Mengenal Sejarah dan Makna Tradisi Wiwitan Masyarakat Jawa!

Tradisi wiwitan adalah ritual persembahan tradisional masyarakat Jawa sebelum panen padi. Yuk, ketahui lebih lanjut tentang tadisi ini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Terdapat banyak kebudayaan dan tradisi yang dimiliki masyarakat Indonesia. Salah satunya yang masih dilakukan oleh sebagian masyarakat suku Jawa adalah tradisi wiwitan. Yuk, ketahui lebih lanjut tentang tradisi ini, Parents!

Apa Itu Tradisi Wiwitan?

Sumber: freepik

Dilansir dari Website Kelurahan Bangunjiwo, Bantul, wiwitan adalah ritual persembahan tradisional masyarakat Jawa sebelum panen padi dilakukan. Ritual itu dilakukan sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur para petani padi kepada Tuhan yang Maha Esa.

Tradisi wiwitan ini bahkan sudah ada sejak sebelum agama masuk ke tanah Jawa lo, Parents

Memasuki musim panen, petani di daerah pedesaan akan melakukan ritual wiwitan. Tradisi ini disebut sebagai ‘wiwitan’ karena arti kata ‘wiwit’ adalah ‘mulai’. Jadi, tradisi ini bisa diartikan sebagai simbol memulai panen padi.

Proses wiwitan dilakukan di sawah dan biasanya dipimpin oleh Mbah Kaum (sesepuh yang memimpin wiwitan). Mba Kaum akan mengawali prosesi dengan berdoa, lalu dilanjutkan memotong sebagian padi sebagai tanda padi sudah siap dipanen. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Mengenal Upacara Peusijuek, Tradisi Warisan Leluhur Masyarakat Aceh

Tidak hanya pemotongan padi, masyarakat juga menyajikan dan menyantap makanan bersama saat acara wiwitan.

Makanan yang disajikan pun merupakan makanan tradisional yaitu nasi gurih, ayam kampung, sayur nangka, krupuk, tahu, tempe, ikan teri, peyek, telur dan jajanan pasar yang biasanya dibungkus dengan daun pisang atau jati.

Uniknya, tidak semua makanan akan dikonsumsi. Sebagian makanan juga ditinggalkan di sawah untuk persembahan kepada Dewi Sri atau Dewi Padi yang telah menumbuhkan padi.

Salah Satu Daerah yang Masih Melakukan Tradisi Wiwitan 

Sumber: freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akibat modernisasi, banyak petani suku Jawa yang sudah tidak lagi menyelenggarakan tradisi  Wiwitan. Namun, di desa-desa tertentu, tradisi ini masih tetap dilaksanakan lo, Parents

Para petani yang mempertahankan budaya yang telah diwariskan oleh leluhurnya, masih menjalankan tradisi tersebut.

Dilansir dari bernasnews, salah satu daerah yang para petaninya masih melakukan tradisi wiwitan adalah di kawasan Kelurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada 10 April 2021, pasangan Hadi Suwarno (65) dan Pantiyem yang tinggal di Padukuhan Dero terlihat sedang menyiapkan acara wiwitan.

Sejak siang hari mereka telah menyiapkan ubarampe (sarana doa dan syukuran) yang berisi nasi gurih, sayur trancam, ingkung ayam, satu sisir pisang, telur rebus, sejumlah lauk dan jajanan pasar.

Hadi Suwarno menjelaskan bahwa wiwitan adalah bagian dari tradisi mereka. Acara ini juga merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan.

 “Ini sudah tradisi kami setiap akan panen padi melakukan wiwitan. Sebagai wujud syukur pada Yang Kuasa yang telah memberi panenan padi bagi manusia,” ungkapnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain bentuk rasa syukur, menurut Hadi Suwarno, tradisi wiwitan dilakukan untuk mengajak semua orang menghargai pangan, khususnya padi. 

“Sawah itu ya harus diolah biar berkah. Meski berbagai kesulitan dihadapi, kita harus tekun mengolah lahan-lahan pangan ini,” sambungnya.

Artikel terkait: Mengulik Akar Tradisi Pawang Hujan Nusantara, Masih Eksis Hingga Kini

Detail Acara Wiwitan di Kelurahan Wedomartani

Sumber: freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah semua ubarampe disajikan di salah satu sudut lahan yang akan dipanen, Hadi Suwarno memulai acara wiwitan dengan membakar dupa, diikuti dengan pemanjatan doa-doa, serta memercikkan air yang telah didoakan ke persawahan. 

Setelah itu, ia meletakkan sejumlah takir (wadah kecil berisi makanan beralas daun pisang) ke sudut-sudut persawahan yang hendak dipanen. 

Makanan yang sudah didoakan juga dibagikan kepada semua orang yang mengikuti wiwitan. Tidak jarang, sejumlah orang yang kebetulan lewat juga mendapat makanan.

“Ini wujud syukur kita, bahwa setiap rezeki yang kita terima, seberapapun besarnya harus dibagi. Agar banyak orang ikut menikmati,” ucap Hadi Suwarno.

Respon Anak Muda Terhadap Acara Wiwitan di Kelurahan Wedomartani

Sumber: freepik

Sejumlah anak muda juga terlihat antusias mengikuti prosesi wiwitan yang dilaksanakan oleh keluarga Hadi Suwarno.

“Asyik juga. Jadi tahu kalau mau panen padi dimulai dengan upacara adat wiwitan seperti ini,” ungkap Hilda, seorang anak muda warga Wedomartani.

Tidak hanya Hilda, Sigit Tastomo, seorang pemuda asal Sleman yang kebetulan melintas juga terkesima dengan tradisi wiwitan ini.

 “Sudah lama saya tidak melihat dan menikmati sego wiwit dari upacara adat wiwitan seperti ini. Bagus ini,” ujar Sigit.

Nah, itulah sejarah dan makna tradisi wiwitan masyarakat Jawa. Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Parents!

Baca juga: