Trofoblastik gestasional merupakan sebuah penyakit yang muncul saat kehamilan. Kondisi ini biasanya menyebabkan embrio tidak berkembang atau terbentuk selama pembuahan. Salah satu jenis kondisi yang tergolong dari penyakit ini dan sering terjadi adalah hamil anggur.
Trofoblastik Gestasional: Jenis, Gejala, dan Beberapa Langkah Mengatasinya
Trofoblastik sendiri diambil dari kata trofoblas, yakni sekolompok sel yang dihasilkan dari sel telur dan sperma yang telah memulai proses pembuahannya. Sel trofoblas inilah yang akan berkembang menjadi embrio atau bakal janin dan membentuk plasenta atau ari-ari.
Meski begitu, jaringan trofoblas tersebut kadang dapat mengalami kelainan, sehingga tidak dapat membentuk plasenta dan embrio. Nah, kondisi jaringan trofoblas yang tidak berkembang inilah yang pada akhirnya dikenal sebagai penyakit trofoblastik gestasional (PTG). Pada beberapa kasus, jaringan trofoblas juga bisa membentuk jaringan abnormal, seperti tumor atau kista.
Sementara itu, sel trofoblas sendiri hanya ditemukan pada tubuh perempuan hamil. Sehingga penyakit ini selalu didahului oleh suatu kehamilan. Oleh karena itu, angka kejadian dari penyakit ini juga cukup jarang. Yakni 11,5 per 1.000 kehamilan di Indonesia.
Hal tersebut pun dijelaskan oleh Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Upik Anggraheni Priyambodo, Sp.OG, dari Rumah Sakit Pondok Indah, Pondok Indah.
“Jadi, pada kasus penyakit trofoblas gestasional ini, kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna. Melainkan berhadapan dengan kondisi degenerasi hidropik. Gambarannya seperti gelembung-gelembung kecil berisi air. Mirip anggur. Maka, penyakit ini sering dikaitkan dengan mola hidatidosa atau hamil anggur,” ungkap Upik kepada theAsianparent Indonesia.
Jenis Penyakit Trofoblastik Gestasional
Masih banyak yang mengira jika penyakit trofoblas gestasional ini disebabkan oleh hamil anggur. Namun sebenarnya, hamil anggur sendiri merupakan salah satu jenis dari penyakit ini.
Dokter Upik kembali menjelaskan,”Hamil anggur adalah salah satu bentuk dari penyakit trofoblastik gestasional, bukan penyebab. Hamil anggur sendiri dibagi menjadi dua, komplet dan parsial berdasarkan keberadaan janin di dalam kantung kehamilan.
“Hamil anggur komplet biasanya 75-80 persen muncul sebagai akibat dari pembelahan hasil pembuahan sel sperma terhadap sel telur yang ‘kosong’. Sementara yang parsial, biasanya 90 persen berasal dari kelainan jumlah kromosom triploid, dengan dua set gen haploid paternal dan satu gen haploid ibu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, beberapa kondisi yang tergolong sebagai penyakit trofoblas gestasional di antaranya adalah:
- Hamil anggur atau mola hidatidosa
- Tumor trofoblas ganas yang mencangkup: mola invasif, koriokarsinoma, placental site trophoblastic tumor (PSTT), dan epithelioid trophoblastic tumor (ETT).
Siapa Saja yang Berisiko Mengalami?
Hingga saat ini, para ahli masih belum bisa menjelaskan secara pasti apa penyebab dari penyakit ini. Namun, biasanya kondisi trofoblas gestasionalini banyak dikaitkan dengan mutasi genetik.
Adapun berdasarkan penjelaskan dokter Upik, berikut merupakan faktor risiko yang diketahui berkaitan dengan PTG, yakni:
- Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun, atau pun di atas 35 tahun
- Adanya riwayat hamil anggur sebelumnya
- Pernah mengalami keguguran spontan, serta infertilitas
- Faktor nutrisi dan diet, yaitu defisiensi karotena yang merupakan prekursor vitamin A dan lemak hewani
- Faktor genetik
- Adanya kebiasaan merokok atau ibu merupakan seorang perokok pasif
Bisakah Penyakit Ini Dicegah?
Dokter Upik kembali menjelaskan, “Sayangnya, pencegahan untuk penyakit ini adalah tidak hamil. Artinya, siapa pun yang hamil tetap berisiko mendapatkan penyakit ini. Namun, perlu diingat bahwa kejadian penyakit ini adalah jarang. Pola hidup dan nutrisi seimbang sebelum hamil sebaiknya dilakukan untuk semua persiapan kehamilan.”
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Selanjutnya, menurut dokter Upik, gejala PTG yang sering ditemukan biasanya adalah terjadinya perdarahan pervaginam yang tidak normal.
“Maka, setiap perempuan yang mengalami perdarahan haid tidak teratur atau lain dari biasanya, harus menyingkirkan kemungkinan kehamilan terlebih dahulu,” ungkap dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Adapun gejala umum PTG yang kerap timbul di antaranya adalah:
- Ukuran rahim terlihat lebih besar dari usia kehamilan
- Perut terasa nyeri atau kram
- Mual dan muntah hebat sebagai respon dari hormon hCG yang meningkat melebihi batas normal
- Peningkatan tekanan darah, bisa diikuti dengan sakit kepala, bengkak di bagian kaki dan tangan, atau munculnya tanda-tanda ke arah preeklampsia
- Perdarahan pervaginam yang berlanjut setelah abortus atau persalinan lebih dari batas waktu normal
- Mudah lelah, sesak napas, berdebar-debat akibat kondisi dari anemia yang timbul
- Gejala hipertiroid, seperti jantung berdebat, mudah gemetar, mudah berkeringat, sulit tidur, mudah cemas, dan penurunan berat badan drastis.
Diagnonis dan Langkah Mengatasinya
Gejala yang telah disebutkan tersebut tidak bersifat mutlak. Maka, Bunda tetap perlu memeriksakan diri ke dokter apakah Anda mengalami PTG atau pun tidak.
Menurut dokter Upik, penyakit ini sendiri dapat didiagnosis pada trimester awal, terutama pada usia 8 minggu kehamilan. Pemeriksaan fisik dan USG biasanya dilakukan. Apabila hasilnya didapatkan kantung kehamilan yang tidak disertai adanya janin dan denyut jantung, maka ada kemungkinan kehamilan tidak berkembang.
“Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar hormon beta hCG sebagai penanda tumor juga dilakukan untuk diagnosis dan evaluasi pengobatan. Selain itu, pemeriksaan laboratorium juga dilakukan untuk mengetahui penyakit penyerta atau komplikasi. Pemeriksaan penunjang lain seperti rongten dada, CT-scan, MRI, mungkin juga dibutuhkan tergantung indikasi untuk melihat perluasan penyakit,” paparnya.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan seseorang mengalami PTG jinak atau hamil anggur, dokter biasanya akan melakukan tindakan kuretasi. Sementara itu, jika PTG yang dialami dicurgai kanker atau berpotensi tumor, dokter akan menangani kondisi tersebut dengan memberikan kemoterapi, terapi radiasi, serta operasi seperti histerektomi.
Secara umum, PTG dapat disembuhkan. Ada pun keberhasilan terapi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
- Jenis PTG
- Apakah tumor menyebar ke otot rahim, kelenjar getah bening, atau organ lain
- Jumlah, lokasi, dan ukuran tumor
- Kadar beta hCG dalam darah
- Rentang waktu ditemukannya tumor sejak kehamilan terjadi
- Apakah PTG terjadi setelah kehamilan anggur, keguguran, atau kehamilan normal
- Riwayat PTG sebelumnya
Bisakah Pasien Trofoblastik Gestasional Hamil Kembali Setelah Sembuh?
Dokter Upik juga menjelaskan, pilihan terapi pun cenderung menjadi pertimbangan apakah pasien masih ingin hamil atau tidak. Pasalnya, terapi PTG membutuhkan waktu dan kesabaran sampai tumor sudah dipastikan benar-benar hilang.
Rentang batas lamanya dilakukan terapi hingga hal tersebut terpenuhi adalah 12 bulan sebelum pasien diperbolehkan hamil kembali. Selama itu, biasanya pasien juga akan disarankan menggunakan kontrasepsi pil setelah kadar hormon kembali normal.
“Nah, apabila pasien sudah menyelesaikan pengobatannya dan diperbolehkan dokter untuk hamil kembali, maka persiapan nutrisi dan pola hidup sehat menjadi penting. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko berulangnya hamil anggur,” ungkap dokter Upik.
Sementara itu, setelah 12 bulan, kemungkinan pasien mengalami hamil anggur kembali adalah rendah. Yakni sekitar 1 hingga 2 persen saja. Suplementasi vitamin A dan asam folat bisa diberikan untuk menunjang kehamilan lagi.
“Setelah sembuh, faktor risiko umum juga perlu dihindari. Caranya adalah dengan tidak merokok, mengonsumsi alkohol atau makanan mentah, mengonsumsi kafein berlebihan, atau pun kelelahan karena berkegiatan. Sebaliknya, perbanyak makanan sehat seperti buah dan sayur dengan gizi seimbang. Rutin olahraga dan tentunya istirahat yang cukup,” pungkasnya.
Itulah penjelasan mengenai penyakit Trofoblastik Gestasional yang perlu Bunda ketahui. Agar terhindar dari penyakit ini, pastikan Anda menerapkan pola hidup sehat sebelum merencanakan kehamilan, ya. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
Sempat dikira hamil, Kesha Ratuliu ungkap ada tumor di payudaranya, kenali gejalanya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.