ketika bagian dalam rahim, yaitu uterus ikut keluar saat pelepasan plasenta dan ibu pun mengalami perdarahan.
Cara Penanganan Rahim yang Terbalik
Nama lain dari kejadian rahim yang terbalik ini adalah inversion uteri. Hal ini bisa saja terjadi ketika bagian dalam rahim yaitu proses uterus ikut keluar saat pelepasan plasenta dan ibu akan mengalami perubahan. Cara penanganan yang bisa dilakukan dengan cepat adalah perbaikan keadaan umum ibu. Setelah itu, cara lain yang bisa ditempuh adalah perbaikan posisi uterus ke semula sehingga tidak terjadi rahim yang terbalik.
Cara penanganan yang lain adalah operasi yang akan dilakukan apabila uterus tidak bisa direposisi. Operasi ini adalah pilihan terakhir yang akan dilakukan oleh para tenaga medis untuk menyelamatkan rahim yang terbalik. Namun, bunda tidak perlu khawatir dengan kesuburan rahim yang dimiliki. Hal ini karena inversion uteri tidak ada hubunganya dengan kesuburan.
Sehingga para bunda yang mengalami kasus rahim yang terbalik ini tidak perlu khawatir tentang akan memengaruhi kesuburan. Selain itu, hal ini tidak juga berhubungan dengan hubungan seksual yang dilakukan. Rahim yang terbalik ini juga bukan akibat dari gaya atau posisi seks tertentu saat Anda dan pasangan menjalani konsepsi.
Artikel Terkait: 10 Suplemen Asam Folat Ibu Hamil Pilihan untuk Kesehatan Bunda dan Janin
Apa yang Harus Dilakukan Setelah Mengalaminya?
Ibu yang mengalami kejadian ini harus banyak beristirahat makan makanan bergizi, terutama yang mengandung zat besi untuk mengatasi kekurangan darah yang terjadi saat pendarahan.
Minumlah banyak air putih dan ikutilah semua petunjuk dokter.
Bila ibu mengalami kondisi ini, tentu ada risiko lebih besar untuk mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya. Beritahukan riwayat ini kepada dokter Anda di saat kehamilan berikutnya.
Berikan Riwayat Kehamilan untuk Persalinan Berikutnya
Komplikasi yang terjadi pada seseorang mengalami rahim terbalik ini kurang lebih tidak akan menyebabkan susah buang air kecil. Hal ini tergantung dari seberapa besar uterus yang keluar. Apabila uterus yang keluar ini menekan kantung kemih dan uretra, maka dapat menyebabkan fistel atau sumbatan pada saluran kandung kemih. Hal inilah yang kemudian menyebabkan susah buang air kecil.
Apabila ibu mengalami hal ini maka sebaiknya bunda mulai beristirahat. Hal ini bertujuan untuk membuat kondisi dari ibu segera pulih. Jangan lupa untuk selalu mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi yang tinggi untuk mengurangi darah pada saat terjadi pendarahan. Sebaiknya bunda juga harus rajin untuk mengkonsumsi air putih dan mengikuti saran dari dokter agar bisa segera pulh.
Perlu bunda ingat bahwa kejadian rahim yang terbalik ini bisa menyebabkan Anda memiliki risiko untuk mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya. Oleh karenanya penting bagi bunda untuk memberikan riwayat rahim yang terbalik pada dokter kandungan yang akan menangani kelahiran Anda di kehamilan berikutnya.
Apakah Inversio Uteri Memengaruhi Kesuburan?
Terlepas dari faktor penyebab maupun proses penanganannya, satu hal yang pasti akan mengurangi rasa khawatir Bunda adalah inversio uteri tidak berhubungan dengan kesuburan.
Selain itu, kondisi ini tidak berhubungan dengan posisi berhubungan seks, atau gaya berhubungan tertentu saat Anda dan pasangan menjalani konsepsi.
Apakah Rahim Terbalik Menyebabkan Susah Buang Air Kecil?
Komplikasi yang terjadi saat seseorang mengalami kondisi ini tergantung dari seberapa besar uterus yang keluar.
Bila uterus yang keluar menekan kantung kemih dan uretra, maka dapat menyebabkan fistel atau sumbatan pada saluran kemih. Keadaan inilah yang seringkali membuat ibu mengalami susah buang air kecil.
Bolehkah Melakukan Pijat untuk Mengatasi Rahim yang Terbalik?
Sebagian masyarakat menganggap pijat atau urut rahim bisa mengatasi retroverted uterus. Sayangnya, hal tersebut tidak disarankan secara medis. Mengurut rahim belum terbukti secara medis bisa mengembalikan rahim ke posisi normal.
Pijat rahim mungkin bisa membantu tubuh terasa rileks tetapi hal tersebut belum tentu bisa mengatasi retrofleksi rahim. Sebab, penyebab kondisi rahim yang terbalik mungkin berbeda-beda pada setiap perempuan sehingga membutuhkan perawatan yang berbeda pula.
Melakukan perawatan secara medis masih menjadi salah satu cara yang dianjurkan untuk mengatasi retrofleksi rahim. Dokter mungkin menganjurkan sejumlah perawatan tergantung dengan kondisi pasien, antara lain:
- Olah raga: jenis latihan tertentu yang dirancang untuk memperkuat ligamen dan tendon yang menahan rahim dalam posisi tegak mungkin bermanfaat, misalnya senam kegel. Namun, ini tidak akan berfungsi jika retrofleksi rahim disebabkan oleh jaringan parut atau perlengketan.
- Pesarium terbuat dari silikon atau plastik: meletakkan pessarium ke dalam vagina untuk menopang rahim ke posisi tegak mungkin bisa dilakukan untuk kondisi tertentu. Namun, bila dilakukan dalam jangka panjang dapat menyebabkan infeksi.
- Pembedahan: dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk memposisikan ulang rahim, dan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit.
Pengalaman Rahim Terbalik
Sumber: freepik
Seorang ibu dari theAsianparent Community membagikan pengalaman salah satu temannya yang baru saja urut rahim. Setelah pemijatan, dia justru mengalami sakit perut. Temannya kemudian mencari alternatif tukang urut lain, hasilnya pada pemijatan kedua, rahimnya disebut terjepit, mengalami peranakan jauh, hingga miom bergeser. Berdasarkan pengalaman tersebut, dia menyarankan lebih baik melakukan perawatan medis ke dokter agar tidak menyesal nantinya.
Seorang ibu lain juga membagikan pengalamannya yang telah mencoba urut rahim di sejumlah tempat. Saat melakukan USG tetap saja kondisi rahimnya terbalik. Dia menyarankan lebih baik melakukan perawatan medis. Sebab, masalah kesuburan bukan hanya rahim terbalik saja.
Pertanyaan Populer Terkait Rahim Terbalik
Apakah Rahim terbalik dapat hamil?
Rahim yang terbalik biasanya tidak memengaruhi kemampuan wanita untuk hamil. Namun, kondisi lain seperti endometriosis, penyakit radang panggul (PID), dan fibroid mungkin bisa menyebabkan sulit hamil. Jika diperlukan bisa melakukan perawatan infertilitas, seperti inseminasi intrauterin (IUI) atau fertilisasi in vitro (IVF).
Apakah rahim terbalik bisa normal kembali?
Rahim terbalik dapat diatasi dengan sejumlah perawatan seperti senam kegel maupun pemasangan alat pesarium yang fungsinya membantu menopang rahim sehingga kembali ke posisi normal. Beberapa kondisi juga memerlukan pembedahan.
Bagaimana cara berhubungan jika rahim terbalik?
Memiliki rahim yang terbalik biasanya tidak mengganggu sensasi atau kenikmatan seksual. Namun, dalam beberapa kasus bisa menyakitkan. Posisi tertentu dan dorongan yang dalam dapat meningkatkan ketidaknyamanan. Diskusikan dengan pasangan sampai menemukan posisi yang nyaman dan bisa menikmati hubungan seksual bersama. Jika tetap terasa sakit bahkan terjadi pendarahan segera hubungi dokter.
Itulah beberapa penjelasan singkat mengenai kelainan rahim yang terbalik dan biasa dialami oleh beberapa bunda. Penting bagi Anda untuk selalu menjaga tubuh agar tetap fit dan tidak mengalami kejadian yang tidak diinginkan. Yang paling penting adalah untuk memberikan riwayat kehamilan Anda bahwa Anda pernah mengalami kondisi ini di kehamilan sebelumnya.
Parents, semoga ulasan di atas bermanfaat.
***
Artikel telah diupdate oleh: Faizah Pratama
Konsultasi: Dr. Irman Christiono, SPOG, Siloam Hospitals TB Simatupang.
Baca juga:
Hamil 6 bulan tapi perut tidak besar, Bumil ini menjelaskan alasannya
Menstruasi tak teratur dan menyiksa, gadis ini punya kelainan pada rahim dan vagina
4 Posisi Janin dalam Kandungan, Mana yang Terbaik untuk Persalinan?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.