Kita semua mengetahui kini pandemi telah memasuki babak baru dengan meroketnya kasus positif sekaligus kasus kematian karena COVID-19. Setiap hari berita duka dapat datang silih berganti dari siapa saja. Bagaimana cara kita menghadapi sekeliling yang tengah berduka saat pandemi seperti sekarang?
Berita dari media massa mengenai kematian, dan kabar duka dari teman-teman di sosial media tentu belakangan ini semakin sering Parents dengar.
Dikutip dari Tempo, berdasarkan data Kementerian Kesehatan kasus kematian akibat COVID-19 setiap harinya dapat bertambah hingga 1000 jiwa. Bukan mustahil di antara angka tersebut ada orang-orang terdekat Anda.
Apa yang Bisa Kita Lakukan Ketika Ada yang Berduka Saat Pandemi?
Sumber: Freepik
Dalam menghibur mereka yang tengah berduka karena kehilangan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sebisa mungkin, kita tidak makin menambah beban pikiran mereka yang telah ditinggal oleh orang tercinta.
COVID-19 mengubah ritme kehidupan kita, tak terkecuali dalam proses kedukaan. Jika sebelum pandemi kita biasa mengadakan acara seperti pengajian, pemakaman, dan lain sebagainya untuk mereka yang berduka, kini kegiatan tersebut tak bisa dilakukan guna mencegah penyebaran virus.
Meskipun begitu, berikut adalah beberapa hal yang bisa Parents lakukan untuk menghibur mereka yang sedang berduka.
1. Berikan Dukungan Mental Untuknya
Sumber: Freepik
dr. Santi Yuliani, SpKJ, dokter spesialis kedokteran jiwa di RS Jiwa Prof. DR. Soerojo Magelang melalui akun Instagramnya @santi_psychiatrist menyebut bahwa dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, dukungan mental untuk orang-orang terdekat sangat dibutuhkan.
Mengutip dari Mashable, rasa duka atau kesedihan karena kehilangan diproses masing-masing individu dengan cara yang berbeda-beda. Perlu diingat bahwa rasa sedih ini adalah emosi yang wajar dimiliki oleh setiap orang.
“Validasi emosi mereka, berikan kesempatan untuk mereka mencerna apa yang sedang terjadi. Sedih, marah, kecewa, cemas, itu adalah manusiawi, tidak salah, dan wajar,” tulis dr. Santi dalam media sosialnya.
Oleh karena itu, sebaiknya Parents menghindari untuk mengatakan hal seperti ‘Jangan sedih’, karena mereka memang berhak untuk sedih dan rasa sedih tersebut adalah wajar.
2. Hindari Memberi Nasihat yang Tidak Perlu pada Orang yang Berduka saat Pandemi
Sumber: Freepik
Hal yang perlu dihindari untuk diberikan kepada mereka yang kehilangan adalah nasehat yang tidak perlu. dr. Santi menjelaskan bahwa nasehat yang tidak perlu akan memberi kesan menggurui dan menyalahkan.
Misalnya kepada mereka yang berduka, hindari mengatakan ,’Seharusnya begini…’ atau ‘Lebih baik begini….’, atau ‘Coba saja kalau…’. Kata-kata tersebut bisa saja membuat mereka merasa down dan lebih tenggelam dalam kesedihan.
3. Tunjukkan Empati pada Mereka yang Berduka saat Pandemi
Sumber: Freepik
Kehilangan orang yang dicintai karena COVID-19 secara spesifik bisa memunculkan rasa duka yang lebih rumit. Hal ini terjadi karena dipicu oleh rasa ketidakpastian yang mendera setiap orang selama pandemi.
Menurut dr. M. Katherine Shear, psikiater dan peneliti klinis dari Columbia University, anggota keluarga yang ditinggalkan bisa saja merasa bersalah karena salah satu di antara mereka meninggal dunia. Rasa bersalah karena selamat bisa saja menjadi pencetus dari gangguan mental seperti kecemasan berlebih atau anxiety.
Maka dari itu, Parents hendaknya menunjukkan empati kepada mereka yang berduka dengan sebaik-baiknya.
4. Hadir untuk Mereka yang Berduka saat Pandemi
Sumber: Freepik
Karena keterbatasan selama pandemi yaitu tidak bisa hadir secara fisik, manfaatkan teknologi untuk ‘hadir’ pada mereka yang berduka. Parents bisa memanfaatkan segala bentuk komunikasi misalnya pesan chat atau media sosial.
Akan lebih baik jika Parents menggunakan telepon untuk menyampaikan belasungkawa karena termasuk ke dalam bentuk komunikasi yang lebih intim.
Jika mereka yang berduka tak langsung merespon pesan dari Anda, jangan kuatir. Mereka tentu memerlukan waktu untuk memproses duka mereka. Tetap berikan dukungan untuk menunjukkan pada teman, sahabat, atau keluarga yang tengah berduka bahwa mereka tidak sendirian.
5. Berikan Bantuan dalam Bentuk Sederhana
Sumber: Freepik
Melansir dari Prevention, sebaiknya Parents menghindari untuk melakukan sesuatu yang besar, misalnya menyiapkan pemakaman secara virtual tanpa terlebih dahulu menanyakan apakah bantuan Parents dibutuhkan atau diinginkan.
Ingatlah bahwa tujuan kita adalah untuk mendukung, bukan untuk mengambil alih hak mereka. Tempatkan diri pada posisi pelayat.
Akan jauh lebih baik jika Parents memberikan bantuan dalam bentuk yang sederhana namun bermakna. Misalnya memberikan bantuan bahan masakan, makanan, atau obat-obatan. Dalam proses berduka biasanya mereka tak memiliki waktu untuk menyiapkan segala sesuatunya sendiri.
6. Jangan Berasumsi Bahwa Anda Paham Perasaan Mereka
Sumber: Freepik
Bahkan jika Parents pernah mengalmai hal yang serupa, misalnya ditinggal orang tersayang karena COVID-19, ingatlah bahwa duka atau kesedihan yang dirasakan teman kita tidaklah sama.
Hindari mengatakan hal seperti, ‘Saya tahu perasaan Anda’, atau ‘Saya tahu bagaimana rasanya’.
Berikanlah waktu dan perhatian Parents kepada mereka yang berduka dengan sepenuh hati. Ada kalanya mereka hanya ingin menangis dan didengar dengan ditemani tanpa harus diberikan apa-apa.
7. Hati-Hati Memilih Kalimat
Sumber: Freepik
dr. Santi mengingatkan untuk berhati-hati dalam memilih kalimat yang hendak diucapkan kepada mereka yang berduka.
“Jangan sampai apa yang kita sampaikan justru membuat mereka merasa tidak nyaman dan semakin sedih,” ungkapnya.
Selain itu, advisor di SehatMental.di ini juga menjelaskan bahwa bisa saja kita memberikan toxic positivity dengan kalimat yang tampaknya ‘menghibur’ atau ‘mendukung’, tapi nyatanya malah menjadi beban.
***
Itulah beberapa hal yang bisa Parents lakukan untuk memberikan dukungan kepada mereka yang tengah berduka saat pandemi. Semoga dapat bermanfaat untuk Parents dan orang-orang tersayang.
Baca Juga:
Demi Kesehatan Mental Anak, Jangan Lakukan 7 Hal ini Pada Mereka
Penelitian: Dukungan pada Ibu Menyusui Membantu ASI Eksklusif Menjadi Lebih Efektif
Hati-hati, Ini 9 Ciri Mental Breakdown atau Stres Berat yang Berkepanjangan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.