Hilang indra penciuman atau dalam dunia medis disebut anosmia adalah gejala yang paling umum dirasakan pasien yang terinfeksi Virus Corona. Belakangan, studi menunjukkan bahwa anosmia atau hilang indra penciuman adalah pertanda baik bagi pasien COVID-19.
Lalu, apa kaitannya anosmia dengan pertanda baik ini? Bagaimana penjelasannya? Simak informasi selengkapnya melalui tulisan di bawah ini.
Mayoritas Pasien COVID-19 Mengalami Anosmia, Bisa Jadi Pertanda Baik
Sumber: iStockphoto
COVID-19 masih jadi momok bagi sebagian besar masyarakat di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Sebaran kasus ini khususnya di Indonesia masih terus bertambah dan jumlah kasus positif yang dilaporkan setiap harinya masih terus meningkat. Tak sedikit para penderita COVID-19 yang gugur karena infeksi yang cukup berat.
Akan tetapi, jumlah pasien COVID-19 dengan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala sama sekali (OTG) juga mendominasi angka sebaran kasus di Indonesia. Hilang indra penciuman dan indra perasa adalah contoh dua gelaja ringan yang umumnya dialami mayoritas pasien positif COVID-19.
Dalam skala internasional, mengutip dari Healthline, sebanyak 86 persen dilaporkan mengalami gejala anosmia. Kabar baiknya, dari jumlah tersebut, sebanyak 55 persen dari penderita COVID-19 yang mengalami anosmia adalah pasien dengan gejala ringan.
Data ini diperoleh berdasarkan riset yang dilakukan pada bulan Januari 2021. Meski demikian, sampai saat ini para peneliti belum menemukan penyebab mengapa kebanyakan pasien COVID-19 yang mengalami anosmia adalah pasien dengan gejala ringan.
Hilang Indra Penciuman Pertanda Baik, Diduga Antibodi Pasien Cukup Kuat
Sumber: iStockphoto
Sampai saat ini, para peneliti masih belum menemukan kesimpulan pasti terkait apa yang menyebabkan mayoritas pasien COVID-19 dengan anosmia hanya mengalami gejala ringan. Namun, dugaan sementara bisa jadi karena antibodi yang cukup kuat yang dimiliki oleh para pasien tersebut.
Meski demikian, Dr. Jonathan Overdevest, asisten profesor rinologi dan bedah dasar tengkorak di Columbia University, mengatakan bahwa hal ini masih belum dapat dipastikan. Menurutnya, anosmia umumnya adalah respons tubuh ketika hidung tersumbat akibat pilek yang disebabkan oleh infeksi virus.
“Kita tahu bahwa kehilangan penciuman karena COVID-19 lebih dari mekanisme sederhana yang terjadi pada infeksi saluran pernapasan musiman, yakni ketika gejala umum seperti hidung tersumbat dan pilek mengakibatkan aliran udara yang buruk, dan berkurangnya pengiriman bau ke daerah hidung yang bertanggung jawab kepada bau,” ujarnya, mengutip dari Kompas.com.
Dr. Jonathan Overdevest masih belum berani menarik kesimpulan apakah anosmia bisa jadi pertanda bahwa pasien COVID-19 hanya akan mengalami gejala ringan. Hasil penelitian masih mengatakan bahwa kesimpulan ini bersifat bias.
“Kejelasan asosiasi ini dibatasi oleh beberapa faktor pemicu. Namun, batasan utama untuk menarik kesimpulan ini adalah bias dan statistik,” kata Overdevest. “Di mana banyaknya kasus COVID-19 yang lebih ringan dibandingkan kasus yang parah memberikan populasi individu yang lebih luas untuk mengalami perubahan bau,” tambahnya.
Hanya 37 Persen Pasien COVID-19 dengan Gejala Sedang-Berat Mengalami Anosmia
Lebih lanjut lagi, penelitian yang diadakan pada bulan Januari 2021 ini melibatkan sebanyak 2.581 pasien COVID-19 yang tersebar di 18 rumah sakit di Eropa. Dari hasil penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa sekitar 55 persen pasien COVID-19 dengan gejala ringan mengalami beberapa tingkatan anosmia.
Akan tetapi, rata-rata, mereka kehilangan indra penciuman dan perasa selama sekitar 22 hari. Temuan lainnya adalah, anosmia juga dialami oleh sekitar 37 persen pasien COVID-19 yang mengalami gejala sedang hingga berat. Bagaimana dengan pasien dengan gejala berat?
Untuk pasien COVID-19 dengan gejala berat yang berhasil sembuh, hanya sekitar 6,9 persen yang mengalami kehilangan penciuman dan perasa. Meski belum ada kesimpulan lebih lanjut, tetapi temuan ini tentunya merupakan suatu kemajuan yang sangat berguna untuk mengidentifikasi penyakit COVID-19.
Hingga saat ini, para peneliti pun masih terus berusaha untuk mengungkapkan apa yang menyebabkan pasien COVID-19 dengan gejala ringan mayoritas mengalami anosmia dan apakah hal ini bisa menjadi pertanda baik.
Nah, Parents, demikian informasi mengenai hilang indra penciuman pertanda baik. Semoga informasi di atas bermanfaat dan membantu Anda mengetahui lebih jauh tentang karakteristik COVID-19. Cari tahu lebih banyak tentang COVID-19 di theAsianparent Indonesia. Jangan lupa jaga prokes, ya!
Baca juga:
Benarkah Vaksin Covid Mempengaruhi Haid? Ini Kata Pakar
Divaksinansi Justru Bikin Positif COVID-19? Ini Penjelasan Dokter!
6 Fakta COVID-19 Varian Lambda, Jadi Varian Paling Dipantau WHO
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.