Tak pernah terlintas dibenak Molly-Rose Taylor bahwa di usianya yang masih sangat muda, 19 tahun, ia akan mengalami kelainan bentuk rahim.
Pada awalnya, gadis asal Gillingham ini hanya menduga bahwa sesuatu yang salah dari kondisi yang ia alami jika dibandingkan perempuan lain pada umumnya. Di mana ia mengalami menstruasi yang seringkali terasa abnormal.
Mengalami menstruasi tak lazim
Sejak pertama kali menstruasi, Taylor seringkali merasakan rasa sakit yang parah. Ini terjadi saat usianya masih 9 tahun, namun saat itu dokter masih belum mendiagnosis kondisi langkanya ini.
Dokter masih beranggapan bahwa rasa sakit yang ia alami dikarenan usianya yang masih cukup dini untuk menstruasi. Seiring bertambahnya usia, kondisi ini tidak membaik. Justru bertambah buruk dan begitu mengganggu.
Sakit yang dirasakannya ini semakin intens, tak jarang ia sampai mengigau dan sering pingsan. Pendarahan saat menstruasi pun terlihat tak lazim, saat mengenakan satu tampon atau pembalut, darah masih tetap keluar dari vaginanya.
Saat usianya beranjak remaja, rupanya dalam satu periode, ia mengalami dua kali menstruasi.
Artikel terkait : Rahim Retro, kelainan posisi rahim yang membuat Bunda susah punya anak
Didiagnosis uterus didelphys
Taylor mengaku sangat penasaran atas kondisi yang menimpanya. Ia pun mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada tubuhnya, namun sayangnya informasi yang tersedia sangat minim.
Saat melakukan konsultasi dengan dokter umum, ia menceritakan kondisi serta hal yang diketahuinya dari pencarian informasi. Ia meminta agar dokter tersebut merujuk dirinya ke dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih intensif, berupa pemindaian vagina.
Saat melakukan pemeriksaan dengan dokter kandungan, ia pun mulai menemukan titik terang, "Dokter memastikan aku memiliki dua rahim, dua leher rahim dan dua vagina. Aku merasa sangat senang akhirnya tahu apa yang salah," ujarnya, dikutip dari Daily Mail.
Melakukan operasi
Dokter pun memutuskan untuk melakukan operasi. Pada Agustus 2017, Taylor mulai menjalani operasi untuk pengangkatan septum longitudinal di Rumah Sakit Universitas College London.
Ia meyakini bahwa langkah yang ia pilih merupakan tindakan terbaik, dibandingkan harus mengangkat salah satu organ reproduksinya.
Sudah siap akan konsekuensinya
Di usianya yang masih belia ini, berjuang dengan penyakit yang 'tak biasa' rupanya juga mendewasakannya. Ia tahu betul konsekuensi dari kondisinya, khususnya terkait dengan masa depan fungsi reproduksinya.
Dokter mengingatkan bahwa pada kondisinya ini, ia akan lebih rentan mengalami keguguran, dibandingkan perempuan lain pada umumnya.
"Meskipun aku mungkin menghadapi beberapa komplikasi ketika aku siap untuk memulai sebuah keluarga, karena ada kemungkinan besar keguguran, setidaknya aku sekarang dapat merencanakan ke depan karena aku sadar," ujarnya.
Dari pengalamannya ini, ia ingin semakin banyak perempuan yang mengetahui, lebih mawas diri apabila mengalami menstruasi yang tidak biasa. Oleh karena itu, Taylor tak segan untuk berbagi cerita dan pengalamannya pada khalayak.
Terkait kondisi ini, sebenarnya apa itu uterus didelphys?
Artikel terkait : Catat! 7 Gejala rahim rusak yang harus diwaspadai semua wanita
Kelainan bentuk rahim uterus didelphys
Dalam istilah sederhana, kondisi yang dialami Taylor bisa juga disebut rahim ganda. Kondisi langka ini terjadi karena bawaan saat pembentukan organ reproduksi dalam kandungan.
Perempuan yang memiliki rahim ganda seringkali mengalami kehamilan yang sukses, namun ini dapat meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur.
Gejala yang perlu diwaspadai
Sayangnya, pada banyak kasus, rahim ganda tidak menimbulkan gejala. Namun kondisi yang dialami seperti Taylor, seorang perempuan bisa mengeceknya dari menstruasi yang dialami.
Umumnya banyak wanita yang awalnya berkonsultasi akibat perdarahan menstruasi yang tidak dapat 'dibendung' oleh satu tampon atau pembalut. Pada kasus yang juga dialami Taylor, darah masih keluar dari uterus dan vagina kedua.
Kapan harus periksa?
Jika mengalami menstruasi yang terasa abnormal, yang bisa diliat dari segi jumlah darah, rasa sakit, hingga periode, jangan ragu untuk segera periksakan ke dokter kandungan. Termasuk apabila Anda mengalami riwayat keguguran berulang kali.
Komplikasi
Ada beberapa risiko komplikasi yang bisa menimpa seorang perempuan dengan kondisi ini, di antaranya :
- Infertilitas
- Keguguran
- Lahir prematur
- Kelainan ginjal
Perlu diketahui bahwa, tidak sedikit perempuan yang tidak memiliki masalah besar dengan kondisi rahim ganda ini. Meski demikian, tentu saja bukan menjadi pembenaran Anda membiarkannya. Sebaiknya tetap periksakan secara menyeluruh pada dokter untuk penanganan yang lebih tepat.
Baca Juga :
id.theasianparent.com/transplantasi-rahim-sukses
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.