Sebuah penelitian besar menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi lemak, gorengan, daging olahan, serta minuman manis terkait dengan risiko kematian henti jantung mendadak yang lebih tinggi. Penelitian yang diterbitkan di Journal of American Heart Association ini meneliti pola diet pada lebih dari 21.000 orang berusia 45 tahun ke atas. Penelitian ini berlangsung selama 18 tahun.
Melansir dari WebMD, dalam penelitian tersebut, partisipan dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok mengonsumsi beberapa jenis makanan saja. Misalnya, satu kelompok mengonsumsi makanan tinggi lemak, gorengan, daging olahan, serta minuman manis, kemudian kelompok lain mengonsumsi makanan berbasis sayur dan buah, dan seterusnya.
Risiko Henti Jantung Mendadak Lebih Tinggi pada Kelompok Ini
Dari pengelompokan tersebut, para peneliti melihat bahwa kelompok yang mengonsumsi makanan dengan lemak tambahan, makanan yang digoreng, telur dan hidangan telur, daging organ, daging olahan, serta minuman manis cenderung memiliki risiko kematian henti jantung mendadak yang lebih tinggi sebesar 46 persen daripada kelompok yang tidak mengonsumsi makanan tersebut. Sementara itu, penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa diet Mediterania dikaitkan dengan risiko 26 persen lebih rendah untuk kematian jantung mendadak.
Penulis utama studi James Shikany, DrPH, profesor kedokteran di University of Alabama di Birmingham, mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa diet adalah faktor yang dapat kita kendalikan untuk mengurangi risiko kematian akibat henti jantung mendadak.
“Saya harap ini adalah bagian lain dari teka-teki yang akan membantu orang membuat perubahan,” katanya.
“Jadi, alih-alih makan daging sekali atau dua kali sehari, mereka sebaiknya mengurangi konsumsinya menjadi dua atau tiga kali seminggu. Saya suka perubahan kecil dan bertahap karena itu lebih cenderung bertahan. ”
Artikel terkait: Sayangi Jantung Anda! 10 Cara Ini Bisa Bantu Cegah Serangan Jantung
Untuk membuat perubahan yang langgeng, Stephen Juraschek, MD, PhD, anggota Komite Nutrisi American Heart Association dari Lifestyle and Cardiometabolic Health Council, menyarankan untuk fokus pada dua hal, yakni konsumsi sayur dan buah serta mengurangi asupan garam.
“Kita semua harus memikirkan cara untuk meningkatkan jumlah porsi buah dan sayuran yang kita makan setiap hari,” katanya.
“Kita juga perlu mengurangi paparan garam dengan makan lebih banyak di rumah dan menghindari produk tinggi garam atau makanan cepat saji yang mengandung banyak garam.”
Penelitian ini merupakan penelitian terakhir dari beberapa penelitian sebelumnya. Pada tahun 2018, Shikany dan rekan-rekannya melaporkan bahwa orang dewasa berusia 45 tahun ke atas dengan penyakit jantung memiliki kaitan dengan konsumsi lemak tambahan, makanan yang digoreng, telur dan hidangan telur, daging organ, daging olahan, dan minuman manis.
Mereka juga melihat adanya risiko kematian yang lebih rendah pada orang-orang yang mengonsumsi diet mediterania. Lalu apa sebenarnya diet Mediterania itu?
Artikel terkait: Sering Minum Air Es Bikin Sakit Jantung? Ini Penjelasan Dokter
Diet Mediterania Turunkan Risiko Terkena Henti Jantung Mendadak
Melansir dari Mayo Clinic, diet mediterania merupakan cara makan berdasarkan masakan tradisional negara-negara yang berbatasan dengan Laut Mediterania. Meskipun tidak ada definisi tunggal dari diet Mediterania, diet ini biasanya kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun. Komponen utama diet Mediterania meliputi:
- Konsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan lemak sehat setiap hari
- Asupan mingguan ikan, unggas, kacang-kacangan dan telur
- Porsi sedang dari produk susu
- Batasi asupan daging merah
- Konsumsi wine secara moderat
- Beraktivitas fisik secara teratur
Artikel terkait: Orang Terdekat Berduka saat Pandemi, Ini 7 Hal yang Sebaiknya Dilakukan
Manfaat diet mediterania
Selain menurunkan risiko terkena penyakit henti jantung, diet mediterania juga memiliki beberapa manfat lainnya. Beikut beberapa di antaranya, seperti dilansir dari Help Guide.
- Mencegah penyakit jantung dan stroke. Mengikuti diet Mediterania membatasi asupan roti olahan, makanan olahan, daging merah, dan mengonsumsi anggur merah. Semua faktor ini dapat membantu mencegah penyakit jantung dan stroke .
- Menjaga tetap gesit. Nutrisi yang diperoleh dengan diet Mediterania dapat mengurangi risiko mengembangkan kelemahan otot dan tanda-tanda kelemahan sekitar 70 persen.
- Mengurangi resiko alzheimer. Penelitian menunjukkan bahwa diet Mediterania dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer atau demensia .
- Mengurangi separuh risiko penyakit Parkinson. Tingginya tingkat antioksidan dalam diet Mediterania dapat mencegah sel-sel mengalami stres oksidatif, sehingga mengurangi risiko penyakit Parkinson.
- Meningkatkan umur panjang. Diet Mediterania terbukti dapat menurunkan risiko kematian hingga 20 persen.
- Melindungi dari diabetes tipe 2. Diet Mediterania kaya akan serat yang dicerna dengan lambat, mencegah perubahan besar dalam gula darah, dan dapat membantu mempertahankan berat badan yang ideal.
Baca juga:
Henti jantung, kondisi yang sebabkan Didi Kempot meninggal, ini gejalanya!
Ashraf Sinclair meninggal karena serangan jantung, kenali gejalanya sejak dini
Hilang Indra Penciuman Pertanda Baik bagi Pasien COVID-19, Ini Penjelasannya